Kymriah, Terapi Menjanjikan untuk Pasien Leukimia

Saya sedang buka Flipboard dan menemukan satu berita menarik.

F.D.A. Approves First Gene-Altering Leukimia Treatment, Costing $475,000

Tentu saja saya langsung membacanya dengan penuh khidmat. Kemajuan dalam bidang kesehatan seperti ini patut mendapat apresiasi dan perhatian lebih. Dan tentunya juga sangat membahagiakan.

Well, saya tahu kalian malas membaca artikel tersebut. Jadi, saya sarikan saja ya.


Sesuai judul berita di atas bahwa Food and Drugs Administration (F.D.A., semacam BPOM-nya Amerika Serikat), menyetujui pengobatan rekayasa gen untuk penyakit leukimia. Pada intinya terapi ini menggunakan sel-sel pasien sendiri yang dimodifikasi untuk menyerang sel-sel kanker. Ini luar biasa banget! I mean, it's gene editing or altering or whatever you call it, and then you use it to cure yourself. It's gene-altering, for God's sake! I'm still amazed we, human, finally can achieve this. I'm still eager what could be done in the next years to come from this gene-altering or gene-editing.

Oke, cukup euforianya. Mari kita lanjut lagi.

Terapi ini -- nama komersilnya Kymriah dari perusahaan Novartis (I familiar with this company from my dad's drugs years ago) -- disetujui oleh F.D.A untuk mengobati anak-anak dan orang dewasa (young adults kalau dari artikelnya) yang mengidap leukimia tipe agresif, yaitu B-cell acute lymphoblastic leukemia.

Kymriah ini tidak sama dari satu pasien ke pasien lainnya. Karena sesuai dengan judulnya, gene-altering, jadi terapi ini dibuat khusus untuk setiap individu. Sel darah putih pasien, yang namanya T cells, diambil di rumah sakit yang sudah diijinkan untuk memberi terapi Kymriah. Kemudian, T cells ini dikirim ke labnya Novartis untuk direkayasa, digandakan, untuk kemudian dibekukan dan dikirim kembali ke rumah sakit untuk diberikan kepada pasien tersebut. Prosesnya sendiri diperkirakan memerlukan waktu sekitar 22 hari.


T-cells sebelum di-infused ke pasien


Pemberian Kymriah hanya dilakukan sekali. Biayanya USD 475ribu. Silakan hitung sendiri ya kalau di-rupiah-kan menjadi berapa. Pihak Novartis juga bilang jika dalam satu bulan setelah pemberian terapi tidak ada respon dari pasien maka Novartis tidak akan mengenakan biaya.

By the way, tidak sembarang rumah sakit diperkenankan untuk memberikan terapi Kymriah. Karena efek samping dari Kymriah cukup berbahaya dan mengancam jiwa, jadi rumah sakit beserta dokter dan suster harus mendapatkan pelatihan khusus agar bisa cakap menangani efek samping Kymriah. Efek sampingnya dapat berupa demam yang sangat tinggi, tekanan darah yang rendah, lung congestion (terjemahan yang pas apa ya?), dan berbagai komplikasi berbahaya lainnya.

Dari hasil uji klinis Kymriah sebelumnya yang dilakukan pada 63 anak-anak dan dewasa yang kondisinya sudah parah, sebanyak 83% berhasil memasuki masa remisi dalam tiga bulan. Emily Whitehead, pasien pertama anak-anak yang mendapatkan terapi ini, telah bebas leukimia selama 6 tahun. Sekarang usianya 12 tahun.


Emily Whitehead


Sewaktu umurnya 6 tahun Emily hampir saja meninggal karena leukimia. Kankernya relapsed setelah kemoterapi. Dokternya sudah menyerah dan angkat tangan. Orangtuanya tidak mau menyerah mencari pengobatan dan membawa mereka ke Children's Hospital of Philadelphia untuk mengikutsertakan Emily dalam experimental treatment. Namanya saja sudah eksperimen, masih dalam tahap penelitian, uji coba. Bisa saja gagal total dan tidak memberikan hasil apapun. Untunglah Emily berhasil disembuhkan meski harus melalui fase hidup-dan-mati akibat dari efek samping pengobatan. Cerita lengkapnya bisa teman-teman baca di artikel ini. Artikel tersebut ditulis tanggal 9 Desember 2012.

Cerita sukses lainnya dari William Ludwig. Ceritanya mirip dengan Emily. William terkena leukimia di usia 65 tahun dan ikut experimental treatment di University of Pennsylvania. Sel darah putihnya diambil untuk direkayasa agar T cells-nya dapat menyerang kanker. Setelah diberikan terapi awalnya tidak ada masalah, namun setelah sepuluh hari efek samping baru muncul. Suhu tubuhnya naik tinggi, tekanan darah turun begitu rendah, tubuhnya gemetar. Dokter sampai memindahkannya ke ruangan ICU dan sudah memberikan kemungkinan terburuk pada keluarga William. Beberapa minggu kemudian demamnya hilang dan leukimia juga hilang dari tubuh William Ludwig.

Dr. Carl June adalah dokter yang memimpin riset T cells ini di University of Pennsylvania. Di dalam tautan artikel pertama tulisan ini, dia bilang:

“Now, I have to keep pinching myself to see that this happened,” Dr. June said, his voice breaking with emotion. “It was so improbable that this would ever be a commercially approved therapy, and now it’s the first gene therapy approved in the United States. It’s so different from all the pharmaceutical models. I think the cancer world is forever changed.”

Well anyway, thank you, Dr. June. God bless you and your team. Dan semoga terapi ini bisa segera tersedia di Indonesia.

4 comments

  1. Tapi ya emang serem sih leukimia. Segala bentuk kanker juga serem. Semoga kita nggak pernah kena penyakit-penyakit "mahal" kayak gini ya Mbak. Amin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ...Meskipun leukimia sejatinya adalah salah satu penyakit langganan sinetron-sinetron lokal. Kalau dibayangin ya serem :")

      Delete
    2. Amin, amin, amin. Semoga kita sehat selalu ya.

      Delete
  2. Artikel yang menarik.
    Kalau sudah sakit, jalan apa pun pasti ditempuh demi sehat lagi.
    Jika tak mencoba, pilihannya hanya satu: mati.
    Jika mencoba, tetap ada kemungkinan untuk sembuh kembali.
    Salam dari pengidap kanker darah jenis limfoma.
    Sobat bisa berkunjung ke blog saya jika tertarik membaca kisah pengidap kanker. Terima kasih!

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.