Trip Semarang Hari Pertama

Seperti yang sudah pernah saya ceritakan di sini, dua kota yang ingin saya kunjungi di Pulau Jawa adalah Semarang dan Banyuwangi. Karena tanggal 18 Agustus 2023 adalah hari kejepit nasional, saya mengajukan cuti satu hari dan memutuskan untuk ke Semarang. Alhamdulillah, cuti disetujui. Saya pun, bersama Fitri, jalan-jalan ke Semarang selama empat hari dari tanggal 17 hingga 20 Agustus 2023. 

Sebenarnya ini adalah perjalanan spontan. Waktu kamipara Plurkerssedang kumpul-kumpul saya melempar gagasan iseng, "Eh, jalan-jalan bareng, yuk?" Tidak menyangka bakal ditanggapi serius oleh Fitri ketika ia mengirimi saya pesan via WhatsApp, "Kim, jadi gak kita liburan?" Singkat cerita, kami sepakat ke Semarang. Saya memesan tiket kereta dan Fitri memesan tiket pesawat, juga kami memesan kamar di sebuah hotel dekat dengan DP Mall, Semarang. 

Sebagai anak yang suka naik kereta jarak jauh dan sedang ingin irit, saya memesan tiket kereta Dharmawangsa untuk keberangkatan tanggal 17 Agustus 2023. Saya naik dari Stasiun Pasar Senen dan turun di Stasiun Semarang Tawang. Sementara untuk kepulangan di tanggal 20 Agustus 2023, saya pesan tiket kereta Menoreh. 

Tanggal 16 Agustus malam, saya sudah tidak sabar untuk berangkat. Saya bersemangat sekali untuk trip Semarang ini. Akhirnya, saya ke Semarang juga setelah entah berapa lama saya ingin ke sana! Saking semangatnya saya sampai tidur larut malam padahal saya harus bangun pagi karena kereta saya akan berangkat pukul 08.40 pagi. 

Syukurlah, saya tidak telat bangun. 

Perjalanan kali ini saya ingin mencoba perjalanan ala hemat. Menuju Stasiun Pasar Senen, saya memutuskan untuk naik KRL dari Stasiun Kramat. Ongkosnya hanya Rp3.000,-. Namun, perjuangan juga menggeret koper dan menggotongnya naik turun tangga di stasiun. Tidak apa-apa. Ini namanya menciptakan pengalaman. 

Sesampai di Stasiun Pasar Senen, saya mampir dulu ke sebuah restoran untuk sarapan. Saya pesan mie ayam, tetapi pelayanannya lama sekali. Mie ayam saya baru keluar setelah lebih dari 40 menit, sementara kereta saya sudah siap untuk dinaiki. Tergesa-gesa saya makan mie ayamnya. Tidak tenang dan rasanya juga menjadi tidak enak. Saya tinggalkan saja mie ayam saya yang tidak habis saya makan. Lalu, saya segera menuju kereta. 

Ternyata saya duduk bersebelahan dengan seorang perempuan muda berjilbab. Usianya barangkali masih di pertengahan 20-an. Penumpang di depan kami adalah dua orang laki-laki. 

Perjalanan dari Jakarta ke Semarang akan menempuh waktu hampir tujuh jam. Sangat panjang. Saya sudah menyiapkan banyak bacaan di Gramedia Digital yang saya unduh di tablet Samsung saya. Tujuannya, tentu saja untuk membunuh waktu agar perjalanan ini tidak terasa membosankan. Saya sedang tidak berminat untuk berbasa-basi lalu mengobrol panjang lebar dengan penumpang di sebelah maupun di depan saya. 

Di perjalanan ini saya membuka kumpulan cerpen dari Eka Kurniawan yang berjudul Cinta Tak Ada Mati


gambar dari Goodreads 


Buku ini tebalnya 164 halaman dan memiliki tiga belas cerita pendek. Semua ceritanya bagus-bagus! Saya selesai membaca buku ini hanya dalam 1 jam 53 menit. Kapan-kapan akan saya tuliskan resensi singkatnya di blog buku atau di Goodreads saya. Kalau masih ingat ceritanya dan kalau tidak malas. 😆

Bosan membaca, sesekali saya melihat status WhatsApp teman-teman dan saudara. Semuanya serempak membagikan status bernada kemerdekaan, entah itu foto sehabis upacara, Twibbon dengan bendera merah putih, lomba 17an, atau yang lain. Sementara saya bertindak anomali. Saya memborbardir status WhatsApp dengan membagikan meme-meme goblog. Wkwkwk. 

Kemudian, saya lanjut membaca lagi. Kali ini saya memilih Tanah Tabu dari Andhita S. Thayf. Buku ini menjuarai sayembara Dewan Kesenian Jakarta tahun 2008. Namun, saya tidak menyelesaikan buku ini di dalam kereta karena ternyata kereta saya sudah tiba di Stasiun Semarang Tawang. Setelah tujuh jam yang panjang, dengan jarak antar bangku yang cukup sempit, bantalan bangku yang tidak empuk, dan berkali-kali berdiri karena sudah lelah duduk, namanya juga kereta ekonomi, akhirnya saya tiba juga di Semarang! 

Saya keluar dari Stasiun Semarang Tawang menuju halte TransSemarang. Saya memang sudah mantap ingin mencoba transportasi publik ini. Pasalnya, saya sudah sering mendengar teman-teman saya memuji TransSemarang. 

Berbekal info dari Google dan seorang teman, saya naik bus Trans dengan tujuan ke halte Balaikota. Hotel tempat saya dan Fitri menginap, katanya, tidak jauh dari halte Balaikota. Katanya, hanya 650 m. Cukup 8 menit berjalan kaki bakalan sampai kok. 8 menit jalan kaki barangkali tidak menjadi masalah kalau kamu jalan tidak sambil menyeret koper yang beratnya lebih dari 5 kg dan tidak kelelahan setelah menempuh tujuh jam duduk di kereta. Sepanjang perjalanan, saya bergumam, "Pulang nanti nggak bisa gue kayak begini. Gue pesan taksi daring saja." 

Penggemar: Ih, Kimi. Dari tadi ngeluh mulu deh. Kalau jalan-jalannya tidak mau capek, makanya liburannya ala liburan sultan dong. 

Ih, biarin sih. 😭

Well, anyway, setibanya saya di hotel sekitar pukul lima sore, selepas saya menaruh koper, saya menyusul Fitri ke sebuah kafe di daerah Kota Lama, Semarang. Di sana Fitri bersama dua orang temannya yang asli Semarang. Saya sempat mengobrol sebentar dengan teman-temannya Fitri sebelum mereka pulang duluan.

Sekarang tinggal kami berdua. Tanpa tujuan dan arah yang jelas kami memutuskan untuk berjalan-jalan saja memutari Kota Lama. Begitu melewati Marabunta Resto & Bar, spontan saja kami masuk ke sana. Kami ingin nongkrong di tempat yang katanya merupakan ikoniknya kota Semarang. 






deg-degan banget waktu air mineralnya dikasih jenama ini


Terakhir kami foto di saya lupa namanya sebuah jalan di Kota Lama. 




Yak, demikianlah cerita trip Semarang di hari pertama, hari Kamis, tanggal 17 Agustus 2023. Saya merayakan hari kemerdekaan RI dengan jalan-jalan di Semarang. Lumayan lah ya karena sudah membantu menggerakkan perekonomian melalui pariwisata. Ha, ha, ha. 

8 comments

  1. Aku kangen suasana travel serba irit, serba ekonomis, dan juga serba repot ini. Semenjak menikah, aku sudah tidak pernah merasakan suasana ini lagi. Istriku maunya naik kereta yang lebih nyaman, tidak mau bersandar di kursi tegak dan beradu dengkul dengan orang tak dikenal. (ya iyalah, wkwkwkw)

    BTW itu air minum kaca kayaknya bawaannya bikin kita lemes ya pas nerima. Hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, langsung panas dingin mikir di bill-nya nanti berapa harganya. Hahahahaha...

      Delete
  2. Akhirnya kembali lagi dengan cerita fresh ya mba. sukak deh. Semoga absen nulisnya gk sering -sering yak. Btw wishlistnya kalau mau jalan2 di Jawa ujung ke ujung ya.. Banyuwangi bagus2 wisatanya, terutama alam ya. Yang Semarang ini juga pernah, sendirian 2 hari 1 malam kebetulan ada tanda tangan kontrak juga sih jadi sekalian jalan-jalan dari Semarang atas ke Semarang bawah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... Semoga aku jadi lebih rajin menulisnya ya dan gak keseringan absen. Hihihi.

      Delete
  3. aku merasa lucu banget karena hari ini aku udah baca 3 blogpost teman-teman blogger yang isinya tentang jalan-jalan ke Semarang, kok bisa samaan semua gini 😆. anyway, perjalanan versi ekonomi cukup melelahkan ya, Kak 😂 tapi jadi banyak yang bisa diceritain karena biasanya perjalanan ekonomi lebih banyak dramanya 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... Naik KA ekonomi sungguh melelahkan. Kalau masih muda sih tidak apa-apa ya, tapi kalau sudah tua... Hiks.

      Delete
  4. Semua kereta yang melalui jalur utara jawa akan berhenti di stasiun semarang (poncol atau tawang). Hal ini membuat perjalanan menggunakan kereta dari atau ke semarang jadi lebih mudah karena memiliki banyak pilihan kereta dengan jadwal yang bisa doaesuaikan dengan kebutuhan.

    Enaknya jalan kaki dari halte balaikota ke hotel yang ada di dekat lawangsewu itu tersedia trotoar yang cukup lebar dan nyaman. Jadi enak untuk jalan kaki.

    Itu foto terakhir kalau ga salah foto di jalan letjend suprapto. Jalan utama yang ada di kawasan kota lama

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh, nama jalannya Letjen Suprapto ya. Aku gak tahu nama jalannya, Kak. Hehehe.

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.