Sekarang saya bertanya, kenapa Marat Safin sepertinya sekarang susah sekali untuk kembali masuk ke dalam jajaran top petenis dunia? Menurut saya (sekali lagi ini menurut saya) karena Marat Safin tidak memiliki mental seorang juara. (Saya rasa dia tetap disegani sebagai pemain, tapi tidak lebih karena dia mantan petenis nomor satu dunia.) Sejauh ini yang saya ingat mengenai dia dari berita-berita yang pernah saya baca Marat adalah pemain yang temperamental. Suka sekali membanting-banting raket kalau pukulannya jelek, teriak-teriak kalau melakukan kesalahan, memprotes keputusan wasit. Seperti kemarin waktu saya nonton pertandingan dia melawan Dmitri Tursunov di Western & Southern Financial Group Masters (salah satu turnamen ATP Masters Series) Cincinnati (AS).
Marat kalah di set pertama dari Tursunov dengan skor 6-7. Di set kedua skor 4-4 saat Marat sedang memegang servis. Ketika game ke-9 di set kedua skor 40-40 saat wasit menyatakan Marat Safin melakukan kesalahan saat serve. Kesalahan kakinya menyentuh garis atau apa itulah namanya saya tidak paham. Mungkin teman-teman yang lebih paham soal tenis bisa memberi tahu soal ini. Nah, keputusan wasit ini diprotes Marat. Saya rasa sih wajar saja kalau Marat protes, tapi mbok ya protesnya yang wajar. Ini protesnya seperti anak kecil yang gak terima karena dia kalah main gundu. Ngoceh-ngoceh, hakim garis disalahin, trus tetep aja ngungkit-ngungkit ke wasit masalah servis dia tadi. Jelas ini mengganggu permainan dia. Hal ini terlihat dari pukulan dia yang sudah tidak akurat. Dan dia terpaksa melepaskan servisnya. Kedudukan sekarang menjadi 5-4 untuk Tursunov. Lucunya, saat Tursunov memegang serve dan skor 40-0, servis pertama Tursunov dinyatakan keluar saat Marat mengangkat raketnya. Wasit mengira Marat akan men-challenge keputusan hakim garis (pemain bisa men-challenge keputusan wasit/hakim garis apakah bola itu keluar atau masuk. Bingung dengan penjelasan saya? Nonton deh tenis maka kamu akan mengerti sendiri. Hehehe...) ternyata Marat tidak men-challenge servis tersebut tapi dia mengundurkan diri. Dia menyalami Tursunov, tapi tidak menyalami wasitnya. Hah! Sungguh anak kecil sekali sih Marat Safin. Kalau mau kalah ma kalah aja begitu. Toh, tinggal satu poin lagi Tursunov menang. Gak usah pake acara si Marat ini mundur deh. Sungguh menyebalkan melihat kelakuan seorang mantan petenis nomor satu dunia seperti itu. Wajar Marat sekarang merasa kesulitan untuk kembali masuk menjadi petenis top dunia saat ini. Mentalnya itu mental anak kecil, bukan mental seorang juara. Ya kesalip dunk ah sama pemain-pemain yang lain.
Saya jadi ingat setahun yang lalu final Wimbledon (2007) antara Mas Rafa-ku vs Roger. Waktu itu, saya sudah sangat yakin Rafa akan keluar sebagai juara melihat permainan Rafa yang luar biasa dan Roger yang sedang berada di dalam tekanan. Nyatanya, Roger berhasil keluar dari tekanan dan dia membalik keadaan. Di set ke-5, Roger balik menekan Rafa dan memenangi set tersebut (dan Wimbledon) dengan skor 6-2. Seingat saya, titik balik penampilan Roger adalah disaat Rafa men-challenge bolanya yang dinyatakan out oleh hakim garis. Ternyata bolanya Rafa memang masuk, tapi hanya secuil/seuprit dari bola yang nempel di garis permainan. Meskipun begitu bola tetap dinyatakan masuk. Roger tampak keberatan. Dia sempat mempertanyakan kepada wasit. Kalo saya sih nangkepnya begini, "Cuma seuprit begitu masa' dibilang masuk sih? Anda kan wasit harusnya bisa over rule dunk..." Tapi wasitnya mungkin berdalih yah itu emang bolanya masuk mau diapain lagi. Dan Roger akhirnya cuma bisa bilang, "I'm happy he challenged it." Setelah itu, entah Roger dapat tenaga darimana dia langsung kembali ke permainannya. Yang sebelumnya Roger mendapat tekanan dari Rafa sekarang dia balik menekan. Hasilnya? Saya sumpah serapah kenapa Roger bisa menang. Padahal Rafa nyaris menang! It was close... very close... Kenapa permainan Rafa tiba-tiba rusak dan permainan Roger di akhir set malah berkembang? Ah, damn... Ayah saya cuma berkata dengan singkat, "Itulah mental seorang juara." And I couldn't agree more.
Tidak seperti Marat yang protesnya seperti anak kecil, ngambek, mempengaruhi permainan, dan akhirnya mundur dari pertandingan, Roger protes sewajarnya dan dia bisa kembali ke dalam permainannya. Luar biasa untuk Roger. Sangat memalukan untuk Marat. Bahkan komentator pertandingan saat itu sendiri bilang (seingat saya ini mah):
Marat sendiri tidak bisa 100% yakin apakah servisnya itu fault atau tidak. Seharusnya dia melupakan keputusan wasit dan terus saja bermain. Dari permainan high quality kemudian dropped to that elementary level sangat tidak baik. Memenangi pertandingan tentu menyenangkan, tapi memenangkan pertandingan dengan cara seperti tadi tentu mengecewakan.
Bener banget, Kim... *sebelumnya mau memberitahu kalau saya fans Federer (yihii)* Ketinggalan dua set dan bisa ngejar sampe set ke lima. Itu wahhh banget. Tapi dia menang 5 kali berturut2 pasti ada alasannya kan? Dan emang mental juara banget!!!
ReplyDeleteSaya sempet sedih waktu dia akhirnya kalah. Tapi the best man wins!! Federer akan berjaya kembali...!!! *pisss, Kim*
Tapi ini mah yaaa... Mas Rafa yang sedang berada dalam spotlight. Hehehe... Permainannya sedang OK banget dan semoga aja untuk seterusnya dan Roger seterusnya keok. Ahahahaha... Peace...!
ReplyDeletehoah tenis lagi... bener2 maniak...
ReplyDeleteyang saya ingat dulu pete samprass jadi juara nomer satu dunia lama banget.. itu aja.. sekarang dah ga gitu merhatiin
ReplyDeletebuhuhu...
ReplyDeletesaiya ga ngerti tenis apalagi pemainnya....
saiya mau bls comment dari Kimmy di blog saiya...
saiya ada YM dan FS..tapi saiya gaptek bgt... ga ngerti berinternet ria... so... ini alamat email dan FS saiya... ayaw_jeweltz@yahoo.co.id...
saiya sangat mengharapkan bantuan dan petunjuk dari Kimy agar saiya bisa berblog yang baik dan benar...
tengkyuuuuuuuuuu bgt!!!
Hmm..jadi inget nasibnya Andy Roddick, yang kurang lebih sama lah sama Marat Safin, L hewitt juga malah tambah kacau.. apalagi sejak zaman-zaman dahuli sehabis putus sama Kim Clisjter... life is like a game, sometime. :)
ReplyDeletesaya sama sekali ga merasa perlu nonton tenis buat bisa mengerti bahwa memang mental juara yang bisa jadi penentu segalanya...
ReplyDeletehow one self deal with failure
lagi terancan tuh titelnya gara2 kalah..hehe
ReplyDelete@paams
ReplyDeletehueee... Sirik... :p
@Anang
Iya sih, tapi kan rekornya dipecahkan sama Roger sebagai petenis nomer satu paling lama.
@ayaw_jeweltz
Sudah tak add fs dan YM-mu. Ngobrol aja yuk? Hehehe...
@rasyeed
Kalo Andy masih mending. Setidaknya dia masih 10besar lah... Oiya, Hewitt apa kabar ya?
@natazya
Kalo aku kan emang pada dasarnya suka tenis. Hehe...
@Dian NW
Iyaaa... Roger terancam tuh peringkat satunya!! Ahahahah... Senangnyaaaaa....
beeeuuuhhhh, udah lama g maen kesini makin keren aja templatenya..
ReplyDelete**oot**
wah ngomongin petenis cewek aja... ivanovic, sharapova, hantuchova...
ReplyDelete@hanggadamai
ReplyDeletehahaha... Kemana aja mas ampe ga pernah mampir kesini?
@wku
hehehe... Sekalian sama gambarnya yah? Biar banyak pria2 yang mampir kemari. *kedip2 kelilipan*