Di Malam Lebaran

Malam lebaran. Pelan-pelan perasaan hampa merasuk. Kemudian, rasa sepi menyusul. Diikuti rasa sedih. Juga pedih. 

Mungkin ini perasaan seorang anak yang tinggal sendirian di rantau dan merindukan kedua orangtuanya yang sudah tiada. 

Ini tahun kedua berlebaran tanpa kedua orangtua. Bukan karena pilihan, melainkan karena keadaan yang mengharuskan. 


7 comments

  1. Suasana lebaran tuh memang lekat sama suasana hangat kumpul keluarga ya.
    Aku merasa beruntung banget punya kenangan indah mudik waktu masa kecil (kalau kenangannya setelah dewasa, mungkin tak seindah masa kecil karena pasti kebagian disuruh nyupir).
    Dan iya, sampai sekarang, tiap dengar suara orang takbiran, masih terkenang suasana syahdu di kampungnya Bapak, tempat kami biasanya menghabiskan malam sebelum Idulfitri.
    Selamat lebaran, Kimi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baca komentar dari Mas Danang bikin aku jadi semakin mellow. Hiks... Btw, selamat lebaran juga, Mas Danang. Selamat liburan juga. Selamat menikmati waktu bersama orang-orang terkasih. :D

      Delete
  2. Aku juga ngerasain yang sama haha. Ini pertama kali aku lebaran sendirian sih.

    ReplyDelete
  3. haha dihapus.. dicariin kimi sama ibu lo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau mau savage, sekalian pake nama asli, dong.

      @ Kimi, komen2 kayak gini di-SS aja just in case. Mungkin nanti butuh buat apa-apa.

      Delete
    2. @ Anonymous
      Did I ever hurt you or wrong you? Kalau iya, saya minta maaf. Daripada jadi anonim dan komunikasi kita salah paham, hubungi saya saja langsung secara personal. Saya tunggu ya. Thank you.

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.