Oh, AADC 2...

Pertama lihat trailer Ada Apa dengan Cinta? 2 (AADC 2) bulan lalu, saya sangat tidak sabar menantinya. Padahal kalau dipikir-pikir lagi, seingat saya dulu nonton AADC saya sih merasa biasa saja. Tidak ada perasaan yang wah atau gimana-gimana banget. Lalu, kenapa saya bisa semangat ini? Entahlah. Mungkin saja karena saya korban media sosial. Halah.





Ketika AADC 2 sudah tayang hari pertama di bioskop, saya masih semangat. Saya menghindari untuk membaca ulasan film tersebut. Saya tidak mau terkena spoiler. Tapi, apa lacur toh akhirnya saya tidak kuasa melawan godaan. Ketika ada yang membagikan link ulasan AADC 2, saya klik dan saya baca. Memang tidak ada spoiler di ulasan tersebut, tapi si penulis bilang AADC 2 mengecewakan. Saya pun langsung menurunkan ekspektasi saya.

Sialannya adalah ketika saya sedang buka-buka lini masa Twitter saya, ada orang yang iseng banget ngetwit poin-poin penting film AADC 2. Ini benar-benar spoiler. Sialan. Kampret. Isi spoiler-nya pun bikin saya lemas karena saya jadi tahu ending-nya. Saya jadi kehilangan semangat. Saya sudah tidak minat lagi nonton AADC 2. Malah saya jadi ingin nonton Captain America: Civil War karena banyak yang bilang bagus.

Tapi, saya jadi tetap nonton AADC 2 kok. Demi menuntaskan rasa penasaran dan karena ingin melihat Mas Nicholas Saputra saja. Auranya Mas Nic ini memang beda. Bikin wanita manapun bakal klepek-klepek. Oke, Kim, fokus! Fokus!

Tulisan kali ini bukan untuk mengulas AADC 2 secara keseluruhan. Saya hanya ingin ngedumel karena masih mangkel. Kalau ngedumel di Twitter, takut kepanjangan. Jadi lebih baik saya ngedumel di sini saja ya. Oh iya, peringatan terlebih dahulu. Karena ini tulisan ngedumel, sudah bisa dipastikan saya bakal spoiler. Bagi yang tidak mau tahu ceritanya bagaimana, silakan lewati tulisan ini. Langsung ke bioskop saja dan saya ucapkan selamat menikmati filmnya… Kalau bisa.

Baiklah. Kita langsung saja.



gambar dari sini


Serius, film ini jelek. Saya tidak suka ending-nya. Kesannya terlalu dipaksakan untuk membahagiakan Cinta dan Rangga. Bagi saya jadinya malah seperti Hollywood wannabe atau drama Korea wannabe. Tahu kan film-film romantis ala Hollywood? Pokoknya begitulah.

Sembilan tahun Cinta ditinggal Rangga begitu saja dan tanpa kejelasan. Cinta juga sudah dilamar Trian dan mereka akan segera menikah. Tapi, Cinta langsung baper gara-gara diajak Rangga jalan seharian dan semalaman di Jogja. Akhirnya, Cinta meninggalkan Trian demi cinta monyetnya di masa SMU.

Pret.

Menyebalkan banget kan? Maksud saya, realistis saja lah. Sembilan tahun itu waktu yang bukan sebentar. Pasti banyak perubahan yang terjadi. Dalam waktu sembilan tahun itu Cinta sudah menemukan pacar baru. Sudah dilamar pula. Masak Cinta mau begitu saja membuang pria yang sudah bersamanya selama entah-beberapa-waktu terakhir demi seorang pria egois? Lah ya bagaimana tidak egois kalau sembilan tahun menghilang tanpa kabar, eh tahu-tahu muncul dan pengen membina hubungan kembali dengan calon istri orang. Egois kuadrat.

Cinta juga egois karena dia meladeni Rangga. Ini mah namanya hanya rasa penasaran saja. Cinta penasaran sama masa lalu. Saya kurang setuju kalau Cinta berdamai dengan Rangga dan menjadi sahabat baik. Seharusnya Cinta cuekin saja si Rangga. Tidak usah diungkit-ungkit lagi dengan dalih berdamai dengan masa lalu. Namanya masa lalu ya tempatnya di masa lalu. Karena saya bukan penganut paham mantan bisa dijadikan sahabat. Kalau orang lain mungkin bisa, tapi saya tidak bisa. Karena godaannya begitu besar. Cinta lama itu bahaya. Mending betul-betul tutup buku.

Menurut saya sayang sih AADC 2 ceritanya harus seperti ini. Rangga yang dulu dielu-elukan karena sosoknya yang (terkesan) cool dan misterius, harus jadi musuh publik (publik? Musuh elu doang kali, Kim) karena menjadi orang yang egois. Alasannya yang diberikan ke Cinta juga tidak masuk akal. Kalau hanya alasan kuliah berantakan, takut Cinta terlalu lama menunggu, blablabla… Ya elah, bro. Basi tahu nggak?

By the way, tidak cuma perkara ending yang jadi catatan saya, tapi juga soal Alya. Di film diceritakan Alya meninggal lima tahun yang lalu karena kecelakaan. Saya jadi mikir aja gitu mini drama AADC yang di Line. Pas Geng Cinta pada kumpul semua itu waktunya kapan tuh? Berapa tahun yang lalu? Bikin cerita kok ya tidak berkesinambungan begitu. Apa ceritanya memang terpisah antara mini drama AADC di Line dan di AADC 2? Kok ya malah lebih bagus yang di Line... Saya masih bisa senyum-senyum sendiri lho pas nonton mini drama ini. Beda pas saya nonton AADC 2 yang kebanyakan bikin saya misuh-misuh.




Kemudian, soal Mas Nicholas Saputra. Mohon maaf sebelumnya ya, Mas. Kamu ternyata berubah ya... Lumayan beda dibandingkan sewaktu di AADC. Mungkin karena Mas Nic kebanyakan jalan-jalan dan kena sinar matahari tapi lupa pakai sunblock. Eh ya tapi Mas Nic masih bisa bikin cewek-cewek jejeritan kok, termasuk aku. Hihihihi… Kalau cewek-cewek di Geng Cinta mah, ya sudah tidak usah dibilang. Mereka mah tetap cantik dan mulus begitu.



gambar dari sini dan sini 


Kembali ke soal ending tadi. Yah, namanya juga film ya. Memang sengaja dibuat seromantis dan sedramatis mungkin (Cinta sampai mengejar Rangga ke New York, cuy!). Kalaupun ini betul terjadi di kehidupan nyata, yah… Sejak kapan cinta itu mengenal logika?

12 comments

  1. Kim, waktu muncul mini drama LINE aku cukup senang. Nostalgia sebentar lah. Lalu jadi nonton AADC lagi. Lalu mikir...

    Rangga ini kok brengsek ya?

    Yah aku sampe bikin postingan sendiri tentang Rangga. (Udah pernah tayang di blog privat pasca heboh mini drama LINE taun 2014 lampau, tapi kemudian kayaknya seluruh dunia harus tau jadi dipublish ulang di main blog huahahah).

    Harusnya sih, dibikin sinkron ya, AADC-mini drama LINE-AADC 2. (sinetronnya ga usah, ga penting hahahah)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, harusnya dibikin sinkron biar nyambung. Kalau dibikin terpisah gini, jadi gak enak. Karena pasti ada orang yang menyambung-nyambungkan dengan mini drama di Line. Dan menurutku, cerita mini drama AADC lebih masuk akal dan masih bisa diterima ketimbang AADC 2. Coba ya AADC 2 ini ceritanya melanjutkan atau lebih menjelaskan yang mini drama AADC. Huft.

      Delete
  2. Ulasanmu soal Cinta terlalu logis Kim. Bukankah wanita adalah pakarnya kalau soal melibatkan perasaan? Dan ini khas wanita, ketika melihat dia akan pakai logika, begitu mengalami sendiri, dia sudah lupa logikanya.

    Setuju kalau film ini secara cerita memang lemah. Tak mengapa. Yang penting ada Dian Sastro main film lagi sama Nicholas Saputra :D

    Hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Like I said:

      Kembali ke soal ending tadi. Yah, namanya juga film ya. Memang sengaja dibuat seromantis dan sedramatis mungkin (Cinta sampai mengejar Rangga ke New York, cuy!). Kalaupun ini betul terjadi di kehidupan nyata, yah… Sejak kapan cinta itu mengenal logika?

      :p

      Delete
  3. Iya bener banget. Kurang sinkron dengan promo mini drama line😂 tapi setidaknya AADC2 ini sudah melunasi rasa penasaran masyarakat Indonesia. Walau ceritanya cuma begitu doang. Banyak tanda tanya besar di penggalan cerita. Pengambilan gambarnya pun biasa saja, kurang wah. Cuman pas di scene apa tuh yg bangunan gitu, itu keren😂.
    Dan betul sekali, nicholas masih bisa membuat aku pribadi meringis minta di tatap hahaha

    ReplyDelete
  4. Saya gak ngikutin AADC, juga gak peduli sama cerita cinta-rangga blablabla. Dulu nonton AADC pertama sekilas karena lagi main di temen, dianya lagi muter itu film. Tapi lagu-lagunya, saya suka (aadc pertama).

    Nah, soal ending yang maksa, klo yang aku baca dari tulisanmu ini, aku sih udah gak terlalu aneh lagi. Rata2 film sekuel itu maksa (film luar negeri maupun dalam negeri). Dan jelas sekali AADC sekuel ini mengikuti pakem drama-romance yang dipaksa memuaskan penonton (yaitu cinta rangga harus bersatu atau berdamai atau sejenisnya).

    Coba kalau dibikin kayak 500 days of summer =))))))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lebih bagus kalau dibikin kayak 500 days of summer kayaknya. Yah, selera sih ini mah. :r

      Delete
  5. banyak yang komen jelek tentang film ini.. dan kurasa di mini drama line msh bagus yak.. daripdada aadc 2 :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, menurutku juga mini drama AADC di Line masih lebih bagus ketimbang AADC 2.

      Delete
  6. NAMANYA CINTA,,,JIKA SEOARNG MASIH CINTA,,,MAKA TIDAK AKAN BERMAKNA KEORANG LAIN WALAUPUN UDAH BERTUNANGAN,,,KRN CINTA MASIH MEMBEKAS? CINTA ITU BUTA

    ReplyDelete
  7. sumpeh gw blm nonton inih film sampe sekarang -_-

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.