Doa

Semalam dalam perjalanan pulang dari Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung ke rumah, saya berdoa, "Tuhan, jauhkanlah aku dari penyakit sariawan." Eh sesudah berdoa begitu kok saya jadi berpikir kalau saya berdoa seperti itu apa itu berarti saya tidak berkeberatan kalau penyakit-penyakit yang lain malah berdatangan? Kan itu doanya terlalu spesifik. Tidak mau sakit sariawan lagi, bukan berarti saya mau sakit yang lain juga kan? Berarti saya berdoanya jangan hanya minta dijauhkan dari penyakit sariawan, tetapi juga dijauhkan dari penyakit kanker, jantung, diabetes, dan sebagainya deh. Saya tidak tahu sudah ada berapa jenis penyakit sampai tulisan ini dibuat.

Penggemar: Kalau begitu, Kim, kenapa tidak berdoa saja secara general? Misalnya, "Tuhan, jauhkanlah aku dari segala macam penyakit. Sehatkanlah selalu jiwa dan ragaku."?

Iya sih. Tapi, kalau yang saya dengar-dengar katanya kalau berdoa ke Tuhan itu minta yang spesifik. Seperti sekarang ini saya lagi sariawan ya saya berdoanya semoga sariawan saya cepat sembuh dan juga minta jangan sariawan lagi selamanya. Sudah bosan saya sariawan melulu dari kecil. Kalau sudah sariawan, mulut saya bisa penuh dengan sariawan. Akibatnya saya jadi susah ngomong, susah makan, dan susah minum. Kalau dipaksakan untuk makan, air mata bisa keluar. Serius. :~

Bahkan saking stresnya saya, saya sampai berdoa di media sosial segala. Berdoa dengan menulis status di Facebook, kadang-kadang di Twitter. Dengan harapan kalau Tuhan tidak mendengar doa saya sehabis sholat, sewaktu saya mau makan, sewaktu saya menangis karena sariawan, atau dimana saja saya berdoa, mudah-mudahan Tuhan mau membaca status saya. Hah! Macam Tuhan punya akun Facebook dan Twitter saja. 

Tapi ya saya kembali lagi berpikir saya berdoa minta supaya jauh dari sariawan bukan berarti saya tidak mau juga dijauhkan dari berbagai penyakit lain. Seharusnya doa saya itu ada kelanjutannya ya? "Tuhan, jauhkanlah aku dari penyakit sariawan dan berbagai macam penyakit yang lain. Amin."

Eh tapi, bukannya Tuhan Maha Tahu ya? Meski saya tidak menambahkan doa, seharusnya Tuhan sudah tahu isi hati saya kan? Dia tahu saya inginnya apa. Tuhan tahu saya tidak ingin sakit apapun (lagian memangnya ada orang yang mau sakit?). Jadi, baik doa yang spesifik banget maupun doa yang general banget ataupun doa yang (bagi kita manusia) absurd banget, seharusnya Tuhan tahu kan maksud hati saya apa? Halah, jadi njelimet begini.

So, kalau saya berdoa sapu jagad, "Tuhan, Engkau tahu apa yang aku mau. Kabulkanlah. Amin." seharusnya Tuhan oke-oke saja. Tapi, terkadang yang tidak "oke-oke saja" itu malah orang lain. Kalau saya cerita saya berdoa begitu ke teman-teman saya (ngapain juga kali ya saya cerita-cerita ke orang lain saya berdoa apa? Gebleg.), pasti ada satu atau beberapa yang menegur saya. Mereka pasti bilang,  "Kalau doa itu mbok ya yang spesifik, yang jelas kamu maunya apa." Lah, maunya saya banyak. Kalau ditulis bisa berlembar-lembar kertas ukuran A4. Apa setiap kali saya berdoa saya harus membawa catatan doa saya itu biar ingat semua doa saya--yang jadi maunya saya--biar saya tidak lupa? Namanya juga manusia, ingatan manusia kan terbatas. Kadang ya, sudah saya catat pun saya mau berdoa apa, sudah selesai berdoa tetap deh ada yang ketinggalan. Contohnya nih, "Aduh, harusnya tadi saya juga berdoa kalau saya juga ingin punya selingkuhan seperti Jeremy Renner dan Adam Levine! Jangan cuma minta doa ingin punya pacar seperti Rafael Nadal!" Perihal doa itu bakal dikabulkan atau tidak, itu urusan lain. Yang penting kan sudah berdoa. *eh*

Jadi, untuk berjaga-jaga daripada ada doa yang tertinggal, lebih baik doa sapu jagad kan? :O *ditimpuk bata sekampung*

Ya, begitulah kira-kira renungan saya semalam yang saya tuliskan di pagi ini. Sayang kalau tidak dituliskan. Anggap saja sebuah pengingat bahwa saya pernah berpikir seserius ini. Jarang-jarang lho saya mikir serius. Seringnya berpikir yang tidak serius-serius. Saya mah seringnya berpikir yang menyenangkan hati saja lah pokoknya. Jadi agak bangga juga saya bisa mikir serius. *halah* 

Eh tapi, jangan kalian anggap ini terlalu serius ya. Tak baiklah bagi kesehatan kalian. Halah.

15 comments

  1.  tidak salahnya kita berdoa walaupun akan dikabulkan or tidaknya :)

    ReplyDelete
  2. Apapun doanya minumnya teh botol sosro (~_~ ... #NGaco...

    Tapi doanya kok selingkuh sih (~_~

    ReplyDelete
  3. kalau menurutku agar ga sariawan, coba banyak makan sayur/buah dan minum air putih, kalau makan/minum selain itu biasanya bisa membuat badan  menjadi panas dalam

    kalau sudah panas dalam, bisa memicu sariawan

    ReplyDelete
  4. loh, jadi doa sebaiknya yang spesifik atau yang general. atau berdoa yang umum-umum dulu, setelah itu makin spesifik dan makin spesifik.

    tapi kalau denger denger orang berdoa atau membaca buku doa itu, biasanya doa general (doa sapu jagat) dipakai dalam rangkaian doa penutup.

    ngomong ngomong kok kira sama sama sedang sariawan ya, aku sariawan di bibir kiri. :p

    ReplyDelete
  5. doa apa pun yang dipanjatkan hamba-Nya dengan tulus dan khidmad, insyaalllah akan senantiasa didengar dan dikabulkan, mbak kimy. semoga sariawannya segera sembuh dan tidak ada lagi penyakit2 lain. 

    ReplyDelete
  6. Amin. Terima kasih, Pak Sawali. :)

    ReplyDelete
  7. Kalau aku sedang sariawan di lidah. Kalau udah sariawan di lidah, hadeuh... mau makan sakit banget. :(

    ReplyDelete
  8. Iya, sepertinya saya belakangan ini memang kurang minum air putih dan kurang makan sayur/buah. Jadi sariawannya numpuk deh.

    ReplyDelete
  9. Hihihihi... Itu kan hanya contoh. :P

    ReplyDelete
  10. Betul sekali. Yang penting banyak-banyak berdoa. :)

    ReplyDelete
  11. saya cuma bisa  turut mendoakan sebagian besar doamu dikabulkan Yang Maha Segalanya :)

    ReplyDelete
  12. nice Blog... :D

    ReplyDelete
  13. Kenapa "sebagian besar"? Kenapa gak semuanya? :-? *kemaruk*

    ReplyDelete
  14. Saya Jadi bingung mau komen serius atau komen gak serius :D
    Yah sudahlah yg penting sdh berkunjung lagi ke blog ini :D

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.