Skin Care Pilihan

Dulu saya melihat Body Shop itu keren banget. Beberapa kali saya belanja produknya, seperti body butter, parfum, bedak, lipstik, dan serangkaian lengkap Tea Tree. Seiring berjalannya waktu—halah—saya sudah tidak tertarik lagi dengan Body Shop.

Mungkin teman-teman masih ingat dengan cerita saya yang pernah beli SK II. Jelas SK II adalah brand paling mahal yang pernah saya beli produk skin care-nya. Dulu saking desperate-nya saya dengan jerawat, saya sampai bela-belain beli FTE, sabun muka, dan cleansing gel yang real size! Sekali lagi, seiring berjalannya waktu saya sudah tidak tertarik lagi dengan SK II.

Mengapa demikian? Karena pola pikir saya berubah. Saya sudah tidak begitu tertarik lagi dengan skin care dari high-end brand. Menurut saya, kalau ada yang lebih murah dan manfaatnya yang didapat sama, kenapa harus mencari yang lebih mahal? Toh, kebutuhan hidup kan bukan cuma skin care. Mungkin nanti saya bakal beralih ke skin care mahal kalau sudah jadi istri pejabat. Halah.


Saya juga tidak terlalu tertarik dengan brand dari luar. Saya lebih memilih produk yang tersedia di kota saya, terutama merk asli dalam negeri. Di kota saya tidak terdapat banyak pilihan brand. Jadi, kalau mau ya beli online. Sementara saya malas kalau disuruh belanja skin care secara online. Well, belanja apapun sih. Jadi, kalau sudah kombinasi brand luar dan harga mahal, sudah jelas saya tidak akan membelinya.

Selain soal harga dan ketersediaan, alasan saya berikutnya adalah belakangan saya pakai skin care buatan sendiri. Sudah sejak Desember 2015 kemarin saya serius pakai DIY toner dan masker. Jadinya jauuuuuh lebih irit dan jauuuuuh lebih ngefek ketimbang pakai skin care mahal. Well, tidak semuanya saya pakai DIY sih. Untuk sabun muka, pelembab, serum, dan sunblock saya masih pakai produk pasaran kok.

Tapi ini kan selera saya. Kalau teman-teman lebih tertarik dengan merk luar dan mahal, ya silakan. Yang paling penting—dan ini yang selalu saya tekankan—perhatikan bahan-bahan yang terkandung di dalamnya. Jangan pernah malas untuk membaca review sebelum kalian memutuskan untuk membeli produk tersebut. Jangan hanya baca 1-2 review. Kalau bisa, sebanyak mungkin. Review A bisa saja bilang bagus, tapi review B bilang produk tersebut ternyata mengandung bahan irritant atau bahan berbahaya. Beberapa kali saya menemukan kejadian seperti ini. Sempat saya tertarik ingin mencoba suatu produk. Begitu saya cari review-nya, banyak yang memuji produk tersebut. Berikutnya saya menemukan review yang bilang produk tersebut ada bahan irritant atau bahan berbahaya. Batal deh saya beli produk itu.

Akhirul kalam, selamat berburu skin care! Semoga segera dipertemukan dengan skin care yang cocok ya (well, ini juga berlaku buat saya sih). :D

4 comments

  1. wah saya mah daridulu pakai satu merek tertentu yg cocok, takut ganti2 nanti alergi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagus itu, Mbak. Kalau sudah cocok memang sebaiknya diteruskan saja. Tidak usah gonta-ganti.

      Delete
  2. gw cowok, dan gw pun suka pake produk skin care. tp jarang tuh gonta-ganti, takut kulitnya iritasi atau alergi-__-'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah... Senang dengarnya ada cowok yang pakai skin care. Itu menunjukkan Mas Riza peduli dengan diri Mas. Kalau memang tidak ada masalah, tetap dilanjutkan saja pemakaiannya.

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.