Pengalaman Menggunakan Jenius dan Bank Jago

Jaman semakin canggih dan teknologi berkembang pesat membuat kehidupan kita semakin mudah hampir dalam semua lini, termasuk urusan perbankan. Kalau dulu mau buka tabungan harus ke kantor cabang, sekarang cukup dari ponsel canggih kita. Transfer, top-up saldo dompet elektronik, bayar ini itu, semua bisa dilakukan dari aplikasi bank di ponsel kita. Tidak perlu lagi kita antri panjang di ATM, apalagi di teller bank. Beberapa transaksi memang masih harus ke kantor cabang bank sih, tapi ya untuk nasabah semenjana macam saya mah hampir semua aktivitas perbankan bisa dilakukan lewat ponsel saja. 

Sudah beberapa tahun terakhir kita semakin sering mendengar istilah bank digital. Bank digital adalah bank yang menyediakan dan menjalankan kegiatan perbankan melalui aplikasi tanpa harus datang ke kantor cabang. Atau, kalaupun harus ke kantor cabang, ya kegiatannya terbatas saja. Selama bisa lewat aplikasi, ya sudah lewat aplikasi, buat apa ke kantor cabang? Kalau ada yang mudah, buat apa cari yang sulit? 


Konon pelopor bank digital di Indonesia adalah Jenius. Jenius mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 2016. Jenius merupakan aplikasi bank digital yang dikeluarkan oleh BTPN. 


gambar dari situs resmi Jenius


Dulu waktu orang-orang pada ramai membicarakan Jenius, saya jadi penasaran. Orang-orang pada bikin akun di Jenius, saya juga ikut-ikutan. Ceritanya FOMO nih. Selain itu, tergiur juga dengan promonya waktu itu yang gratis biaya administrasi bulanan dan bisa pakai buat bayar langganan streaming juga belanja daring. Dulu rasanya keren sekali saya punya tabungan di Jenius meski tidak ada saldonya. 

Hampir tiga tahun berselang menjadi nasabah Jenius, penilaian saya berubah. Sekarang saya merasa biasa-biasa saja ke Jenius, cenderung bosan dan agak kesal malah. Ada beberapa penyebab. Pertama, tidak ada lagi gratis biaya administrasi. Sekarang Jenius menerapkan biaya administrasi bulanan sebesar Rp10ribu. Gratis biaya transfer antar bank dan top-up saldo dompet elektronik juga gratis biaya tarik tunai di ATM masih ada selama saldo rata-rata minimal setiap bulannya di atas Rp1juta. Kedua, ini yang paling penting, aplikasinya lemot sekali. Kalau kamu lagi terburu-buru mau transfer dan orangnya menunggu di depan kamu atau mau bayar belanjaan pakai QRIS di depan kasir, Jenius tidak bisa diandalkan. Bisa-bisa kamu jadi kesal sendiri dan tidak sabar karena aplikasinya yang lambat. 

Adapun alasan saya masih pakai Jenius hingga saat ini karena dia ada fitur QRIS dan saya bisa jual-beli valuta asing di aplikasinya. Sudah beberapa bulan terakhir, tepatnya sejak Desember 2021, saya iseng buat menabung dolar AS di Jenius. Saya pernah baca di suatu tempat yang bilang sebaiknya kita juga melakukan diversifikasi investasi kita ke dalam bentuk dolar AS dan emas. Tidak perlu banyak, asal ada. Gara-gara itulah saya jadi terinspirasi menabung dolar AS (dan emas). Menabungnya sedikit-sedikit saja kok tiap bulannya karena duitnya juga sedikit yang mau ditabung

Sekarang saya beralih ke tabungan dari bank digital lain, yaitu Bank Jago. Sudah sejak lama, barangkali sejak di awal kemunculan Jago, saya tergoda untuk buka tabungan di sana. Saya anaknya memang mudah tergoda dan mudah termakan iklan. Apalagi sebagai pengguna setia Gojek dan Bibit saya cukup sering terpapar promo Bank Jago. Selain itu, saya juga tidak mau ketinggalan. Another FOMO moment related to digital bank. Wkwkwk. 


sumber gambar dari sini


Awalnya saya berhasil menahan godaan. Saya pikir buat apa punya tabungan banyak kalau isinya tidak ada? Yang penting itu kan saldonya. Tetapi, yah, lama-lama runtuh juga pertahanan apalagi setelah membaca promo buka tabungan Jago lewat aplikasi Gojek dapat bonus GoPay coins sebanyak 100ribu coins. Tanpa pikir panjang saya langsung sikaaaaat! Soalnya saya juga sekarang sedang menabung GoPay coins. Target saya akhir tahun 2022 ini saya bisa beli air purifier dari hasil tabungan GoPay coins. Hahaha... Apa banget dah targetnya. 

Di hari pertama saya jadi nasabah Bank Jago (sejak tanggal 1 Mei 2022 kalau-kalau ada yang penasaran ingin tahu), saya langsung jatuh hati! Terbiasa dengan lemotnya aplikasi Jenius begitu pakai aplikasi Jago yang wuuusssh ngebut, saya jadi girang banget, seperti anak kecil yang bahagia setelah diberi mainan baru oleh orangtuanya. Agak-agak norak memang sih, tapi demikian benar adanya. 



bukan akun saya. saldo saya belum sebanyak itu~
sumber gambar dari situs resmi Bank Jago


Beberapa kesan pertama yang saya catat setelah daftar jadi nasabah Bank Jago: 
  1. Aplikasinya mirip-mirip Jenius, tetapi aplikasinya ringan dan jauh lebih cepat daripada aplikasi Jenius. Wajar saja kalau aplikasi Bank Jago dibilang mirip Jenius soalnya beberapa mantan petinggi Jenius ditarik ke Bank Jago.
  2. Tidak ada setoran saldo awal dan saldo minimal. Alias, saldo bisa nol rupiah. 
  3. Memudahkan hidup begitu terhubung dengan Gojek dan Bibit. Jadi lebih gampang kalau mau transaksi atau top-up saldo.
  4. Daftarnya mudah banget. Cuma butuh isi data sedikit dan foto selfie. Tanpa foto KTP dan tanpa foto selfie memegang KTP. Tanpa verifikasi melalui telpon dari pihak Jago juga (ini agak mengherankan sih sebenarnya, tapi ya sudahlah anggap saja memudahkan nasabah dan Bank Jago memang bank yang mudah percaya dengan nasabahnya~). Barangkali ini karena akun Gojek saya sudah upgrade sehingga mereka tinggal ambil data saja dari Gojek. Meski sebenarnya -- kalau kata teman saya -- ini a bad thing sih. Pasalnya, Gojek memberikan data saya ke pihak lain tanpa seijin saya (mungkin ada di suatu tempat di terms and conditions Gojek perihal ini, tapi ya as always, I have read terms and conditions. If you know what I mean). Memang sih Gojek punya saham 22% di Bank Jago, but still...
  5. Bikin deposito mudah banget. Cukup mengunci Kantong Tabungan dan voila! Saya sudah punya deposito. Bunga deposito di Jago sekarang sedang tinggi, sebesar 4% p.a. Bunga tabungan dan bunga deposito sewaktu-waktu bisa berubah ya. 
  6. Bebas mau top up Gojek tanpa ada biaya. 
  7. Gratis biaya administrasi. Belum tahu sih ini untuk selamanya atau entah sampai kapan. 
  8. Mudah atur keuangan dengan Kantong Bayar dan Kantong Nabung. Nasabah diberi jatah 20 Kantong Bayar dan 20 Kantong Nabung. Masing-masing memiliki nomor rekening sendiri. Jadi, nomor rekening dari masing-masing Kantong Bayar dan Kantong Nabung bisa dipakai untuk transaksi, termasuk melakukan transfer ke bank lain dan menerima transfer dari bank lain. Penjelasan lengkap terkait ini, bisa dibaca di sini
  9. Kartu debit Visa-nya bisa digunakan sebagai alat pembayaran internasional di seluruh dunia, baik luring maupun daring. Tentu saja ini wajib buat bank digital karena ini daya tariknya toh. Buat apa punya akun bank digital, tapi tidak bisa dipakai buat bayar Netflix dan Spotify, misalnya? 
  10. Gratis transfer beda bank dan top up saldo dompet elektronik 25x dalam sebulan dan gratis ambil uang tunai di ATM 5x/bulan tanpa ada minimal saldo rata-rata tiap bulan. Untuk lebih lengkapnya terkait biaya, suku bunga, dan limit transaksi Bank Jago sila teman-teman cek di sini ya. 
Dari sekian banyak kelebihan Jago, sejauh ini saya baru menemukan dua kekurangan, yaitu Jago belum bisa QRIS dan belum bisa jual-beli valas. Seandainya Jago sudah bisa keduanya, saya bakal tutup deh tabungan saya di Jenius. Eh, tambah satu lagi deh kekurangannya: pilihan untuk bayar ini itu belum lengkap. 

Intinya, saya mau bilang saya puas banget pakai Jago. Memang baru beberapa hari sih jadi nasabahnya dan belum ada masalah apapun. Jangan sampai deh ada masalah ke depannya karena punya masalah dengan bank itu tidak enak. Repot mengurusnya. 

Demikianlah pengalaman saya selama pakai Jenius dan Bank Jago. Kalian pakai bank digital juga? Cerita dong pengalaman kalian pakai bank digital di kolom komentar! 

10 comments

  1. Kebetulan aku pernah pakai Jenius dan sedang pakai Jago, Kak Kimi 🙈 jadi bisa relate dengan apa yang Kakak tulis di atas. Bener banget, aplikasi Jenius lemotttnyaaa nggak nahan. Dulu waktu masih gratis adm dan transfer, pernah mau isi ewallet pas lagi urgent, eh appnya lamaa banget kebukanya, keburu bete 😂. Sekitar tahun lalu akhirnya aku tutup akunku di sana karena udah nggak gratis admnya dan aku pikir aku jarang pakai juga.
    Aku juga pengguna baru Jago karena tergiur promo Gopay Coins itu 🤣 walaupun akhirnya nggak dapat karena misinya nggak aku kerjain, eh aku malah jatuh hati sama Jago karena kalau mau isi gopay bisa langsung switch aja + bisa buka banyak pocket saving jadi enak buat budgetin gitu + appnya wusssh wusssh cepettt. Puas pokoknyaaa. Oh iyaaa dia belum bisa scan qr yaa, aku kurang perhatiin yang ini. Tapi bakalan jadi makin plus plus kalau bisa qr pastinya hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Li. Dia belum bisa QRIS. Ini sayang banget sih. Soalnya kan sekarang tuh QRIS adalah koentji. Semoga Bank Jago bisa segera punya fitur QRIS.

      Delete
  2. Saya msh pake Jenius krn ngikutin anak saya 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anaknya gak mau disuruh pindah aja pakai Bank Jago, Paman? :D

      Delete
  3. aku masih belum ada keinginan coba jago meski sering ditawari di mall
    cuma kepincut sama gratis top up atau transfer
    soalnya ya amslaah QRIS itu masih suka pakai dompet digital lain

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kekurangan Jago memang masih belum ada QRIS. Padahal kan sekarang di mana-mana sudah pakai QRIS ya.

      Delete
  4. Sejak jenuis boominh hingga sekarang banyak bank digital, aku belum pernah pakai bank digital. Masih menggunakan aplikasi banking konvensional. Pernah beberapa kali kepikiran untuk buka akun. Tertarik karena itur yang ditawarkan bank digital sangat menarik.

    Ulasan yang menarik kak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa dicoba, Mas, bank digitalnya. Mumpung masih banyak promo. :D

      Delete
  5. tulisan mba Kimi ini aku buangettt, alasannya sama hahaha
    dulu waktu booming Jenius, aku masih biasa aja, semakin hari kok semakin disebut atau lewat timeline, akhirnya ikutan daftar, Dan kebetulan daftarnya memang ada maunya, alias waktu itu ada lomba blog Jenius plus mau ke luar negeri. Jadi bisa buat praktek di luar negeri nyobain gitu maksudnya hahaha


    awal-awal punya Jenius seneng, karena ga ada biaya admin, dan bisa bikin pos sesuka hati pokoknya. ATM sampe bikin lagi, soalnya bisa bikin banyak pos, gayah bener pokoknya

    teruss pas sekarang ada ketetapan Fee bulanan, jenius malah ga pernah aku top up wkwkwkwk.
    dan mungkin baru sebulanan ini aku jadi nasabah jago juga, karena awalnya biar gampang ngelink ke Bibit.
    Ternyata fiturnya hampir sama kayak Jenius, ATM nya lucuk pula warnanya.
    Pas ngasih tau temenku, diketawain yang ada, soalnya aku termasuk yang lemot alias paling akhir bikin akun Jagonya hahaha

    sempet waktu itu mau nutup Jenius, tapi dipikir lagi sayang, karena ada fitur paywave, dan bisa buat kalau ke LN juga. Trus ada e-cardnya juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaah... masih setia sama Jenius ya, Mbak. Kalau aku sudah aku tutup tabunganku di sana. Gak tahan banget sama aplikasinya yang lemot.

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.