Curhat yang Menyebalkan

Day 81. Post a Day 2011.

Saya tahu memaafkan orang lain itu sangat susah. Apalagi kalau orang tersebut menyakiti kita lahir dan batin. Rasanya mau memaafkannya itu nggak mudah. Pasti mikirnya, "Enak aja. Dia udah nyakitin gue, masa' semudah itu gue maafin dia? Sori sori, jek." Kira-kira begitu.

Tapi, saya percaya hidup kita jika dipenuhi dengan rasa dendam juga tidak akan maju-maju. Kita akan selalu dipenuhi pengalaman dari masa lalu yang menyakitkan sehingga menahan kita untuk bergerak maju. Kita selalu menangisi masa lalu. Seolah-olah berkata dunia ini tidak adil. Orang lain kenapa selalu jahat sama kita? Kenapa kita harus selalu mendapatkan pengalaman pahit? Apa salah kita sehingga orang lain berbuat jahat sama kita? Seolah-olah kita ini adalah manusia yang paling nelangsa sedunia, paling tersiksa sedunia.

Padahal kalau mau peka sedikit saja, masih banyak kok orang di luar sana yang masa lalunya jauh lebih pahit dari kita dan mereka bisa survive. Mereka tidak menangisi masa lalu, tidak menyalahkan orang-orang yang telah menyakiti mereka, melainkan mereka terus maju mengalahkan masa lalu mereka yang pahit. Atau kalau mau lebih pahit, lihat deh di sekeliling kita masih banyak orang yang hidupnya jauh lebih sengsara dibandingkan kita, tetapi mereka tetap berusaha untuk survive.

Kita kan tidak hidup di masa lalu. Kita kan hidup di masa sekarang. Selalu terkenang masa lalu tidak akan membawa kebaikan apa-apa ke kita. Kita tidak bisa mengubah masa lalu. Selalu menangisinya pun tidak akan membuat nasib kita menjadi lebih baik. Jadi, saya rasa percuma juga sih buat orang-orang yang selalu meratapi nasibnya dengan menyalahkan masa lalunya. Maksud saya, eh BANGUN DEH LU! Kamu itu hidup di masa sekarang, bukan di masa lalu. Masa lalu ya masa lalu. It stays behind. Kalau kamu ingin mengubah nasibmu ya ubah sekarang! Lakukan detik ini juga. Jangan melulu menangis dan menyalahkan masa lalu (dan orang-orang yang terlibat di dalamnya).

Penggemar: Tapi, Kim. Lo kan gak tahu apa yang mereka rasain. Apa yang mereka alami.

Iya, saya memang tidak tahu. Terus, kalau saya tahu saya harus bagaimana? Ikut menangis juga sama mereka? Kan tidak menyelesaikan masalah ya. Saya hanya bisa menjadikan pengalaman orang lain (dan tentu saja pengalaman sendiri) sebagai pembelajaran hidup.

Terus, inti tulisan kali ini apa? Cuma mau cerita kalau saya nggak suka dengan orang-orang yang selalu curhat ke saya yang isi curhatnya SELALU menyalahkan orang lain, selalu mengingat-ingat masa lalunya yang penuh dengan kesengsaraan, seolah-olah orang yang paling tersiksa seantero jagat ini cuma mereka. Kalau untuk dengar pertama kali curhatnya, saya kasihan. Tapi kalau tiap curhat selalu itu-itu saja yang diceritakan? Oh dear, get a life.

Demikian lah. Sekian dan terima kasih.

4 comments

  1. setujuuu....
    pernah saya menyarankan orang yag ke' gitu mendng nulis diary aja. tapi katanya males. Beuh, emang kita ga males apa dengerin??

    ReplyDelete
  2. Haha... Dia gak peka kali kalo kita males dengerin curhatannya. Mungkin kita harus langsung ngomong kalo kita males denger curhatannya dia. :lol:

    ReplyDelete
  3. Ah, Mas Guh.. Setiap orang pasti pernah mengalaminya. :D

    ReplyDelete
  4. kenangan dan keterikatan pada masa lalu kadang seperti kanker, susah disembuhkan kalau belum tau caranya. Saya sendiri pernah jadi salah satu curhater nista seperti itu... nistaa :))

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.