Etika Ngeblog Versi Kimi

Day 72. Post a Day 2011.

Teman saya, Iman, meninggalkan komentar di tulisan saya yang ini. Komentarnya berupa pemberitahuan bahwa saya di-tag di tulisannya. Saya dan beberapa narablog lain diminta oleh Iman untuk menuliskan tentang etika mengeblog.

Well... Bukan suatu hal yang mudah ketika saya diminta untuk menulis tentang etika mengeblog versi saya. Selama ini apa yang disebut "etika mengeblog" itu hanya ada di benak saya. Tidak ada rumusnya, tidak ada versi tercatatnya. I just know it.

Ketika berbicara tentang etika mengeblog ini, yang ada di benak saya adalah tugas-tugas kuliah/akademik. Maksudnya, saya menyamakan etika mengeblog dengan ketika saya mengerjakan tugas kuliah. Sesederhana itu.

Pertama, tentu saja tidak boleh melakukan plagiarisme. Di sini saya persempit saja plagiarismenya ke hal tidak boleh menyalin mentah-mentah tulisan orang lain dan mengklaim tulisan tersebut sebagai tulisan diri sendiri, tanpa mencantumkan link tulisan asli atau tanpa memberi tahu siapa penulis pertama tulisan tersebut (seandainya si copycat menyalin tulisan dari buku, jurnal, koran, atau media cetak lainnya).

Plagiarisme ini masalah serius. Menurut saya, orang-orang yang melakukan plagiarisme adalah orang-orang yang inferior. Dalam hal ini, mereka tidak percaya diri akan kemampuan mereka sendiri untuk menulis blog. Mereka mencari tulisan-tulisan lain yang dianggap bagus dan mengklaim bahwa tulisan tersebut adalah hasil pemikiran mereka. Saya kasihan dengan orang-orang seperti itu.

Memang tidak atau belum ada (atau jangan-jangan sudah ada?) peraturan hukum yang melindungi hak cipta narablog di internet, entah itu tulisan, ide pemikiran, foto, atau yang lainnya. Oleh karena itulah, dalam hal ini kita memerlukan etika. Tanamkan ke dalam diri masing-masing untuk menghargai karya orang lain, sekecil apapun karya tersebut. Kalau memang tulisan, ide, foto, atau yang lainnya itu bukan dari otak kita yang berpikir, cantumkanlah dari mana kita mendapatkannya.

Saya setuju kalau ada yang bilang di dunia ini tidak ada yang 100% original. Kita bisa mendapat inspirasi dari mana saja. Kita bisa meniru gaya tulisan X, Y, atau Z, atau malah menggabungkan ketiganya. 100% orisinalitas itu susah, namun bukan berarti tidak mungkin. Tapi, ketika menulis dan mendapat inspirasi dari X, Y, atau Z tersebut tidak ada salahnya kan kita mengakui bahwa kita mendapat inspirasi dari orang lain? Tulis saja, misalnya "Gue terinspirasi dari gaya nulisnya Raditya Dika."

Kedua, meminta ijin. Kalau kita ingin menulis di blog (atau di mana saja) tentang seseorang, ada baiknya kita meminta ijin dari orang tersebut. Mungkin saja orang tersebut berkeberatan kisah atau pengalaman pribadinya menjadi konsumsi publik atau mungkin dia hanya meminta namanya jangan ditulis lengkap cukup inisial saja.

Penggemar: Kalau orangnya di sekitar kita, sih, mudah untuk minta ijinnya. Lah, kalau ternyata kita mau menulis kisah orang-orang terkenal bagaimana? Cara minta ijinnya gimana coba?

Ng... Kalau itu sih susah ya. Tapi, saya rasa kalau ingin menulis kisah orang-orang tenar beda perkara lah. Hihihi... *ngikik*

Ketiga, jangan menyebar fitnah dan kebencian. Blog sangat mudah diakses. Siapapun bisa membaca tulisan kita. Siapa tahu tulisan kita bisa mempengaruhi orang lain? You never know. Jadi, ada baiknya menulis di blog jangan tentang gosip atau fitnah yang menjatuhkan orang lain. Apalagi tanpa ada bukti yang kuat. Eh, meski ada bukti kuat bukan berarti kita bisa dibenarkan untuk menulis gosip, fitnah, kebencian--atau apa lah namanya--lho ya. Misalnya, kita melihat teman kita mencontek pas ujian. Lantas, kita menulisnya di blog kita kalau teman kita itu mencontek, bahkan kita menulis nama lengkapnya! Atau kalau mau lebay kita menulis alamat rumahnya, e-mail, nomor telponnya, sampai ke nomor sepatunya.

Berikutnya... Ehm, apalagi ya? Ah, untuk saat ini saya rasa cukup tiga hal itu dulu deh. Namanya juga etika, susah kalau mau dirumuskan ke dalam bentuk tertulis. Saya pikir masih banyak hal lain terkait etika mengeblog ini yang sekarang belum terpikir oleh saya.

Mungkin ada teman-teman yang ingin menambahkan?

9 comments

  1. makasih yah kkimmmm udah mau nulis soal etika ngebloogg... dan bener bangeeet semua yang lo tulisss

    ReplyDelete
  2. menarik sekali. memang baru dasarnya, namun sangat mengena. by the way kalau kamu mau lebih banyak belajar etika blog atau aspek2 blog lainnya, sempatkan waktu tgl 25-26 Juni utk ikutan blogilicious dong. nanti kita ketemu dan kopdar di sana aja. hehehe.

    alamat pendaftarannya di blogilicious[dot]eevent[dot]com (perhatikan: eevent, 'e'nya ada 2)

    ReplyDelete
  3. kalau aku sempat, aku akan datang. :D

    ReplyDelete
  4. ada postingan khusus buat kamu --> http://emmanuelthespecialone.blogspot.com/2011/06/etika-ngeblog-di-mata-para-blogger.html 

    ReplyDelete
  5. hmmm ahrus mnta ijin yah? hehehehe

    ReplyDelete
  6. ini yang paling sulit dan ga selamanya kaaan kita perlu ijin dulu kalo mau ngepost.... ga efisien.. hehehhe

    ReplyDelete
  7. Ya kalau hanya mau nulis namanya sebaris, atau untuk biar tulisan biar lebih ngalir, sih gue rasa gak masalah. Seperti gue yang sering nyebut nama temen gue, tp dalam tulisan itu bukan tentang dia.

    Yang gue maksud untuk minta ijin sih kalo dalam tulisan itu kita memang mau nulis tentang seseorang. Ya, tergantung hati lo aja lah. Klo lo mau nulis tentang orang itu mau minta ijin dulu sama orang itu ya bagus, kalau gak minta ijin ya selama si orangnya gak berkeberatan ya gak apa2. Itu sih menurut gue.

    ReplyDelete
  8. Yg pertama itu yg sering terjadi. Karena merasa sudah dibagi penulisny di dunia maya jadi bebas untuk mengcopynya.

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.