Homo Sapiens muncul kurang lebih 200ribu tahun yang lalu. Awalnya mereka hidup berpindah-pindah, kemudian memutuskan untuk menetap dan bercocok tanam. Menurut saya, penemuan sistem bertani ini termasuk penemuan yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia ke depannya. Lewat sistem agriculture ini manusia purba yang tadinya nomaden akhirnya menetap dan membentuk kelompok. Kemudian terus berkembang, berkembang, dan berkembang.
Tadinya hanya bertani dengan alat-alat tradisional, lalu menggunakan alat-alat modern, lalu terjadilah Revolusi Industri, ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang sampai akhirnya kita merasakannya sekarang. Perkembangan iptek sangat memudahkan kehidupan kita, tapi di balik itu ada harga yang harus kita bayar.
Selama 4 milyar tahun Bumi terus “mempersiapkan” dirinya agar dapat dihuni manusia. Bumi memberikan kita kemudahan untuk tinggal di sini dengan menyediakan apa-apa yang kita butuhkan, seperti oksigen, air, hutan, minyak bumi, mineral, dan sumber daya alam lainnya. Tapi, manusia yang begitu serakah telah merusak Bumi dalam waktu singkat.
gambar dari sini
Overpopulasi mengancam kelangsungan hidup manusia. Dengan penduduk Bumi yang sekarang mencapai 7,4 milyar kita harus mulai serius berpikir bagaimana menghadapi dampaknya. Krisis air bersih, pangan, sandang, papan, kesehatan, minyak bumi, belum lagi penggunaan energi yang sangat besar jelas merupakan ancaman nyata bagi keberlangsungan kita. Lubang ozon semakin menganga lebar. Pemanasan global semakin terasa.
gambar dari sini
gambar dari Pinterest
gambar dari sini
Setelah nonton “Home” mau tidak mau saya harus menerima kenyataan bahwa Bumi sudah sedemikian rusaknya. Accept the truth, Human. We are facing doomsday. And, what will you do about it?
Bumi itu seperti tempat tidur, sesorang pernah berkata begitu kepada saya.
ReplyDeleteDia tidak memerlukan manusia, tetapi manusialah yang memerlukannya.
Btw, di mana nontonnya?
Kalau ada link, bolehlah dibagi, trims :)
Aku nontonnya di kelas, Om. Jadi kurang tahu juga linknya. Tapi, seharusnya sih gampang dicari karena film ini kalau tidak salah bebas diakses deh.
DeleteIni ya https://www.youtube.com/watch?v=jqxENMKaeCU
DeleteMoga betul :)
Kiamat sudah amat dekat. Baik tanda-tanda ghoib dan yang kasat mata sudah terlihat.
ReplyDeleteMas Galih ngomongin kiamat aku jadi ngeri. Dosaku masih banyak dan belum tobat jeee... :c
DeleteSiklus alam Kim, bumi akan selalu ada. Begitu hancur, akan tumbuh makhluk hidup baru, berkembang, lalu merusak, hancur, mulai dari nol lagi, demikian seterusnya. Katanya gitu hihi
ReplyDeleteIya, Mbak. Aku punya buku "A World without Us". Intinya ya gitu. Bumi punya caranya sendiri untuk menyembuhkan dirinya, tapi manusia tidak. Manusia tidak bisa hidup tanpa Bumi, sementara Bumi ya asyik saja meski tanpa manusia.
DeleteKayaknya gw musti nonton nih! Pemeran film namanya siapa?
ReplyDeleteslm kenal..
Ini film dokumenter, Mas. Narasinya dibacakan oleh Glenn Close. :)
DeleteKeren ini filmnya
ReplyDeleteYang paling mengesankan dari film ini selain visualisasi yang memang luar biasa indah, adalah sebuah ajakan untuk berhenti terus-terusan membolongi bumi dan mulai menatap langit. Ada sumber energi besar di atas sana.
ReplyDeleteBtw, aku kemaren2 share film ini juga di akun ig @rumah_cerita. Ternyata film ini menarik perhatian kita ya, Kim. Padahal nontonnya sambil ngantuk-ngantuk ahahaha...