Seumur-umur saya tinggal di Bandar Lampung, saya tidak pernah bayar parkir sebesar Rp 11.000 untuk parkir selama satu jam tiga belas menit. Mungkin ada teman-teman yang tinggal di Bandar Lampung pernah mengalami kejadian seperti ini?
Jadi ceritanya, hari Jumat kemarin (30/12/11) saya menemani kakak saya ke Mall Kartini Bandar Lampung. Anak-anak sini biasanya menyingkatnya menjadi MoKa. Lebih keren, 'kan? Ihihihihi... Nah, sudah selesai urusan di MoKa, kami pun langsung pulang. Alangkah kagetnya kami ketika mendengar suara lembut dari mbak-mbak cantik di pos parkir MoKa bilang kalau kami harus membayar Rp 11.000.
Saya protes. "Kok sebelas ribu sih, Mbak? Mahal banget. Emangnya saya udah berapa lama parkir? Kaya'nya baru satu jam-an deh." Mbak-mbak parkir yang cantik itu bilang kalau tarifnya memang segitu. "Kalau parkirnya di bawah satu jam, tarifnya Rp 5.000. Kalau di atas satu jam jadi Rp 11.000. Mbak sudah parkir lebih dari satu jam. Lihat saja ya di struknya. Itu ada kok." Penasaran, saya langsung lihat struk parkir yang dikasih. Dan... eng ing eng... Jelas-jelas tertulis di struk untuk lama parkir 1 jam 13 menit sewa parkirnya hanya Rp 3.000! Berhubung sopir bapak saya tidak mau ribut dia bayar saja sebesar yang diminta Mbak-mbak parkir yang cantik itu, yaitu Rp 11.000.
Saya jadi bingung. Nah lho, kok yang tertulis di struk dan dengan apa yang Mbak-mbak parkir yang cantik minta kok beda? Jauh banget selisih Rp 8.000. Memangnya sudah ada peraturan baru ya antara struk dan yang diminta petugas parkir boleh beda?
Daripada saya selalu dirundung penasaran, saya langsung tanya ke pihak MoKa. Dalam perjalanan pulang ke rumah, di mobil saya telpon MoKa. Kebetulan yang menerima telpon saya Mbak Tiara. Saya ceritakan saja pengalaman saya barusan ke Mbak Tiara. Mbak Tiara-nya sendiri kaget, lho! "Loh, kok bisa gitu?" adalah respon Mbak Tiara ketika sudah mendengar cerita saya. Lah Mbak Tiara, saya sendiri juga tidak tahu. Makanya saya telpon untuk bertanya apa benar parkir di MoKa semahal itu?
Kalau kata Mbak Tiara sih biaya parkir di MoKa hanya Rp 1.000 per jam. Untuk satu jam pertama Rp 2.000. Seharusnya yang tertulis di struk itu yang benar. Mungkin Mbak Tiara tidak melihat saya manggut-manggut mengerti. Oke, jadi Mbak-mbak parkir yang cantik itu sudah berbohong ke kami. Jadi, selisih Rp 8.000-nya kemana? Masuk ke kantong siapa? Entah ya.
Nah, oleh Mbak Tiara saya dijanjikan dia akan menghubungi Secure Parking yang mengelola parkir di MoKa. Sekitar satu jam kemudian Pak Iwan dari Secure Parking menghubungi saya. Beliau menanyakan kronologis kejadian. Ya saya ceritakan kembali kronologisnya. Terus, Pak Iwan minta maaf. Beliau bilang seharusnya biaya parkirnya memang Rp 3.000, sesuai dengan struk. Dan beliau beralasan Mbak-mbak parkir yang cantik itu adalah pegawai baru, jadi dia belum tahu benar soal biaya parkir. Ng... Bagaimana mau menanggapinya ya? Tapi, kok rasanya tidak masuk akal. Alasan pegawai baru, menurut saya, tidak bisa dijadikan alasan kalau pegawai tersebut tidak tahu soal biaya parkir. Kalau yang tertulis di struk Rp 3.000, ya mintanya Rp 3.000. Jangan minta Rp 11.000. Justru jadi pertanyaan saya memangnya pihak pengelola parkir tidak memberikan training ke pegawainya? Masa' untuk biaya parkir saja, pegawainya tidak tahu. Apalagi dia di bagian pos parkir keluar lho yang menerima duit dari orang-orang yang sudah menumpang parkir di MoKa.
Ya sudahlah. Saya tidak mau memperpanjang alasan yang Pak Iwan berikan. Saya bilang saja ke Pak Iwan, monggo di-cross check ke Mbak-mbak parkir yang cantik itu. Saya bilang lagi, "Tolong ya Pak Iwan tindaklanjuti laporan saya. Saya tunggu niat baik Pak Iwan. Kalau Mbak itu mengakui kesalahannya dan Pak Iwan sendiri sudah minta maaf, kemudian berjanji tidak mengulangi lagi, ya sudah masalahnya bagi saya selesai." Pak Iwan sendiri berjanji akan meng-cross check ke Mbak-mbak parkir yang cantik itu. Beliau bilang jika memang Mbak tersebut terbukti bersalah dia akan dikenakan sangsi. Sangsinya apa saya tidak tahu.
Namun, sayang sungguh sayang. Hingga hari ini saya tidak mendapat kabar lagi dari Pak Iwan. Padahal beliau berjanji hari Sabtu (31/12/11) pagi beliau akan mengabari saya. Hari Sabtu itu saya kirim dua pesan singkat ke Pak Iwan, siang dan sore hari. Sorenya saya telpon tapi tidak diangkat oleh beliau.
Dan barusan saya telpon ke pihak MoKa. Kebetulan Mbak Tiara lagi yang menerima telpon saya. Mbak Tiara memberitahu saya kalau Pak Iwan memang sudah menegur Mbak-mbak parkir yang cantik itu. Tapiiii... Mbak itu tidak mau mengaku. Dia bilang dia tidak merasa minta Rp 11.000 ke kami. Dia memang sudah minta Rp 3.000 sesuai dengan struk.
Jreng jreng jreng...
Ini berarti bisa dibilang bahwa mereka menuduh saya memberi laporan palsu. Karena kata Mbak Tiara saya tidak punya bukti saya membayar Rp 11.000 ke Mbak-mbak parkir yang cantik itu. Juga tidak ada pihak ketiga yang bisa menjadi saksi. Waktu kejadian hanya ada saya, kakak saya, sopir bapak saya, dan Mbak-mbak parkir yang cantik itu.
Pertama-tama, ngapain juga saya kurang kerjaan memberi laporan palsu dan cari masalah dengan pihak MoKa dan Secure Parking? Kedua, kalau bisa mah saya tidak mau punya urusan seperti ini. Ribet. Justru saya sebagai pihak yang dirugikan melaporkan kenakalan pegawainya, dengan harapan supaya tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
Jadi, rencananya hari ini juga saya, kakak saya, dan sopir bapak saya akan bertemu dengan Pak Iwan dan Mbak-mbak parkir yang cantik itu. Saya ingin menyelesaikan masalahnya hari ini juga.
Doakan semoga masalahnya bisa segera selesai dan Mbak-mbak parkir yang cantik itu mengakui kesalahannya.
Update pukul 17.00
Saya baru saja pulang dari Mall Kartini bertemu dengan Pak Iwan dan Mbak-mbak parkir yang cantik itu dari pihak Secure Parking. Mbak itu tetap tidak mengakui dia minta uang Rp 11.000 ke kami. Tapi, berhubung Pak Iwan sudah meminta maaf, mengaku salah, dan berjanji kejadian ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang, saya, kakak saya, dan sopir bapak saya pun akhirnya memutuskan untuk tidak lagi memperpanjang masalah ini. Case closed. Walaupun sebenarnya kami masih sebal dengan Mbak-mbak parkir yang cantik itu, sudah salah tapi tidak mau mengakui kesalahannya.
By the way, nama Mbak-mbak parkir yang cantik itu adalah Hilda Putri. Dan, sebenarnya dia tidak cantik.
Haha mbak-mbaknya korupsi..
ReplyDeleteTapi apa gak apa-apa itu 8000 buat sedekah?
not cool ya. bikin males maen lagi. next kalo ada aneh2 direkam aja pake hp buat bukti. jangan mau kalah canggih ya
ReplyDeletesaya kok suudzan sama mbak parkir dan pak iwan, menurutku sebenarnya pak iwan sudah tahu kalau kimi diminta bayar 11.000 dan mereka tahu pasti kalau kimi tidak punya bukti kalau kimi benar benar bayar 11.000, terus skenario mereka buat agar seolah olah mereka tidak bersalah dan kimi lah yang bersalah
ReplyDeletebagaimana?
pertama, happy nu year yah kim. maaf2 kalo ada salah kata... hehehe
ReplyDeleteoke intronya cukup.:D
wah kalo menurut gue, ini pasti intrik. orang kalo udah kepergok salah yah kayak gitu, banyak cari alasan... lebih baik ngaku salah kan daripada ngelak mulu.. :(
tapi ya sudahlah kim. ikhlasin aja. biarkan Tuhan yang balas. :D
hihihi... kalau aku jadi kamu, aku ngga berani ngomong dan komplain segala. paling hanya kupendam dalam hati. Salut sama kamu karena udah berani protes :)
ReplyDeletekalau aku tak pisuhi mbak...
ReplyDeletekurang ajar tenan, udah salah ngak mau ngaku..
#terlalu
Lha kalo gak cantik, kenapa disebut cantik dari awal? :D
ReplyDeleteApa maksudmu gak cantik hatinya?
Btw aku dan suami membiasakan minta struk parkir dan akan mengejar walau ada selisih 2000 rupiah saja, bukan pelit tapi biar pada jujur
Ya ampun.... Pegawai kecil aja sudah mau korupsi. Gimana kalau jadi pejabat negara. Ckckck.... Mungkin mbak-mbak itu takut kena sanksi atau khawatir kehilangan pekerjaannya, makanya jadi berbohong....
ReplyDeleteBtw, dulu pas saya KKN di Lampung Selatan (kecamatan Rajabasa), saya dan teman-teman pernah menyewa sepeda motor untuk jalan-jalan ke Bandar Lampung, trus mampir ke MoKa deh, hehe....
Saya salut bener sama kamu Kim. Bisa memperjuangkan hak yang keliatannya sepele - cuma duit 8000 - tapi masih bisa ngotot. Kalau saya kayaknya dah ga mau ambil pusing deh.. apalagi mbaknya ternyata ga cantik.. ahh -_-'
ReplyDeleteKalau mikirnya begitu sih, saya juga malas. Cuma duit 8000. Mending diikhlasin aja deh. Gitu kan? Tapi, saya mikirnya kalau mbak itu dibiarkan saja nanti dia akan terus berbuat curang. Yah, anggap sajalah saya sedang dalam masa belajar (dan menumbuhkan keberanian) untuk melawan kecurangan2 yang ada di depan mata. *halah, bahasanya berat*
ReplyDeleteItu juga sih yang dibilang kakak saya. Baru pegawai kecil aja udah korupsi dan bohong. Gimana nantinya?
ReplyDeleteBtw, kamu kuliahnya dimana sih sampe KKN-nya di Lampung? :D
Iya, hatinya gak cantik. Jadi mukanya di mataku gak jadi cantik.
ReplyDeleteJujur, di lampung juga masih ada tukang parkir yang nakal. Kalau dimintain struk suka gak mau ngasi (atau mereka emang parkir liar).
Kakakku sih yang tadinya mencak-mencak ribut gitu. Pak Iwan dan supervisor petugas lapangannya (saya lupa namanya) kelihatannya juga ngebelain si mbaknya itu. Tapi, untungnya ada pegawainya yang lain yang percaya kami dan mendukung kami, jadi kakakku agak tenang dan gak marah2 lagi. :D
ReplyDeleteAku juga sedang belajar untuk berani protes. :)
ReplyDeleteIya, kalau dia ngaku salah dan berjanji gak akan mengulangi perbuatannya buatku ya cukup. Tapi, berhubung dia tidak mau ngaku ya sudahlah. Nanti juga dia kena batunya.
ReplyDeleteEhm... Gak tau juga sih. Yang jelas Pak Iwan itu terlihat sekali membela pegawainya. Itu nyebelin banget. Huh!
ReplyDeleteIya, laen kali kalo ada yang nakal lagi seperti itu, harusnya aku mintain bukti bayarnya pake nota. Biar aku ada bukti klo mau komplain lagi. :D
ReplyDeleteSaya sih gak ikhlas 8000 itu buat sedekah.
ReplyDelete5000 di bawah satu jam? mahal banget tuh... di bekasi aja cuman 2000 perjamnya. di jogja 1500 masih perjamnya....
ReplyDeleteMakanya... Ternyata itu cuma "permainan" dari Mbak2 Parkirnya.
ReplyDelete