Wuuuiiih... Judul di atas keren banget ya? Boleh lah saya diberi apresiasi karena telah membuat judul tulisan sekeren itu. *apa sih, Kim. Please deh*
Lima tahun yang lalu saya tidak ikut pemilu. Selain karena saya masih di Depok, sementara kartu pemilih ada di Bandar Lampung, lima tahun yang lalu saya tidak antusias dengan pemilu. Dulu saya tidak percaya dengan partai apapun, ehm... sampai sekarang sih sebenarnya. Jadi, saya pikir biarlah saya menjadi golput untuk kali pertama dalam sejarah hidup saya. Tsaaah, gaya banget. :O
Pemilu tahun ini saya menanggapinya berbeda 180 derajat dibandingkan pemilu kemarin. Kali ini saya memutuskan untuk tidak golput. Saya tetap belum mengenali dengan baik caleg-caleg yang ada, tapi saya rasa itu bukan suatu alasan untuk tidak acuh. Toh sudah ada website seperti Jari Ungu yang menyediakan info tentang caleg. Bisa juga kita googling caleg-caleg yang ada. Kalau malas cari info, ya sudah. Pas di bilik suara pilih saja caleg yang fotonya paling ganteng atau cantik atau lihat gelar sarjananya. Masih pusing juga? Hitung kancing coba. Masih belum dapat wangsit? Ya coblos saja semuanya. Lebih baik kertas suara dinyatakan rusak ketimbang nanti dimanfaatkan yang tidak-tidak. Kita tidak pernah tahu, kan?
Saya datang ke TPS sekitar pukul 10 pagi tadi. Mengantre sebentar dan kertas suara sudah di tangan. Tidak menunggu lama saya sudah disuruh masuk ke bilik suara. Bilik suara saya sampingan dengan Mama. Namanya sudah nenek-nenek, jadi di bilik suara tadi Mama berisik sekali dengan pertanyaan-pertanyaannya. Dan saya tidak kalah berisik menjawab segala macam pertanyaan Mama. Misalnya, "Nak, ini kertas untuk pilih apa? DPRD? Loh, ini juga DPRD." Pelan-pelan saya menjelaskan kalau yang satu itu DPRD tingkat I Provinsi Lampung dan yang satu DPRD Kota Bandar Lampung. Kemudian, Mama masih bertanya lagi, "Terus, ini pilih siapa dong? Mana yang namanya si X? Si Y mana? Aduh, mata Mama ini rabun. Susah melihatnya. Terus, yang DPD ini pilih yang mana?" Untuk yang DPD, saya bilang ke Mama pilih yang wanita saja. Hahahaha... Pokoknya tadi itu benar-benar tidak rahasia. Orang yang juga tadi kebetulan nyoblos di samping saya dan Mama pasti komentar, "Nih emak dan anak berisik banget sih!" :r
Ternyata hari ini tidak hanya pemilu legislatif, melainkan juga pemilihan gubernur Lampung. Saya juga baru tahu tadi setelah diberitahu kakak saya. Benar-benar ketinggalan informasi deh saya ini. Masak pemilihan gubernur sendiri saya tidak tahu? Saya kira pemilihannya nanti, terpisah dari pemilu legislatif. Mungkin nanti bareng dengan pemilihan presiden atau bisa lebih dulu atau malah belakangan setelah pilpres. Kebanyakan main game Tribal Wars sih sampai-sampai yang lain dicuekkin. Hahaha...
Penggemar: Kim, apa buktinya kamu sudah ikutan nyoblos? Jangan banyak bacot kamu! Coba buktikan!
Nih, kalau tidak percaya...
Setelah nyoblos dan kertas suara dilipat, sambil memasukkan kertas suara ke masing-masing kotaknya saya berdoa, "Bismillah. Semoga saya tidak salah pilih. Semoga siapapun nanti yang terpilih dan menjadi wakil rakyat kami bisa menjaga amanah yang diberikan kepada mereka. Amin." Bagi orang yang tidak begitu relijius, pemilu kali ini setidaknya bisa membuat saya berdoa. :P
Sebelum saya mengakhiri tulisan kali ini, saya mau mengucapkan selamat ulang tahun dulu untuk teman SMA saya. Namanya Albar. Buat Albar, selamat ulang tahun ya. Semoga selalu bahagia dan selalu diberkahi Tuhan. :)
Akhirul kalam, bagaimana dengan teman-teman? Pemilu kali ini nyoblos atau golput nih?
Ah, saya tidak milih (dan akan terus seperti ini). Bukan apatis, tapi gak pernah yakin dengan pemilihan semacam ini. Tapi, saya ucapkan selamat atas memilihnya Kimi hari ini. :D
ReplyDeleteKenapa kamu tidak yakin?
DeleteBanyak hal, ini sih garis besarnya: karena MP3EI, siapapun nanti yang kepilih, monsternya lah yang bakal menang—terlebih freeport perpanjang kontrak sampai 2041, presiden mana yang bisa melawan mereka? anak metal itu?
DeleteJuga, demi melanjutkan perlawanan di tanah-tanah krisis. Bagi saya Porsea, Kulon Progo, Mesuji dan tanah krisis lainnya adalah fakta yang menginspirasi untuk berlawan dan menolak untuk di dominasi (lagi). Karena sesungguhnya tak ada yang lebih totaliter dari gabungan saudagar, preman dan aparat.
Ketika sejarah membuktikan pengorganisiran dapat meruntuhkan tiran, bukan pemilu, why vote then?
itu jarimu, beneran kim ? *halah
ReplyDeleteasik ngeliat semangat urg2 yg bisa ikutan pemilu, sayang ga bisa ikutan, ntar aja pas pilpres yeah
Jarinya Kimi berkerut-kerut kayak habis berenang! Hahahaa!
DeleteSaya milih dong! Kan saya keren, hihihi..
Itu beneran jariku, Om. Sungguh! Aku tidak mungkin berbohong di blogku sendiri (yah, kecuali dalam keadaan terdesak sih). :r
Delete@ Mbak Vicky
DeleteIya nih, Mbak. Jariku ternyata kerut-kerut gitu ya? Aku baru sadar. :O By the way, tos dulu kita karena kita sudah ikut nyoblos. *tos*
Wah, ultah gw sampe masuk blog..hahaha..=))
ReplyDeleteAamiin..makasih kim..semoga dikau juga mendapat keberkahan seperti doa diatas..:)
Btw, pileg ini gw gak bisa ikutan nih..masuk DPT bandar lampung, tapi gak bisa pulang..huhuhu..semoga pilpres bisa ikutan deh..normalnya sih gw lebih memilih menentukan nasib drpd pasrah, meski pilihan itu berakhir buruk..:D
Hahaha... Sengaja gue ngucapin di blog biar keren dan biar lo tenar. :P
DeleteMana buktinya kalau itu jari kamu? Saya tidak yakin. *mulai rese
ReplyDeleteIya tuh, di media sosial ada beberapa laporan tentang penyalahgunaan kertas suara yg nggak dipakai si empunya. Wah, untung kemarin saya datang ke TPS dan sempat merusak beberapa surat suara saya :p
Kalau kamu tidak yakin, tidak apa-apa. Aku tidak memaksa kamu untuk percaya kok. *tsaaah*
DeleteNah, makanya itu. Bagi yang golput, lebih baik kertas suara dirusak ketimbang dipakai yang tidak-tidak. :D
Wah sama dong dengan saya mba Insanayu.. Bedanya di saya, tambahannya pemilihan walikota padang. Kalau kemarin saya itu ga pilih orangnya. Bingung, sudahlah ga kenal, visi misinya juga ga paham. Kalo jari ungu datanya juga ga lengkap. Akhirnya saya cuman pilih partai aja, biar ga capek mikir maen tebak-tebakan.. hehehe.. :D
ReplyDeleteUntungnya kemarin itu caleg-nya masih ada yang saya kenal, Pak. Jadi saya pilih yang saya kenal saja. Perihal program kerja ya embuh sih... :))
Deletenyoblog donk via pos :)
ReplyDeletebtw, emang hrs nulis capthcha dulu ya sebelumngirim komen?
Iya, Mbak. Aku sengaja pasang captcha untuk meminimalisir spam.
DeleteAku ndak nyoblos, soalnya nggak pulang ke rumah orang tua kemarin :)) Tapi kalo pilpres sih sudah niat harus nyoblos!
ReplyDeleteSudah tahu pas pilpres nanti mau pilih siapa?
Deleteternyata bukan aku saja yang melihat jarinya Kimi seperti jari orang kedinginan hihi
ReplyDeleteAku saja baru sadar, Mas. :r
DeleteKenapa ya, kita nyoblos harus di TPS yang udah ditentukan? Kenapa nggak dibebaskan aja mau coblos dimana aja, maksudnya di TPS2 khusus? Jadi kayak di AS gitu. Model kayak gitu jadinya meminimalisir angka golput. Atau emang sengaja kayak gitu. Dibiarkan ada golput untuk misi rahasia. Hahaha,
ReplyDelete