Sedikit Asa

Kemarin malam tidur saya tidak nyenyak. Berkali-kali saya terbangun. Mungkin saya terganggu suara televisi yang sedang menyala, mungkin juga saya sedang banyak pikiran, terutama sekali memikirkan ayah saya. Dan malam tadi untuk kesekian kalinya saya terbangun karena saya memimpikan ayah saya.

Di dalam mimpi saya itu, saya melihat kondisi ayah saya yang semakin melemah. Melihat ayah saya tergeletak di ranjang, badannya yang kurus, seraya menahan sakit membuat saya tidak kuasa untuk melihatnya. Hati saya hancur. Saya pun menangis. Seketika saya langsung terbangun. Dada pun terasa berdebar kencang. Saya memandang langit-langit kamar sambil menarik napas panjang. Ya Tuhan, saya takut. Saya takut kehilangan ayah saya. Saya takut melihat ayah saya menderita. Saya takut saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk beliau.

Dan tadi pagi ketika ayah saya meminta saya menemani beliau untuk berobat alternatif, tanpa pikir panjang saya menyanggupinya. Meski saya sendiri sebenarnya tidak terlalu percaya dengan pengobatan alternatif--apalagi pengobatan yang cuma disentuh-sentuh, dipijat-pijat, kemudian ditanya ke anak buahnya di tubuh pasien masih ada jin atau tidak--, tapi jika dengan berobat alternatif bisa menyuntikkan semangat untuk sembuh ke beliau, yah kenapa tidak? Memberikan asa meskipun sedikit saya rasa patutlah untuk dicoba.

No comments

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.