Kecewa dengan Bank Mandiri

Kepada Yth Bank Mandiri,

Saya adalah pengguna Kartu Kredit tambahan dari Bank Mandiri. Sesuai dengan kebijakan dari Bank Mandiri yang mendahulukan pembayaran minimum kartu utama baru kemudian memotong tagihan kartu tambahan, saya merasa dirugikan. Saya selalu rajin membayar tagihan tiap bulannya, akan tetapi secara otomatis Bank Mandiri akan memotong tagihan kartu utama sesuai dengan pembayaran minimum baru memotong tagihan saya. Akibatnya, tagihan saya tidak pernah berkurang banyak tiap bulannya dan saya selalu ditelpon dari bagian collecting untuk meminta saya segera membayar. Padahal saya sudah membayar lunas tagihan sebesar Rp 3.020.008,00. Tapi, terakhir saya cek tagihan saya masih Rp 2.683.377,00.

Saya pun menghubungi Bank Mandiri melalui e-mail, meminta Bank Mandiri untuk memotong tagihan saya sebesar uang yang sudah saya bayarkan. Bank Mandiri menjawab e-mail saya dan meminta saya untuk membuat surat permohonan yang ditandatangani oleh saya dan ayah saya (sebagai pemilik kartu utama), fotokopi KTP kami dan fotokopi kartu kredit saya, dan bukti pembayaran. Semuanya bisa di-scan dan dikirim ke e-mail Bank Mandiri. Saya pun melakukan apa yang Bank Mandiri minta. Pada tanggal 11 November 2010 saya mengirimkan e-mail beserta dokumen yang Bank Mandiri minta, namun anehnya ketika saya telpon ke 14000 mereka bilang dokumen saya belum mereka terima. Aneh, padahal dokumen tersebut saya kirim dalam tiga file terpisah dan dalam bentuk rar. Kalau Bank Mandiri tidak percaya, silakan untuk bertemu dengan saya dan mengecek sent e-mail saya.

Keesokannya, pada tanggal 22 November 2010, saya pergi ke Bank Mandiri cabang Tanjung Karang Kartini di Bandar Lampung. Di sana saya bertemu dengan Mbak Catherine Margono. Melalui beliau saya menyerahkan dokumen yang dibutuhkan Bank Mandiri, yaitu surat permohonan, fotokopi KTP dan fotokopi Kartu Kredit, dan bukti pembayaran. Oleh Mbak Catherine saya dijanjikan permasalahan ini selesai dalam 14 (empat belas) hari kerja. Baiklah, saya akan sabar menunggu.

Nyatanya, ketika kemarin saya dihubungi ayah saya dan beliau bilang bahwa bayaran tagihan saya masih kurang Rp 90.000,00 saya bingung. Bukankah saya sudah membayar lunas? Bukankah saya sudah datang ke Bank Mandiri langsung dan menyerahkan semua dokumen yang Bank Mandiri minta? Bukankah saya dijanjikan dalam 14 hari masalah ini selesai? Saya kembali menelpon 14000 dan menanyakan perihal ini. Lagi-lagi jawaban yang saya terima adalah, “Hingga hari ini dokumen Anda belum kami terima.”

Lagi-lagi saya dibuat bingung. Ada apa ini dengan Bank Mandiri? Saya sudah datang langsung ke Bank Mandiri cabang Tanjung Karang Kartini dengan harapan Mbak Catherine mau menolong saya untuk menyampaikan dokumen saya itu ke bagian Bank Mandiri yang memang berwenang mengurus kartu kredit. Harapan saya dengan datang langsung ke kantor cabang Bank Mandiri akan memudahkan saya dan membantu saya untuk segera menyelesaikan masalah ini. Tapi, harapan itu hanyalah harapan semu belaka. Buktinya, hingga detik ini dokumen saya belum diterima dan masalah ini tetap berlanjut. Dan pastinya bunga tagihan pun tetap dihitung.

Sekarang saya tidak tahu dokumen yang telah saya serahkan ke Mbak Catherine Margono di Bank Mandiri cabang Tanjung Karang Kartini itu tersangkut dimana. Saya tidak tahu apakah Mbak Catherine sudah mengirimkan dokumen tersebut atau mungkin beliau lalai dan lupa untuk mengirimkannya. Apapun itu saya merasa sangat dirugikan oleh Bank Mandiri. Tagihan saya masih Rp 2.683.377,00 disaat saya sudah membayar Rp 3.020.008,00. Bank Mandiri akan terus menghitung bunganya tanpa menghiraukan kenyataan bahwa saya sudah membayar lunas. Dan saya, sekali lagi, harus mengirimkan dokumen yang Bank Mandiri minta agar mereka bisa memotong tagihan saya sesuai uang yang sudah saya bayarkan. Pertanyaan saya: sampai kapan saya harus mengirim dokumen ini agar bisa diterima oleh Bank Mandiri? Dan, melalui apa atau siapa saya harus mengirimkan dokumen ini ke Bank Mandiri mengingat ketika saya mengirim lewat e-mail dan ke kantor cabang Bank Mandiri nyata-nyatanya dokumen saya tidak mereka terima?

*ini merupakan kisah lanjutan dari tulisan saya sebelumnya disini dan disini.
*tulisan ini juga dimuat di Surat Pembaca Kompas.com

7 comments

  1. Wah wah wah,si mbak katrin itu yg endut2 gt ya?waktu buka tabungan kemaren ma dia tuh gue...:P
    surat pembaca hay hay...kirim ke koran...

    ReplyDelete
  2. @ Fussythoughts
    Iya! Mbak Catherine yang itu! Btw, ini udah aku kirim ke surat pembaca di Kompas dan detik. Tapi yang di website sih, belum kirim ke yang koran cetaknya...

    ReplyDelete
  3. Sebentar, Mbak saya ingin bertanya menegaskan dulu. Untuk pemegang kartu utama itu Ayah Mbak Kimi, ya? Dan pembayaran tagihan kartu utama memang ndak dibayar penuh, ya? Sehingga pembayaran dari Mbak Kimi intinya buat nalangin kekurangan bayar pada kartu yang utama, betul?

    Saya kebetulan bukan pemegang kartu kredit Mandiri dan juga tidak punya kartu tambahan tapi pengalaman ini bisa menjadi pelajaran berharga buat saya ternyata pakai kartu tambahan ribet juga, ya?

    Untuk pengalaman nulis di surat pembaca, saya sudah pernah waktu itu saya complain kepada toko donut JCO. Dan hasilnya sangat ampuh untuk memaksa mereka mau tidak mau harus serius menanggapi keluhan saya sebagai konsumen.

    Mudah-mudahan kasusnya segera selesai, Mbak Kimi.

    ReplyDelete
  4. @ Joko Sutarto
    Iya, Pak, kartu utamanya milik ayah saya. Dan yah... Intinya sih seperti itu. Pembayaran yang saya lakukan selama ini tak lebih daripada membayar tagihan kartu utama. :D Ehm... Tapi, sistem pembayaran di Bank Mandiri memang seperti itu. Saya kutipkan disini penjelasan dari Bank Mandiri ya, Pak. (lengkapnya ada di tulisan saya disini)

    Sistem pembayaran kartu kredit di Bank Mandiri:

    a. Pembayaran akan lebih dahulu masuk kartu utama sebesar minimum payment-nya.

    b. Selanjutnya pembayaran akan masuk ke kartu tambahan sebesar minimum payment-nya.

    c. Apabila setelah itu masih terdapat kelebihan dana dari pembayaran, maka akan dimasukkan ke kartu utama menutup seluruh sisa tagihan kartu utama (di luar minimum payment yang telah dibayar)

    d. Apabila setelah itu pun masih terdapat kelebihan dana dari pembayaran, maka akan dimasukkan ke kartu tambahan untuk menutup sisa tagihan kartu tambahan (di luar minimum payment yang telah dibayar)

    Btw, saya kurang tahu juga bagaimana dengan kebijakan kartu kreditnya di bank lain. Mudah-mudahan sih tidak sama seperti di Bank Mandiri. Soalnya sistem pembayaran seperti ini sungguh merepotkan. Saya sebagai pemilik kartu tambahan merasa dirugikan karena harus selalu menunggu2 kartu utama. Belum lagi uang yang saya bayar dipakai untuk memotong tagihan kartu utama. Yang rugi berkali2 lipat kan si kartu tambahan. Bayar rajin tiap bulan, tapi dipotong tagihannya sedikit, alhasil kena bunganya tetap gede. Duh.

    ReplyDelete
  5. yang kaya begini nih yang bikin gw jadi agak-agak takut gitu buat nabung di bank. Terkadang urusannya tambah ribet.

    ReplyDelete
  6. @ Noeel-Lubis
    Tapiiii... Sampai saat ini tempat yang paling aman buat menyimpan uang di bank sih ya. :D

    ReplyDelete
  7. waduh,.ngeri jg klo gt caranya

    ReplyDelete

Any spams, any hateful, and any anonymous comments will be deleted. Let's create a safe space wherever we are and respect each other. Thank you.