Demi Kesehatan Jasmani dan Rohani

Pasti kita semua pernah merasakan yang namanya bosan. Bosan makanan yang itu-itu saja, bosan dengan tempat nongkrong yang itu-itu saja, bosan dengan pacar atau pasangan hidup yang itu-itu saja. *eh* *abaikan yang terakhir* Dan pastinya pernah bosan dengan kehidupan yang itu-itu saja.

Nah, sekarang saya lagi bosan dengan hidup saya yang sekarang ini. 

Penggemar: Kenapa bosan, Kim?

Ya, bosan. Tahu-tahu sore tadi ketika saya baru sampai rumah dan merebahkan badan saya di kasur, saya merasakan kebosanan itu. Saya bosan. Lelah juga. Setiap hampir dua minggu pergi menemani ayah berobat. Dan selama menunggu jadwal keberangkatan yang berikutnya, saya hanya diam di rumah. Pergi keluar dari rumah hanya untuk menemani orangtua atau kakak saya yang mengajak jalan. Hiburan saya hanya Salwa, The Voice, buku, dan internet. 

Dulu kalau saya bosan biasanya saya atasi dengan nonton film. Cukup sewa dvd di toko rental dekat rumah. Sekarang saya sudah jarang nonton. Bisa dibilang sudah tidak biasa lagi nonton. Mau nonton film saja sudah ada pikiran "Malas ah" duluan. Aneh kan? Nonton film saja malas. :|

Sekarang kalau saya sedang bosan, saya biasa melakukan self-talking. Saya ngomong ke diri saya. Saya bicara jujur dengan hati sendiri. Apa sebenarnya yang membuat saya bosan? Kenapa saya bisa bosan? Semacam refleksi diri gitu deh. Kadang self-talking ini saya lakukan melalui tulisan. Ya, menulis di buku harian atau di buku harian digital (baca: blog yang diprivat). Kadang ya lewat renungan. Seharian merenung, mungkin berhari-hari. Bergelut dalam pikiran sendiri. Kadang kalau sudah tidak tahan lagi ya saya ngomong ke orang lain, "Cuy, gue bosan. Bisa bantuin gue biar gak bosan lagi?"

Terkadang saya suka lupa bahwa sebenarnya saya ini masih punya teman, meski sedikit. Tapi, meski sedikit kan tetap saja namanya teman ya. Kalau temannya baik, pasti mau dong kalau saya curhatin. Masalahnya kalau saya perhatikan, belakangan ini (entah sejak kapan pastinya), saya sudah agak malas kalau mau cerita-cerita ke teman. Padahal, saya ini sebenarnya termasuk orang yang "senggol sedikit langsung tumpah". Tapi, belakangan ini untuk memulai cerita ke orang lain tuh butuh usaha yang luar biasa besar.

Mungkin sudah ada perasaan sombong di dalam diri saya yang bilang kalau saya ini sebenarnya tidak butuh orang lain. Bahwa saya tidak butuh teman dekat. Best friends, good friends, who needs that? Kenalan, oke lah. Teman, oke lah. Sahabat? Errr... Gitu deh.

Ya, saya tahu saya perlu untuk belajar membuka diri dengan orang lain. Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menjadi sahabat saya. Belajar lagi untuk mempercayai orang lain. Karena punya banyak sahabat itu (katanya) penting. Punya hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain itu penting. Demi kesehatan jasmani dan rohani.

8 comments

  1. beuh ternyata penyakit bosan itu bisa hinggap pada siapa saja ya heu heu

    ReplyDelete
  2. yah samalah kayak gue.. gue juga lagi ngalamin sindrom bosan.... bosan ngeblog, bosan nulis novel, bosen nulis cerpen.... --'

    ReplyDelete
  3. kalau sama boyfriend mudah bosen juga Kim? :D

    ReplyDelete
  4. jadi, keputusannya adalah ?
    *malah  nanya*
    *hening*

    ReplyDelete
  5. Nah, kalo lo lagi bosan begitu, cara ngatasinnya gimana?

    ReplyDelete
  6. Keputusan apa? 
    *ikutan nanya*
    *kemudian kembali hening*

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.