Sewaktu belum ada satu bulan bekerja tapi sudah mendekati hari gajian, Mama saya sudah mewanti-wanti ingin mencicipi gaji pertama saya. Beliau bilang beliau tidak minta dibelikan tas dan baju LV, iPhone, atau barang-barang mahal lainnya. Beliau cuma minta uang Rp 50ribu untuk dibelikan lampu minyak tanah dan sisanya uang receh buat disimpan di dalam lemari. Ah, kalau cuma Rp 50ribu sih saya masih sanggup. Tapi, kalau sudah minta LV itu yang repot... Gajian berapa puluh bulan dulu baru bisa saya beli itu LV.
Begitupun Papa saya. Permintaan beliau juga tidak macam-macam. Beliau hanya minta dibelikan sandwich tuna di Oh La La. Itu juga perkara mudah. Selama tidak minta ditraktir di Marché saya masih sanggup. Sementara keponakan saya, Haikal, beda lagi. Dia sudah menodong saya untuk dibelikan kamera digital berhubung dulu saya sudah terlanjur janji ke dia. Janji saya kalau saya sudah kerja nanti gaji pertama saya mau belikan dia kamera digital. Maka ketika Haikal mendengar saya sudah gajian, Haikal pun senyum-senyum penuh arti, sementara saya senyum-senyum meringis.
Pekerjaan pertama dan gaji pertama. Seperti ada perjanjian tidak tertulis untuk gaji pertama yang kita terima kita harus mentraktir keluarga dan teman-teman dekat atau membelikan mereka sesuatu. Sebuah kebiasaan yang sangat sering saya dengar, tetapi baru saya praktikkan kali ini. Terlahir dan terlatih sebagai orang pelit dan sangat perhitungan, tadinya saya pikir saya tidak mau menghabiskan gaji pertama saya. Saya mau simpan semuanya! Okelah kalau hanya untuk menyenangkan orangtua dengan gaji pertama. Selain mereka berdua, saya berpikir seribu kali dulu untuk mengeluarkan uang saya. Kenyataannya bagaimana? Kenyataannya adalah saya tidak bisa menahan diri saya untuk menyenangkan orang-orang di sekeliling saya. Melihat mereka tersenyum bahagia karena telah "mencicipi" gaji pertama saya membuat saya juga bahagia. Berkali-kali lipat bahagianya. Sungguh. :)
Akhirnya keluarga saya sudah mencicipi gaji pertama saya. Sekarang siapa lagi? Sahabat saya yang mana yang mau saya traktir? Saya berpikir keras sampai akhirnya saya menyerah. Sudahlah, lebih baik sisa gaji pertama itu saya tabung saja. Mengingat dua bulan terakhir saya gila-gilaan menghabiskan uang tabungan, sekarang saatnya untuk menabung kembali. Mulai lagi dari nol dengan tujuan menabung yang baru. Saya ingin beli ini, saya ingin ke situ, saya ingin yang di sana. Semuanya saya sudah rencanakan dengan membuat empat tabungan terpisah. Tabungan pertama untuk keperluan sehari-hari, tabungan kedua untuk dana darurat, tabungan ketiga untuk barang-barang yang ingin dibeli, dan tabungan keempat untuk dana jalan-jalan.
Penggemar: Ah, Kim, gaya kali kamu tabungan saja sampai punya empat.
Biarkan sajalah. Hal yang terpenting saya sudah punya target. Jadi, tidak cuma asal-asalan menabung tanpa jelas tujuannya apa. :P
Kembali ke gaji pertama. Saat saya memutuskan untuk menyimpan saja sisa gaji pertama saya, Papa saya tiba-tiba cerita ke saya, "Kamu tahu tidak, kemarin pas Papa di Singapura, Dr. Tay menanyakan kamu terus lho." Ah, Dr. Tay! Kenapa saya tidak mengizinkannya untuk juga ikutan mencicipi gaji pertama saya? Bukankah Dr. Tay sudah saya anggap sebagai bagian dari keluarga saya? Maka saya pun bergegas ke pasar swalayan ternama di sini untuk membelikannya makanan ringan ciri khas dari Lampung. Tak hanya itu, saya titipkan melalui kakak saya sebuah surat untuk Dr. Tay. Dan inilah surat saya untuk Dr. Tay:
Bandar Lampung, 12 November 2012
Dear Dr. Tay Khoon Hean,
Howdy, Dr. Tay! How are you? I hope every thing goes well and smooth in your life. :)
The fact that you're reading this letter means that my sister has already given you this letter. And, you probably receive some snacks that I entrust them for you to my sister. I know it's not much. But, please do take them. In Indonesia, there is kind of a unwritten pact (or you just can say habit) that if you get your first job and get your first salary, you should treat people close to you or buy things for them. Since I consider you, Miss Mei, and Miss Donna as people that close to me, of course I don't forget to put your name, Miss Mei, and Miss Donna on my list that should “taste” my first salary. :D
I also wanna say big thank you for every thing you've done to my father. Since the first time you gave him treatment, until you removed the tube from his body. I just can't thank you enough. For all your kindness, your sincerity, and your big heart. I truly believe because all of that, and because of you as a person, helps my father survives from all obstacles that he has gone through. You always make him happy. He loves you so much. We—my family and I, of course—love you so much, too. I can give you a lot of cards with beautiful words written on them, I can give you a lot of chocolate or other snacks to you, but trust me, they won't ever be enough to show you our gratitude. So, what I can do is pray to God to bless you and your family. May He gives you and your family love, warmth, and protection always.
So, here it is. We're coming to the end of my letter. Just because this letter is coming to an end that doesn't mean our relationship end, either. :) We already think of you as a part of our family, not merely as my father's physician. I hope this relationship that has been shaped for the last one year will last forever. Your name will always be in our thoughts and prayers.
Once again, from my deepest heart, thank you so much for every thing. And, please send my best regards to your family.
Sincerely,
Kimi
Bagaimana dengan kalian? Apa yang kalian lakukan dengan gaji pertama kalian? Bagi-bagi ceritanya dong di sini... ;)
luar biasa cara menghabiskan gaji pertamanya... menarik sekali caranya... semoga makin banyak rezeki deh ya...
ReplyDeleteGaji ketika Praktek Kerja Lapangan bisa dianggap gaji pertama nggak ya? hehehe
ReplyDeleteTapi yang nggak bisa saya lupain perasaan saat nerimanya. Menerima uang dengan hasil kerja sendiri :D
@ penuliscemen
ReplyDeleteTermasuk gak ya? Ya terserah kamu saja. Hehehehe... Tapi, memang betul. Saat menerimanya dan (terutama) saat berbaginya dengan keluarga, luar biasa. :)
@ Applausr
ReplyDeleteAmiiin... Amiiin... Semoga semakin banyak rezekiku. Terima kasih doanya, Mas! :)
ada yang kurang Kim, kamu harus give me something with your first salary. dont you know my address! :)
ReplyDeleteawas aku tendang kalau ngga!!!!!
dapat gaji pertama karena ngerjain project. entah itu termasuk gaji pertama atau bukan. yang jelas waktu itu beliin mama martabak. gajinya ngga terlalu besar soalnya hehehe
ReplyDeleteitu selain tabungan empat biji,, tambah lagi satu utk ngasih org2 lain, udah terbukti kan itu ngasih2 orang bikin orang senang, hati pun riang :D , tp itu saran sahaja sih :D
ReplyDeletedan gaji pertama saya dulu yg ga nyampe seratus ribu itu, saya lupa dibelikan apa ya, kalo ga salah buku kecil satu, sisanya lupa blas :D
inget dulu dapat gaji pertama dikasih buat ibu :)
ReplyDelete@ jarwadi
ReplyDeleteJadi gitu... Mintanya maksa... :P
@ udarianYang penting kan nraktir orangtua dulu... :D
ReplyDelete@ warm
ReplyDeleteItu gaji pertamanya diterima berapa tahun yang lalu? #kepo
@ Ely Meyer
ReplyDeleteSemuanya dikasih ke Ibu, mbak? Wah... Luar biasa! :)
good! biarin aja orang ngomong..hehe..yg pnting kita tau apa yg kita lkukan itu baik dan halal..hehehe..be your self..salam knal yaaa
ReplyDeletejangan lupa sisihkan buat investasi ke emas kimiiii :D
ReplyDeletekenapa musti invest?
karena tiap tahun kita kena inflasi, anggap per tahun inflasi 10%. Kalau ditabung begitu aja di bank, dengan suku bunga yg paling banyak cuma 8% ditambah biaya administrasi, nilai duit kita tahun depan ngga akan sama dengan tahun ini, melainkan jatuh.. Ibarat tadinya dgn uang Rp 1000 bisa beli 2 gorengan di tahun ini, tahun depan cuma bisa kebeli 1 buah, krn kalau mau beli 2 kudu nambah 100 perak lagi! ..sementara kenaikan harga emas per tahun bisa mengalahkan inflasi.
itu yang aku pelajari, hehehe... *penggila-financial-planning*
Selamat yaa sudah bisa cari duit sendirii :)
lha, kim...terus sushi tei jatah saya gimana?
ReplyDeleteSaya, makan malam sendirian di balkon KFC di Kalibata Mal, kalo ngga salah dulu pernah dijadikan satu postingan, tapi pas dicari-cari udah ngga ada
ReplyDelete@ suci luxya
ReplyDeleteSalam kenal juga, Mbak.
@ Puti Utari
ReplyDeleteEntah kenapa, aku tidak terlalu tertarik untuk investasi emas. :)
@ Anindito Baskoro Satrianto
ReplyDeleteTidak ada jatah. Habis duitku. :P
@ galihsatriaGak ada yang diajakin buat makan malam bareng waktu itu, Mas? #eh
ReplyDeletewih so thoughtful. :) bagi juga dong jajanan khas lampungnya. hihi.
ReplyDeletesaya belum pernah dapet gaji pertama (maklum pengusaha gadungan). tapi dulu di kampus pernah dapet 'upah' 50rebu dari bantuin bikin buku kampus. duitnya langsung dibeliin buku judulnya Enrique's Journey.
@ IlhamEnrique's Journey? Baru dengar aku. *gak gaul*
ReplyDeleteEmpat tabungan utk mengelola gaji...hebattt kali kaw Kim. Kepikiran.
ReplyDeleteGaji pertama saya, klo ga salah traktir pacar makan kaki lima deh ;p balas dendam
Gaji pertama saya dulu saya belikan kipas angin untuk orangtua. Soalnya ruangan2 di rumah saya gerah banget. Maklum, rumah sangat sederhana (rss) gitu, hehe.... Tapi intinya sih untuk menyenangkan orangtua. Trus gaji sisanya saya pakai untuk menraktir pacar, soalnya dulu dia yang menemani saya pas nyari lokasi wawancara, :D
ReplyDeletehihihi... yang akhirnya bisa rasakan gajian.... btw boleh dong beli ebook ku ini... cuman 10ribu... http://www.riokta.com/2012/11/kumpulan-cerita-laugh-kid-lover.html
ReplyDeleteitung2 juga ngasih motivasi tambahan buatku, dalam hal ngejar mimpi... :P
@ beL
ReplyDeleteTergantung kebutuhan juga, Mbak, tabungannya mau berapa biji. Lebih bagus kalau ada investasinya juga ke yang lain. :D
@ Ditter
ReplyDeleteOwh... So sweet banget nraktir pacar. :)
Dalam kepercayaan kami diajarkan untuk membagi gaji itu , paling afdol sjk gaji pertama, dengan orang kurang beruntung 2,5% saja. Dijamin rejeki tambah banyak. Coba dah.
ReplyDeleteBtw very moving letter for Dr Tay. I can picture him smiling ear to ear reading it and probably even bothers to send some sporean snack back :-) very nice blog, here miss Kim
@ nuel
ReplyDeleteWah, kamu sudah bikin ebook, Nuel? Sukses ya! :)
@ surtikanti11
ReplyDeleteTerima kasih banyak...