Letter #3: Takut

Day 34. Post a Day 2011.

Tuhan,

Baru saja saya membaca sebuah tulisan yang menyayat hati. Tulisan tentang kepedihan seorang anak yang baru ditinggal ibunya. Saya membacanya di sini.

Sedih saya rasakan ketika membaca tulisan tersebut. Sudah terasa air mata hendak keluar, tapi saya tahan. Sampai akhirnya saya kalah. Air mata pun keluar dan saya menangis sedih. Dada saya ikut terasa sesak. Sungguh.

Tulisan itu mengingatkan saya akan orangtua di kampung halaman. Ketakutan saya yang paling besar, yaitu kehilangan orang-orang yang saya cintai semakin memuncak. Ketakutan yang saya coba tekan ke dasar hati dan berpura-pura melupakan. Menganggap ketakutan itu tidak pernah ada.

Namun, tulisan dari Bang Alex Hidayat tersebut seperti memantikkan kembali api ketakutan saya. Rasa takut itu muncul lagi sekarang. Tangan dan kaki saya mulai terasa dingin. Buah dari rasa ketakutan? Entahlah.

Saya memejamkan mata. Menarik napas dalam-dalam. Hembuskan. Mencari ketenangan dan membuang ketakutan.

Tuhan,

Ijinkanlah orangtua saya berumur panjang. Berikanlah saya kesempatan untuk berbakti kepada kedua orangtua saya.

Terima kasih, Tuhan.

3 comments

  1. yah saya juga punya persaan yang sama.... berharap juga orangtua saya juga ga dipanggil terlebih dahulu sbelum saya bisa membanggakannya....

    ReplyDelete
  2. met siang..saya juga pernah mengalami perasaan spt itu. makanya mulai dari sekarang harus baik2 sam ortu kita ya.

    ReplyDelete
  3. mari kita sama-sama doakan ke2 orang tua masing2... semoga mas ya..

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.