Merencanakan Keuangan

Day 55. Post a Day 2011.

Dulu saya orangnya boros sekali. Dari jaman sekolah menengah pertama hingga kemarin-kemarin (saya sendiri tidak bisa memastikan kapan), saya tidak bisa pegang uang banyak. Pasti uang saya cepat habis. Ya karena keseringan jajan di Alfamart lah, terlalu sering beli buku (yang ujung-ujungnya bukunya sendiri belum tentu dibaca), atau terlalu sering beli barang-barang yang sebenarnya tidak penting dan tidak saya butuhkan. Pokoknya kalau saya sudah pegang uang tuh rasanya kayaaaa banget! Padahal mah duitnya cuma segitu-gitu aja.

Tapi belakangan ini--tepatnya entah sejak kapan--saya mulai sadar pentingnya pengaturan keuangan yang baik. Tidak tahu juga kenapa bisa sadar, tahu-tahu timbul kesadaran kalau saya tidak bisa terus-terusan boros. Menghabiskan uang sih enak dan mudah, tapi mencari uang itu yang susah. Saya jadi teringat bapak saya di kampung halaman. Di usianya yang setua itu, beliau masih saja kerja keras untuk membiayai kuliah dan kehidupan saya di sini.

Saya jadi seringkali berpikir, kalau bapak saya tidak bekerja lagi bagaimana kehidupan keluarga kami? Saya sendiri belum bekerja, masih sibuk dengan urusan tugas akhir. Makanya keinginan saya selepas lulus nanti, saya ingin langsung bekerja. InsyaAllah dapat pekerjaan yang bagus dan bisa meringankan beban orangtua saya.

Nah, saya memang sekarang belum bekerja, tapi setidaknya--seperti yang sudah saya katakan sebelumnya--saya sudah mulai melek pentingnya perencanaan keuangan. Saya tidak mau kebiasaan boros saya itu berlanjut sampai nanti. Saya tidak mau ketika nanti saya sudah bekerja, saya tidak punya uang simpanan sepeser pun karena saya terbiasa menghambur-hamburkan uang saya. Iya deh kalau gaji saya besar, saya selalu sehat, dan pas pensiun punya uang banyak. Lah kalau gaji saya kecil, saya penyakitan, dan pas pensiun saya tidak punya tabungan, bagaimana saya mau melanjutkan hidup?



Disinilah pentingnya perencanaan keuangan. Ia membantu mengatur keuangan kita dan merencanakan masa depan kita. Tapi, bagaimana caranya merencanakan keuangan yang baik dan benar? Saya tidak punya uang ya kalau harus konsultasi ke Perencana Keuangan yang sekarang lagi booming itu. Kan mahal ya untuk konsultasinya? Jangankan untuk konsultasi, untuk beli ponsel android saja saya sulit. *plaaaak* Solusinya ya saya merencanakan sendiri keuangan saya.

Penggemar: Ilmunya darimana, Kim? Referensinya darimana? Kamu sotoy beudh, ah.

Baca. Saya baca artikel-artikel di internet dan baca-baca buku terkait. Secara garis besar, perencanaan keuangan itu ilmunya gitu-gitu saja. Saya bilang begini bukan berarti saya sudah khatam ya, tapi ini kesimpulan saya. Garis besarnya kan bagaimana caranya supaya jangan lebih besar pasak dari tiang. Bagaimana mengatur pengeluaran jangan sampai melebihi pemasukan. Caranya bagaimana? Coba lihat lagi selama sebulan ini uang kita sudah habis kemana saja? Coba deh kita rajin mencatat pengeluaran kita. Dari situ kita bisa tahu uang kita jalannya kemana saja dan kita mulai bisa mengatur pos-pos pengeluaran. Misalnya nih ya, saya sering banget jajan di Alfamart. Kalau struknya dikumpulin selama satu bulan ternyata cukup banyak duit saya keluar hanya untuk jajan di sana. Jadinya sekarang saya kurangi jajan.

Atau bulanan internet saya. Selama ini saya berlangganan paket internet Rp 100ribu dari Mobi karena mengejar kuota 1.5GB. Saya coba iseng bulan ini pakai paket yang Rp 50ribu dan kuotanya hanya 500MB. Ternyata cukup toh untuk ukuran saya. Apalagi saya kan pakai internet untuk browsing saja, jarang deh saya pakai untuk unduh lagu apalagi unduh film. Tapi kalau unduh ebook sih sering. Nah, lumayan kan Rp 50ribu sisanya bisa buat disimpan? :D

Balik lagi soal merencanakan keuangan. Kesimpulan saya berikutnya mengenai ilmu ini kita harus buat anggaran pengeluaran dan harus taat serta patuh dengan anggaran yang sudah kita buat itu. Kalau anggaran internet sebulan Rp 50ribu ya jangan nanti jadi Rp 100ribu. Kalau anggaran beli buku sebulan Rp 100ribu ya jangan nanti jadi Rp 500ribu. Dibutuhkan kemauan yang kuat banget dan disiplin tinggi untuk mematuhi anggaran yang sudah kita buat. Jujur saja, saya sendiri masih terasa susah untuk mematuhi. Godaan dari luar itu dahsyat banget. Seperti bulan lalu, saya tidak ada budget untuk beli buku sebenarnya tapi pas mampir ke toko buku keluar-keluar dari sana saya beli buku baru dooong... :D Tapi, Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa melawan godaan-godaan yang datang.

Itu kesimpulan nomor dua ya? Nah, kesimpulan berikutnya dalam merencanakan keuangan ada beberapa komponen yang penting, wajib, harus kita punya: asuransi, tabungan dan dana darurat, dan investasi. Saya sih sekarang belum punya asuransi dan investasi. Tapi, nanti kalau sudah bekerja saya akan menjadikan pos asuransi, tabungan dan dana darurat, serta investasi sebagai pos utama saya.

Simpel kan? Semua orang bisa kok mengatur dan merencanakan keuangannya sendiri. Yang penting itu kemauan dan disiplin tinggi. Percuma kan sudah capek-capek mengatur dan merencanakan keuangan kalau ujung-ujungnya masih dilanggar?

p.s. : gambar diambil dari sini.

No comments

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.