Black Mirror Bagian 1

Sebagai salah satu serial televisi paling favorit dan dalam rangka menyambut musim terbaru dari Black Mirror, yang akan segera tayang musim keenamnya tanggal 15 Juni 2023 di Netflix, saya memutuskan untuk menonton ulang Black Mirror musim 1--5. Sebenarnya nonton ulang Black Mirror tidak pernah masuk dalam rencana karena ceritanya yang mencengangkan (mindblown) semacam membuat syok dan traumatis, tetapi tetap ditonton. Alasannya biar nanti sewaktu nonton musim terbaru masih bisa nyambung dan teringat dulu emosi apa yang didapat selama nonton Black Mirror. Biar berkelanjutan begitu emosi suram, stres, juga syok dan traumatisnya. 😐




Berhubung Black Mirror terdiri dari lima musim, dan akan ada satu musim terbaru, maka tulisan ini akan saya pecah menjadi entah berapa bagian. 🤭 Karena akan terlalu panjang jika menulis 26 episod dalam satu tulisan langsung. 

⚠ Peringatan Beberan (spoiler alert


Kalau kalian belum nonton Black Mirror dan tidak suka dengan beberan cerita, saya sarankan kalian tidak melanjutkan membaca tulisan ini. 

Musim Pertama (2011)

Terdiri dari tiga episode. Tayang pertama tanggal 4 Desember 2011. Di episode perdana di musim pertama berjudul "The National Anthem". Ceritanya tentang Putri Susannah, anggota Kerajaan Inggris, diculik. Penculiknya menuntut Michael Callow (Rory Kinnear), Perdana Menteri Inggris, berhubungan seks dengan babi kalau ingin Putri Susannah kembali dalam keadaan selamat. Tuntutan yang aneh, sangat tidak biasa, dan menjijikkan. Tenggat waktu diberikan oleh si penculik. Jika dalam tenggat waktu tuntutannya tidak dilakukan, maka dia akan membunuh Putri Susannah.


adegan traumatis
gambar dari Wikipedia 


Episod ini termasuk episod paling traumatis buat saya dari Black Mirror. Baru episod pertama saya sudah tidak tega melihat PM Inggris harus melakukan seks dengan babi. Entah apa tujuan si penculik. Apakah ingin mempermalukan PM Inggris, menghina Pemerintah, atau apa? Kita tidak akan pernah menemukan jawabannya karena penculiknya sudah terlanjur bunuh diri setelah membebaskan Putri Savannah. Episod ini memberikan pertanyaan soal etika: Apakah kamu mau mempermalukan dirimu di hadapan seluruh dunia dengan melakukan seks dengan babi demi menyelamatkan putri kerajaan? Atau, kamu lebih memilih untuk mundur dari posisi perdana menteri dan tidak peduli dengan nyawa seorang putri kerajaan?

Episod keduanya berjudul "Fifteen Million Merits". Bing tinggal di masyarakat yang bekerja menggowes sepeda untuk dibayar dengan "merit", sejenis mata uang yang dipakai di masyarakat tersebut. Merit bisa digunakan untuk beli barang-barang esensial dan hiburan. Suatu hari Bing mendengar Abi (Jessica Brown Findlay) bernyanyi. Dia meyakinkan Abi untuk ikut kontes pencarian bakat Hot Shot. Agar bisa ikut kontes tersebut harus membeli tiket yang harganya 15juta merit. Bing menghabiskan meritnya membelikan tiket masuk kontes tersebut untuk Abi. Ia tidak lolos jadi penyanyi, tetapi ia ditawari untuk menjadi bintang film porno. 

Bing sangat sedih. Dia jadi bekerja lebih giat dan sangat berhemat agar terkumpul 15juta merit. Bing ingin ikut kontes Hot Spot. Bukan untuk menjadi juara, tetapi untuk mengancam akan bunuh diri di panggung. Para juri bukannya introspeksi diri, mereka malah menawarkan acara reguler untuk Bing. Ironisnya, Bing menerima tawaran tersebut. 

Melihat dengan cepat Bing mengambil keputusan untuk menerima tawaran dari juri menandakan bahwa manusia itu bisa berubah dalam sekejap. Berikan manusia tawaran yang tidak dapat dia tolak--seperti materi, jabatan, kenyamanan--kemungkinan besar dia akan menerima dan tidak protes atau marah-marah lagi. Tadinya Bing yang sangat marah dan kecewa dengan Hot Spot yang telah merendahkan Abi dan membuat hidup mereka di sana menderita. Namun, begitu Bing ditawari acara reguler dengan bayaran bisa hidup nyaman, tidak perlu menggowes sepeda lagi, tidak perlu berhemat, eh tanpa pikir panjang Bing langsung mengiyakan.

Episod ketiga berjudul "The Entire History of You". Ceritanya tentang di masa depan ada kepingan (chip) yang ditanam di belakang telinga manusia. Kepingan tersebut disebut grain. Fungsinya untuk merekam kejadian yang kita alami setiap detiknya. Memori yang ada di dalam kepingan tersebut bisa diputar ulang sewaktu-waktu, seperti video. Liam (Toby Kebbell) curiga Fi (Jodie Whittaker), istrinya, selingkuh dengan Jonas (Tom Cullen). Kecurigaannya terbukti karena Liam melihat langsung rekaman video dari grain Fi. 

Dipikir-pikir grain itu sebenarnya bisa bermanfaat banget buat jadi barang bukti di persidangan kan. Misalnya, buat menangkap para koruptor, pemerkosa, penjahat lainnya. Tetapi, di sisi lain manusia jadi tidak punya privasi lagi. Coba bayangkan, deh, mau naik pesawat harus dicek dulu rekaman video di grain-nya. Soalnya mau dilihat kegiatannya selama seminggu terakhir melakukan apa saja, bahkan sampai mundur ke sebulan atau enam bulan terakhir. Gila banget enggak tuh? 

Dari musim pertama ini saya paling suka "The National Anthem". Saya jadi ikut stres melihat seorang PM Inggris harus berhubungan seks dengan babi dan disaksikan jutaan penduduk Inggris secara langsung. Mana itu siaran langsung sampai satu jam tidak selesai juga. Kasihan Michael itu harus tersiksa berhubungan seks dengan babi sambil menangis dan sesudahnya dia muntah-muntah di toilet.




Yang bikin makin sesak, ternyata penjahatnya sudah melepas Putri Susannah 30 menit sebelum tenggat waktu yang diberikan si penculik. Juga jari yang terpotong itu sebenarnya bukan jari Putri Susannah. Jadi, sebenarnya Michael melakukan tindakan menjijikan itu merupakan sebuah perbuatan yang sia-sia. Sungguh hebat ini penculiknya mempermainkan seorang kepala pemerintahan dan anak buahnya. Menunjukkan bahwa mereka tidak bisa bekerja dengan sigap untuk menangkap si penculik. 

Musim Kedua (2013)

Musim kedua terdiri dari tiga episod, yaitu "Be Right Back", "White Bear", dan "The Waldo Moment". Musim ini tayang perdana tanggal 11 Februari 2013. 

Episod pertamanya, "Be Right Back", berkisah tentang Martha (Hayley Atwell) yang harus kehilangan pacarnya, Ash (Domhnall Gleeson), akibat kecelakaan mobil. Tenggelam dalam duka, Martha mencoba layanan baru untuk dapat berkomunikasi kembali dengan Ash. Martha bisa mengirim pesan dan berbicara melalui telpon dengan kecerdasan buatan yang menyerupai Ash hanya dengan mengumpulkan (aggregating) semua posting Ash di media sosial dan komunikasi daringnya. Tidak cukup dengan berkomunikasi lewat suara, Martha mencoba untuk lebih dengan membuat Ash dalam bentuk fisik alias androidnya. Awalnya sih menyenangkan, ya, tetapi lama-lama Martha merasa tidak nyaman. Biar bagaimanapun android Ash, meski dia berbicara dan fisiknya menyerupai Ash, tetapi tetap dia bukan Ash. Android Ash hanya berisi posting media sosial, pesan teks, dan video yang tersimpan. Android Ash tidak akan pernah bisa melampaui itu. Dia tidak akan pernah otentik, tidak bisa punya emosi, tidak akan berkembang. Karena dia hanya sekumpulan memori. 


gambar dari IMDb 
 

Nonton "Be Right Back" itu antara senang dan sedih. Senang karena Martha bisa menemukan cara untuk bisa berkomunikasi kembali dengan Ash, meskipun Ash-nya dalam bentuk android. Sedih karena sewaktu melihat Martha kehilangan Ash dan sedih sewaktu Martha menyadari bahkan android Ash pun tetap tidak dapat menggantikan Ash-nya, the real Ash

Yang bikin sedih juga tuh bagaimana perusahaan memanfaatkan kerapuhan seseorang untuk menjual produknya. Perusahaan yang memproduksi AI-Ash ini tahu kalau Martha sudah sangat tergantung dengan produknya. Ini bisa dilihat dari Martha yang terus-menerus berkomunikasi dengan AI-Ash lewat telpon. Ketika Martha panik ponselnya jatuh dan takut tidak bisa berkomunikasi lagi dengan AI-Ash, si AI-Ash menawarkan level layanan berikutnya, tetapi harganya mahal: AI-Ash bisa menjadi android Ash yang berarti punya tubuh dan Martha bisa melakukan kontak fisik dengan android Ash. AI-Ash sudah macam menjadi agen penjual saja. 

Episod kedua berjudul "White Bear". Ceritanya tentang Victoria Skillane (Lenora Crichlow) yang bangun di rumah kosong dalam keadaan amnesia. Ia melihat orang-orang berdiri dengan ponsel di tangan yang mengarah ke Victoria seolah-olah mereka sedang merekam Victoria. Mereka merekam dalam diam. Tidak mau berbicara sepatah kata pun meski ditanya berkali-kali oleh Victoria. Kemudian, Victoria dikejar-kejar oleh pemburu bertopeng yang seperti ingin membunuhnya. Victoria lari, bertemu dengan Jem (Tuppence Middleton), lalu bersama-sama mereka ke suatu gudang fasilitas ingin menghancurkan sinyal yang dianggap biang kerok penyebab orang-orang merekam Victoria. 

Ternyata, itu semua adalah staged performance. Performa yang direkayasa untuk menghukum Victoria karena telah menculik dan membunuh seorang anak perempuan. Victoria dihukum dengan cara dihapus ingatannya selama 24 jam terakhir, menjalani aktivitas yang sama setiap harinya, dijadikan tontonan seperti di sirkus. Dan, menurut saya, orang-orang yang menonton dan mereka yang terlibat dalam penghakiman massal terhadap Victoria itu jahat. 

Episod ketiga berjudul "The Waldo Moment". Berkisah tentang Jamie Salter (Daniel Rigby) pengisi suara tokoh kartun Waldo. Episod ini paling tidak menarik buatku. Dibandingkan episod sebelumnya, di sini tidak terlalu kelihatan peran kecanggihan teknologi yang menjadi ciri khas Black Mirror.

Di musim kedua saya paling suka episod "Be Right Back". Sepertinya semua emosi menjadi satu di episod tersebut: pahitnya ditinggal mati kekasih, rasa sakit akibat berduka, beratnya harus hamil sendirian tanpa dukungan dari pasangan, penyangkalan, kekosongan. Belum lagi jahatnya perusahaan yang menargetkan orang-orang yang sedang rapuh seperti Martha demi keuntungan perusahaan. Sungguh sebuah cerita yang sangat suram. 

Special (2014)

Black Mirror edisi spesial ini tayang pertama kali pada 16 Desember 2014. Judulnya "White Christmas". Durasinya 1 jam 13 menit. Durasinya agak panjang dibandingkan episod sebelumnya karena dia ada tiga cerita sekaligus dalam satu episod ini. 


gambar dari IMDb 


Cerita utamanya tentang Matt Trent (Jon Hamm) dan Joe Potter (Rafe Spall) yang sedang berada di dalam suatu kabin. Mereka membicarakan tentang masa lalu mereka. Matt yang pertama bercerita. Dia pernah punya bisnis membantu pria-pria kesepian untuk mencari pacar dengan cara membimbing mereka lewat "Z-Eyes". Apesnya, klien Matt bertemu dengan perempuan yang sakit mental di sebuah klub malam. Perempuan tersebut meracuni klien Matt. Cerita berikutnya, Matt bilang ke Joe kalau dia dulu bekerja sebagai pelatih cookies, semacam asisten pribadi, tapi dalam bentuk klona digital yang disimpan di objek berbentuk telur. 

Setelah Matt selesai bercerita, gantian Joe menceritakan kisahnya. Dia diblokir Beth, istrinya, di "Z-Eyes" karena mereka bertengkar soal kehamilan Beth. Beth ingin aborsi, tetapi Joe tidak mau. Akhirnya, Beth kabur dari rumah setelah memblokir Joe. Ternyata Beth tetap mempertahankan anaknya, tetapi ia tidak memberitahu Joe. Karena diblokir Joe tidak bisa melihat Beth dan anaknya. Sampai suatu ketika Beth meninggal di kecelakaan kereta. Dengan meninggalnya Beth, Joe berarti bisa melihat anaknya. Joe pun pergi menemui anaknya di rumah ayah Beth, tetapi dia kaget setelah melihat anak perempuannya yang ternyata bukan anaknya. Joe mengkonfrontasi ayah Beth dan berakhir pada Joe membunuh ayah Beth tanpa disengaja. Joe kabur dari rumah ayah Beth meninggalkan anak Beth yang akhirnya juga meninggal karena kedinginan. 

"White Christmas" sama suramnya seperti episod Black Mirror yang lain. Yah, bukan Black Mirror namanya kalau tidak suram.

Demikianlah dua musim dan satu episod spesial Black Mirror. Tulisan bagian duanya semoga bisa segera saya terbitkan. Itu berarti saya harus ngebut nonton dan menulisnya. 😤

4 comments

  1. Hwa sudah season dua saja. Aku nonton season pertama yang berkesan banget yang tentang seorang cewek benar-benar desperate dapat poin likes..demi beli rumah kalau nggak salah. Ngeri banget karena relatable dengan kondisi sekarang. Lalu yang kayak startrek itu juga baguus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Episod yang itu di season 3. Judulnya "Nosedive". Kalau yang kayak Star Trek, aku lupa deh. Nontonnya belum sampe situ.

      Delete
  2. Yuck, kayaknya musti kuat mental ya nontonnya. Ngebayangin seorang PM kemprut sama babi aja udah bikin mual. Tapi kayaknya itu salah satu best episode-nya ya.

    Soalnya episode lain, kayaknya lebih berbicara soal moral dan nilai-nilai kehidupan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget. Nontonnya memang harus di saat mental lagi kuat. Kadang mental lagi kuat pun habis nonton itu bisa bikin jadi stres dan suram sendiri. Wkwkwk.

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.