Jenuh

Day 134. Post a Day 2011.

Tiga bulan terakhir saya bolak-balik ke negara seberang - kampung halaman. Ayah saya sedang sakit dan beliau berobat di sana. Selama itu pula saya tidak terlalu update dengan kabar terakhir dari Indonesia. Di sana saya tidak membuka internet. Sekadar membuka twitter tidak bisa, baca Google Reader pun tidak, apalagi kalau mau update blog. Otomatis lah saya seperti orang yang miskin informasi, miskin gosip, tidak tahu apa-apa.

Baru seminggu pulang ke rumah, baru mau update lagi gosip-gosip artis kita, eh saya sudah pergi lagi. Dan baru hari ini saya pulang ke rumah. Kemarin menginap dulu di Jakarta. Di hotel, saya nonton MetroTV dan melihat berita pembantaian tiga puluh orang di Mesuji karena rebutan lahan antara perusahaan dengan penduduk setempat.

Gila.

Belum lama dari itu, saya mendengar berita seorang mahasiswa, Sondang Hutagalung, membakar dirinya di depan istana negara. Aksi Sondang itu menunjukkan kekecewaannya terhadap rejim SBY.

Gila.

Saya bisa gila jika terus-terusan membaca, mendengar, melihat berita-berita seperti ini. Sepertinya masa depan negara ini suram sekali.

Rasanya mau tutup mata saja dan pura-pura tidak peduli. Tapi, saya tidak bisa membohongi hati nurani. Berminggu-minggu tidak tahu kabar negeri sendiri membuat saya rindu Indonesia. Tapi, begitu tahu kabarnya kok saya sepertinya mau kabur saja dan tinggal di luar negeri yang makmur, aman, dan sejahtera.

Masa bodoh dengan "mari berbuat sesuatu untuk memperbaiki negara ini" dan blablabla. Kalau presidennya saja tidak peduli, buat apa saya peduli? Buat apa saya peduli kalau saya malah jadi stres sendiri?

Ya ya ya, saya sedang jenuh. Jenuh dengan Bapak Presiden. Jadinya, saya terdengar apatis ya?

Ya sudah. Jadi kapan pemilu presiden? Bisa dipercepat gak?

6 comments

  1. Saya yakin negara kita tidak seburuk itu. Contohnya perekonomian, saat Eropa berdarah-darah, kemarin Indonesia rating investasinya malah dinaikkan ke investment grade sama Fitch. Ini jelas sangat menggembirakan untuk masa depan Indonesia. Cuma pastinya prestasi-prestasi semacam ini ga akan pernah di-blow-up media, paling cuma muncul 3 menit di berita ekonomi. Media mainstream sekarang benar-benar sedang meracuni pemirsanya demi kepentingan-kepentingan pemiliknya.

    ReplyDelete
  2. Mudah-mudahan aja negara kita baiknya di segala bidang. :D

    Jujur, aku sih nggak terlalu ngerti soal perekonomian. Yang aku cuma tau sekilas ya Eropa sedang berdarah-darah ekonominya, dan mudah2an gak sampe ke sini.

    Yah, mungkin media mainstream senangnya cuma berita yang jelek2 aja untuk meracuni pemirsanya. Seperti yang Mas Galih bilang untuk kepentingan2 pemiliknya. Jadinya yang positif dari negara ini tenggelam. Yang muncul yang negatif2nya. Akibatnya ya seperti aku yang jadi begini... *halah*

    ReplyDelete
  3. gewelsun ayahnya kimi ya..

    ReplyDelete
  4. nice article....thanx for share here...salam kenal slalu ya

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.