Buku: Shutter Island

Judul buku: Shutter Island
Penulis: Dennis Lehane
Penerbit: Harper
Tebal: vii + 385 halaman
Harga: Rp 79.000,-
ISBN: 978-0-06-170325-6

Tips membaca dari saya:
1. Jangan pernah mengintip halaman terakhir sebuah buku. Alasan: karena kemungkinan dapat membuat kita menebak-nebak bahkan tahu bagaimana akhir ceritanya.
2. Usahakan membaca buku jangan melompat-lompat, melainkan runut membacanya. Apalagi, kalau bukunya menarik. Alasannya, sama dengan alasan nomor satu.

Jadi, kedua hal di atas merusak suasana ketika saya membaca buku Shutter Island. Yang tadinya saat di awal-awal cerita saya menjadi tegang, tak bisa menutup buku barang sedikit pun, rasanya ingin ditamatkan saat itu juga, tapi pada akhirnya buku tidak terasa menyenangkan lagi. Gara-garanya ya itu membaca halaman terakhir (ini kebiasaan buruk saya) dan membaca melompat. Yang terakhir ini murni "kecelakaan". Saat saya sedang asyik membaca, tiba-tiba buku jatuh dari pegangan saya. Saya pun lupa terakhir halaman berapa dan saya membolak-balik halamannya. Sayangnya, ketika sedang membolak-balik halaman buku, saya terhenti pada satu halaman yang merusak semuanya. Di halaman tersebut, benang merah yang kusut pun terurai sudah. Saya jadi tahu teka-teki yang Bapak Dennis Lehane coba berikan disini. Dan itu membuat saya mengutuk. Damn! Sialan! Gak seru lagi ceritanya.

Anyway, Shutter Island berkisah tentang seorang U.S. Marshall Teddy Daniels. Ia bersama rekannya, Chuck Aule, mendapat tugas untuk mencari Rachel Solando, pasien yang menghilang dari Ashecliffe Hospital. Rumah sakit ini dikhususkan untuk mereka yang the Criminally Insane. Logikanya, pasien manapun tidak dapat meninggalkan rumah sakit tersebut karena letaknya yang berada di sebuah pulau, Shutter Island, yang dikelilingi oleh lautan lepas. Belum lagi, ketatnya penjagaan disana. Bagi siapapun yang mencoba untuk kabur, opsinya adalah berenang bermil-mil untuk mencapai daratan. Jelas tidak mungkin, kan?

Tapi, kenapa Rachel Solando bisa hilang begitu saja tanpa jejak? Apakah ia mendapat bantuan dari orang dalam untuk kabur?

Penyelidikan pun dimulai. Seiringnya penyelidikan, Daniels pun mulai mendapatkan fakta lain dari Ashecliffe Hospital. Fakta yang mencengangkan. Benarkah rumah sakit ini beroperasi dengan mengabaikan sisi manusiawi? Menjadikan pasien-pasien disana sebagai kelinci percobaan untuk pengobatan? Melakukan operasi ilegal? Daniels mulai merasa tidak nyaman. Ia mulai berpikir bagaimanapun caranya ia harus keluar dari pulau tersebut. Dan ternyata, untuk keluar dari Shutter Island bukanlah perkara mudah.

Dari skala 1 - 5, saya berikan nilai tiga untuk novel ini. Seandainya saya tidak mengalami kedua hal yang sudah saya sebutkan sebelumnya, niscaya saya akan memberikan nilai lebih.

p.s.: gambar sampul buku saya ambil dari sini.

7 comments

  1. bahahahaha....
    sama kim, penyakit aku kalo udah baca novel....Langsung Buka Halaman Terakhir!!!

    ReplyDelete
  2. @fruit pie
    kalo begitu, mari kita tos dulu!

    ReplyDelete
  3. nakal! :)) laen kali diinget2 jangan buka bagian terakhir, baik sengaja maupun tidak... hehehe

    ReplyDelete
  4. : : christin : :
    iya nih... harus diinget2 terus. :((

    ReplyDelete
  5. Ini kayaknya cocok sama filemnya yak?.. mikirrr berath

    ReplyDelete
  6. : gaphe :
    Wah, saya malah belum nonton filmnya. hehehe... :D

    ReplyDelete
  7. Pengen beli bukunya. Ada saran? Tx a lot

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.