Tetap Semangat dan Percaya

Sekitar dua minggu yang lalu saya menemani ayah saya kemo di klinik Dr Tan Yew Oo di Gleneagles Hospital, Singapura. Saya bertemu dengan ibu-ibu dari Surabaya. Mari kita panggil beliau dengan Ibu Afika karena nama "Afika" sedang ramai di jagat twitter. Suami Ibu Afika kena kanker lagi di paru-parunya. Padahal terakhir kali kami bertemu sekitar dua bulan yang lalu, beliau bilang suaminya dinyatakan sudah bersih dari kanker. Maka mengobrol lah kami, tak jauh topiknya dari kanker.

Ada satu perkataannya yang masih saya ingat sampai sekarang. Kata-katanya itu membuat saya menangis dua hari. Ibu Afika bilang begini:

"Kalau sudah kena kanker stadium 4, tidak bisa yang namanya sembuh total. Tinggal tunggu mati saja."

Saya terdiam. Agak kaget juga mendengar Ibu Afika bisa secablak itu bicaranya.

Sebelumnya saya memang sudah tahu kalau kanker itu penyakit kambuhan. Meski sudah dibilang sembuh, sewaktu-waktu dia bisa datang lagi. Tapi, mendengar Ibu Afika berbicara secablak itu mau tak mau membuat saya kepikiran juga. Tidak bisa sembuh total. Tinggal tunggu mati saja. Siapa yang tidak kepikiran setelah mendengar dua kalimat tersebut?

Saya dan kakak saya yang mendengar ini sepakat untuk tidak menceritakannya ke ayah saya. Kami tidak mau ayah saya malah jadi kepikiran. Saya tidak mau ayah saya jadi down. (Dan untuk siapa saja saudara-saudara saya yang mungkin kebetulan menyasar dan membaca blog saya ini, mohon dengan sangat untuk tidak menyampaikan ke ayah saya ya? Terima kasih. :) ) Tapi, kok malah saya yang jadi down ya? xo

Seharusnya saya mencontoh ayah saya. Ayah saya itu pejuang sejati. Semangat hidup beliau dan daya juangnya luar biasa besar. Beliau tidak mau kalah dari penyakit ini. Dan beliau punya keyakinan tinggi bahwa beliau akan sembuh dari kanker. Saya percaya semangat dan keyakinan beliau turut membantu penyembuhan beliau. Siapa pun yang melihat ayah saya selalu berkomentar ayah saya tidak seperti orang yang sedang sakit. Beliau tetap gagah, tetap ganteng. :D

Seperti yang Fitria pernah bilang ke saya, "Kematian itu sudah ada yang mengatur." Memang benar. Hidup dan sehat kita di tangan Tuhan. Tapi, bukan berarti kita pasrah dan menyerah dengan keadaan. Kalau kita sakit ya pergi berobat biar sembuh. Dan harus punya keyakinan bahwa kita akan sembuh. Ah, saya harus berterima kasih ke ayah saya karena telah mengajari saya hal ini.

6 comments

  1. pernah baca di buku, dukungan dari keluarga terdekat pemacu semangat untuk sembuh bagi yang sakit dan hasilnya bisa jadi lebih baik dan benar2 sembuh. buku yg saya baca seperti menjual harapan ya. tapi saya rasa banyak yang percaya dan sudah mengalaminya.

    jangan patah semangat ya kim, dukung terus papa biar lekas sembuh :)

    ReplyDelete
  2. Kimi yang kuat ya. Jangan capek nyemangatin ayahnya.. Kalo kamu lagi suntuk atau perlu temen bicara, you know I'm just a whatsapp away :)

    ReplyDelete
  3. Sabar ya, Kimi.... Tetap semangat! Beruntunglah mendapat pelajaran yg begitu berharga dari sang Ayah, tentang perjuangan dan semangat tanpa kenal lelah :-)

    ReplyDelete
  4. Wah, itu sama seperti aku bawa ibuku dulu, sebelum beliau meninggal dua tahun kemudian, ke Penang. Ada juga ketemu ibu-ibu begitu. Suaminya kena stroke juga. Dia bilangnya persis kayak gitu. Aku dengarnya juga jadi ndak enak. Pikiranku: Ini ibu-ibu sudahlah berjilbab, tampilan Islami, ngomong kok kayak orang nggak percaya Tuhan?

     Yang lucunya, dokternya yang justru non-muslim malah ngasih semangat. Okelah, itu memang sudah tugas dokter. Tapi kukira tidak sepantasnya mendahului takdir. Orang memang akan mati kok, apalagi dalam keadaan sakit kemungkinan mati itu (mungkin) lebih besar. Cuma kan ada yang namanya ikhtiar.

    Untung saja aku nggak ambil pusing dengan ucapannya. Aku anggap saja itu celetukannya sendiri karena mungkin sudah merasa beban dia dengan suaminya. Sudah merasa hopeless.

    Jadi saranku juga sama: ikhtiarlah untuk kesembuhan beliau. Seperti kata Iwan Fals: tujuan bukan utama, yang utama adalah prosesnya. Jadi, umpama pun -seperti pernah kurasakan saat ibuku meninggal- kita mesti berpisah, ada kebahagiaan sudah berusaha untuk menyembuhkan orang tua kita. Memberinya semangat di akhir-akhir kehidupannya.

    Aku doakan ayahmu sembuh :)

    ReplyDelete
  5. Permisi, cuman mau share aja nih. ada info lomba bikin artikel. Hadiahnya lumayan ada 2 buah printer laser jet dan voucher. Caranya tinggal like fanpage >> http://www.facebook.com/anugrahpratamacom. Dan ikuti Contest menulis artikelnya.

    Terima kasih

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.