Thanks To Doroymon

--saya masih hiatus--

Sore tadi setelah kuliah wajib bagi mahasiswa yang mengambil peminatan Psikologi Sosial, yaitu Proses Kelompok, saya berseloroh ke Kiki. “Ki, aku mau luntang-lantung gak jelas ah.” Kiki hanya tersenyum. Dia tahu persis alasan mengapa saya sore itu berniat luntang-lantung ke sana ke mari tidak jelas. Saya pun tahu persis tujuan luntang-lantung saya itu mau kemana.

Pertama, pulang ke kosan terlebih dahulu. Biarpun pikiran dan hati sedang ngaco, badan harus tetap bersih dan wangi. Biarpun hati patah menjadi ribuan keping, wajah harus tetap terlihat cantik dan menarik. Singkat kata, saya mandi sore dulu lah. Bersihin badan ya, jeee... Biar bersih, wangi, gak daki-an, dan penggemar saya pun semakin banyak. :D Baru setelah magrib, saya bermalam sabtu-an. Sendirian saja.

Kedua, mulai bermalam sabtu-an. Saya melangkah keluar dari pagar kosan dengan suasana hati yang tidak begitu baik. Masih buruk sisa-sisa tadi dari kampus. Tapi saya sudah meyakinkan diri saya bahwa saya tidak boleh begini terus. Saya harus tetap semangat! Tetap tersenyum, tertawa, dan lupakanlah kesedihan. Dan salah satu yang bisa menghibur saya adalah toko buku. Maka saya pun ke Gramedia Depok.

Niatnya sih hanya ingin melihat-lihat, tapi apa lacur saya keluar dari Gramedia dengan empat buku di tangan saya. Habis sudah uang bulanan saya yang baru dikirim. Tapi hey, selalu ada justifikasi untuk segala sesuatu kan? Saya ini sedang tidak baik mood-nya. Bete melulu. Kalau mau sembuh ya buang uang, entah itu ke baju, buku, atau ke yang lainnya. Pokoknya belanja. (Lumayan) sembuh sih memang, tapi nanti di pertengahan bulan depan bakalan gigit jari dah gue.

Next pit stop adalah Oh La La yang di Margo City. Lagi, saya buang uang disini. Ronde pertama saya pesan kopi. Setelah pesan, saya mencari tempat duduk yang pewe’, tempat duduk yang masih dalam jarak pandang saya untuk melihat performance mereka-mereka yang bermain di Margo Friday Jazz malam ini.

Setelah menemukan tempat yang pas, saya menaruh tas dan kemudian membuka plastik yang membungkus salah satu buku dari empat yang baru saja saya beli tadi. Maka, mulailah malam ini saya menikmati kesendirian saya di Oh La La Margo City, ditemani secangkir kopi, sambil membaca buku Roy yang terbaru berjudul “Doroymon: A Wonderful Masa Jadul” (sori Roy, baru beli sekarang!), dan (tetep) plurking.



Halaman demi halaman saya baca. Anjrit. Ini buku yah... Bisa membuat mood saya berubah drastis! Saya tertawa ngakak. Minum kopi dulu. Kemudian, tertawa lagi. Pesan nasi goreng dan moca coffee (0r whatever nama tuh kopi) dulu. Kemudian, lanjut lagi tertawanya.

Halaman demi halaman berikutnya saya lanjutkan membacanya. Saya masih tertawa. Sendirian. Tidak peduli dengan tatapan orang-orang di Oh La La yang semakin malam semakin ramai itu. Saya juga tidak mau ambil pusing dengan orang-orang itu, dengan keramaian itu. Saya masih sibuk dengan “Doroymon” di tangan saya. Yang tidak bisa saya tutup bukunya sebelum saya membacanya sampai halaman terakhir. Yang di tengah-tengahnya membuat saya seperti naik roller coaster. Terkadang saya terkikik geli, senyum dikulum, atau tertawa lepas. Terkadang pula saya meringis, terharu, bahkan nyaris menangis di depan ramai orang. Sendirian.

Ya, saya memang sendirian malam ini di Oh La La yang ramai. Sendirian di sekumpulan orang-orang yang menonton Margo Friday Jazz. Tapi, saya sendirian secara fisik. Secara emosi, saya tidak sendiri. Membaca buku Roy, saya seperti menjadi mahasiswi teknik industri UI angkatan 2003. Saya merasakan kehangatan, kegokilan, kebahagiaan,... Saya merasa dekat dengan orang-orang yang tidak saya kenal itu.

Berlebihan ya saya? Emang... Demi kepentingan tulisan. *digeplak orang sekampung*

Dan tiba-tiba... saya rindu dengan teman-teman seangkatan saya. Teman-teman yang tidak semuanya saya kenal dekat, bahkan masih ada beberapa diantaranya saya belum hafal namanya *pentung diri sendiri*. Teman-teman yang saya kenal dengan cukup dekat. Teman-teman yang menjadi peer group saya. Ah, saya rindu mereka semua.

Dan tiba-tiba... saya menyesal. Ya, saya menyesal karena saya sudah membuang tiga tahun terakhir dengan sia-sia. Saya terlalu asik dengan dunia sendiri selama 2,5 tahun terakhir dan baru 0,5 tahun sisanya saya baru mau keluar dari zona aman saya untuk lebih berbaur dengan yang lain. Saya kehilangan banyak hal di masa kuliah ini. Banyak sekali.

Dan tiba-tiba... saya menjadi bersemangat. Saya bersemangat karena saya ingin lebih mengenal teman-teman saya. Saya ingin memperdalam rasa keterikatan saya dengan Psikologi UI angkatan 2006. Masih ada setahun lagi kan untuk menebus dosa-dosa saya?

Dan untuk itu saya harus berterima kasih kepada Roy Saputra. Terima kasih sudah membuat buku sebagus ini. Terima kasih sudah membuat saya tertawa bahagia dan melupakan kebetean saya. Terima kasih sudah membuat saya tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang (mungkin) menganggap saya gila karena saya tertawa sendirian. Terima kasih sudah membuat saya keluar dari Oh La La dengan senyum yang terus mengembang di wajah saya. Terima kasih sudah membuat saya semakin menyadari bahwa persahabatan itu luar biasa indah. Terutama sekali, terima kasih sudah membuat saya berpikir bijak malam ini:

Hati boleh patah dan hancur, tapi tidak dengan persahabatan.

*hakhakhakhkahka... gaya banget gue? pentung diri sendiri dulu ah **pentung2** *

Terima kasih untuk itu, Roy. Sukses selalu untuk elo yaaa... Ditunggu buku-buku berikutnya. :)

Depok, 24 April 2009

p.s.: gambar dicomot semena-mena dari pesbuknya Roy. *langsung ngumpet takut ditimpuk*

p.s. lagi : dan hiatus pun berlanjut...

9 comments

  1. nah gitu kim,,mulai sekarang rajin2lah berbaur sama tmn2 kampus seangkatan, ngumpul di himpunan, gabung di acara2 (program kerja)himpunan, ikut diskusi2, akan banyak pengalaman yg pasti didapatkan.

    Klo kata org masa2 yg paling indah itu adalah di SMA, tp menurut sy c, yg paling indah itu ada di kampus. Bertemu dengan anak2 muda yg penuh smangat dan kreatif, kerja sama2, makan sama2 sampai tidur sama2 dikampus...ahaha...banyak kenangan yg akan diingat, dr awal maba, sampai skrg..

    jadi jangan cuma jd mahasiswa 3K : kampus, kamar kost, kampung. :))

    ReplyDelete
  2. futsalnya jalan trus kan...gud..gud...

    ReplyDelete
  3. hiatus gitu?

    baca buku doroymon bisa membuat nafsu makan meningkat ya?

    coba ngecek ke gramed ah..

    ReplyDelete
  4. wah.. jadi tambah penasaran tuh sama doroymon..

    sip2 ntar kalo udah gajian mo ngecek ke gramed ah..

    ReplyDelete
  5. belom pernah baca.. tau bukunya juga baru sekarang :D . cari di gramed ach..

    ReplyDelete
  6. Link postkan komentarnya
    kecil
    byme

    ReplyDelete
  7. hooooh *sama kaya yg diatas* jadi penasaran sama buku itu yang katanya di tulis sama anak FTUI...ngomong2 banyak jg ya anak UI yg jadi penulis (Andrea Hirata, Raditya Dika, ...a lot more to come, hhe)

    ReplyDelete
  8. tiba2 nyasar ke blog ini. oh... anak ui juga ya? satu kampus berarti kita.
    -btw salam kenal mbak :D

    ReplyDelete

Any spams, any hateful, and any anonymous comments will be deleted. Let's create a safe space wherever we are and respect each other. Thank you.