Random #17

Setelah dua tulisan sebelumnya saya bersok-sokan pakai bahasa Inggris, kali ini saya mau menulis pakai bahasa ibu dan mau menulis random. Istirahat dulu ya menulis bahasa Inggris-nya. Saya sedang malas bongkar kamus dan bolak-balik buka buku buat mengecek grammar. :P

Jadi, ke-random-an kali ini adalah...

Random pertama

Semalam listrik di rumah saya mati, sementara listrik di rumah tetangga menyala semua. Sekringnya turun dan ketika mau dinyalakan dari termis tetap tidak mau menyala. Tukang listrik sudah ditelpon tapi tidak diangkat. Ya sudah, terpaksa kami semalaman tidur dalam gelap menunggu pagi. Rencananya pagi tadi kami mau telpon tukang listrik langganan. 

Mungkin saya sudah pernah cerita ya di sini kalau saya ini orangnya terlalu banyak berpikir. Pikiran-pikiran yang terkadang membuat saya lelah. Saya jadi punya ketakutan untuk hal yang tidak beralasan. Dan tadi malam saya sebenarnya takut. Listrik di rumah mati sementara listrik di rumah tetangga nyala, apa tidak jadi sasaran empuk buat maling? Bisa jadi nanti dipikirnya rumah saya kosong dan lupa menyalakan lampu, kemudian mereka memaksa masuk ke rumah. Apalagi rumah saya yang yah... begitu deh. Saya berdoa semoga pagi cepat datang supaya bisa segera menelpon tukang listrik. Saya juga berdoa semoga ketika saya membuka pintu kamar tidak ada orang asing berniat jahat yang sudah menunggu kami. Ini sebenarnya ketakutan saya setiap malam sebelum tidur. :(

Untunglah kami sekeluarga selamat melalui malam tadi. Dan tadi sebelum tukang listrik ditelpon, iseng-iseng coba menyalakan lagi dari termis eh mendadak listriknya nurut mau nyala. Duh, Alhamdulillah.

Random kedua

Sejak 2011 saya memutuskan akan rajin menulis buku harian, sampai saat ini saya baru punya tiga buku harian yang saya tulisi. Ini merupakan sebuah pertanda bahwasanya saya tidak rajin-rajin amat dalam menulis jurnal. :r Tapi, tidak apa. Nanti lama-lama pasti saya bakal jadi lebih rajin karena sudah terbiasa. 

Ngomong-ngomong, saya punya kebiasaan menamai barang-barang saya. Tidak ketinggalan ketiga buku harian saya ini pun saya beri nama. Biar terasa lebih menjiwai begitu. Biar lebih akrab sama buku harian sendiri. Seolah-olah saya beneran sedang curhat dengan sahabat. Tsaaah, gaya banget. :r




Dari foto di atas bisa terlihat kan ya nama-nama buku harian saya. Keren kan nama-namanya? Nah, iseng-iseng saja nih... Kira-kira buku harian yang ketiga yang warna biru--yang sedang saya tulisi saat ini--namanya apa coba? Bisa tebak gak? :P

Random ketiga

Tadi saya mampir dan berkomentar di sini. Sesungguhnya saya bisa merasakan perasaan Chilvi. Saya suka malu sendiri kalau sedang iseng membaca lagi tulisan-tulisan lawas. Kok bisa saya menulis senorak itu? Hahaha... Dasar gebleg. Tapi, untungnya saya tidak pakai acara minta folbek-folbekan atau minta komen-komenan. Karena saya juga tidak suka sih seandainya ada orang yang memaksa saya untuk mem-follow dia balik. Jadi, menempatkan diri di posisi seperti itu, saya tidak mau merusuhi orang dengan memaksa dia untuk mem-follow saya. 

Sekarang setelah saya lihat-lihat lagi blog ini, lihat angka hits-nya, dan statistik blog, saya mulai merasa blog ini sudah mulai ramai dibandingkan dulu. Dibandingkan dulu lho ya... Bukan dibandingkan dengan blog teman-teman yang lebih ramai ketimbang blog saya. Rasa malu jadi suka muncul sendiri. Malu karena tulisan-tulisan aneh saya semakin banyak saja yang baca. Apalagi ditambah saya tidak tahu siapa saja silent reader di sini, pembaca blog saya yang diam-diam saja dan tidak pernah meninggalkan komentar. Saya tidak tahu mereka suka atau tidak dengan tulisan-tulisan saya, tidak tahu karakter mereka seperti apa, yah yang begitu lah pokoknya.

Dulu saya menulis semau saya saja. Namun, setelah saya mulai merasa blog ini sudah banyak yang baca, entah kenapa saya merasa harus lebih bertanggung jawab terhadap tulisan yang saya buat. Saya menuntut diri saya sendiri untuk membuat tulisan yang bagus, yang ternyata gagal. Saya memaksa diri saya untuk menulis topik oke yang dapat memberikan sesuatu kepada pembaca blog ini, yang setelahnya membuat saya merasa sok pintar padahal saya tidak paham-paham amat dengan topik yang saya tulis. 

Tapi, hey, sejak kapan saya peduli dengan apa yang orang lain pikirkan? Coba saya renungkan kembali apa tujuan awal saya membuat blog? Untuk berbagi toh? Untuk mengeluarkan uneg-uneg toh? Untuk mencari banyak teman toh? Mari kita kembali ke tujuan awal dalam menulis blog. Jadi, seandainya saya mulai menulis yang geje alias tidak jelas atau menulis hal-hal remeh, harap dimaklumi ya. Karena sesungguhnya menulis blog adalah berbagi, termasuk berbagi hal-hal geje. Hahahaha... *ngeles*

5 comments

  1. Aku juga suka geblek jaman duli, dan semoga sampai sekarang, kalau dulihat dari masa depan nanti...

    ReplyDelete
  2. xrismantos.wordpress.comFebruary 28, 2014 at 1:56 PM

    Yappp, toss deh!! Ngeblog adalah menyalurkan kegatalan jemari untuk memencet tuts keyboard. Di dunia nyata malah ga banyak yang tau saya punya blog :D

    ReplyDelete
  3. Albar wajid fayardiMarch 1, 2014 at 9:25 AM

    hmm..yang pasti namanya bukan moyes..
    mungkin januzaj..walaupun cover diarynya gambar cewek..:))

    nah, sebenernya kim, mana yang paling bikin gak nyaman, kemungkinan postingan jadul kita dibaca orang yang kita kenal, orang yang gak kita kenal, atau justru diri sendiri yang gak nyaman mengingat kejadian lalu?

    o iya..kapan kuis sabtu lagi? gw belom menang nih..-__-"

    ReplyDelete
  4. Laaah... sama kayak aku. Kebanyakan mikir dan suka lelah sama pikiran sendiri, hahaha....

    Ngeblog itu asyik kalau dibikin santai. Nah, kalau mau serius, mendingan langsung ke KUA :p

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.