Sutradara: Brett Haley
Penulis: Liz Hannah, Jennifer Niven (novel)
Pemain: Elle Fanning, Justice Smith, Alexandra Shipp
Tanggal rilis: 28 Februari 2020
Durasi: 107 menit
Rating: 3 dari 5⭐
Suatu hari Violet Markey (Elle Fanning) berdiri di tepi jembatan. Dia masih merasakan kesedihan luar biasa karena kakaknya meninggal akibat kecelakaan mobil di mana Violet juga berada di dalam mobil tersebut. Violet belum bisa berpikir jernih. Dia berdiri di tepi jembatan tersebut siap untuk loncat. Untunglah Theodore Finch (Justice Smith) lewat dan menghentikan niat Violet.
Violet masih berduka meski kematian kakaknya sudah berbulan-bulan. Dia menutup diri dari semua orang. Namun, Finch tidak menyerah untuk Violet. Dia bersikukuh ingin menjadi partner Violet dalam tugas sekolah yang mengharuskan mereka keliling kota Indiana mencari tempat-tempat yang indah.
Awalnya Violet menolak, tetapi setelah melihat Finch yang bersikukuh akhirnya Violet luluh juga. Dengan satu syarat, karena Violet masih trauma dengan mobil, mereka tidak akan naik mobil. Maka jadilah mereka berkeliling naik sepeda.
Dengan perjalanan mereka, pelan-pelan Violet membuka diri pada Finch. Mereka saling jatuh cinta, berpacaran, dan kemudian akhirnya Finch mendorong Violet untuk menjauh.
Finch memang bukan orang yang mudah untuk dihadapi. Dia bisa tiba-tiba menghilang berminggu-minggu. Di saat semua orang panik dan khawatir, kemudian dia akan datang begitu saja, meminta maaf dengan gampang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sahabat-sahabat Finch sudah terbiasa dengan kelakuannya ini, tetapi tidak dengan Violet.
Violet tidak suka dengan sikap Finch yang seenaknya menghilang seperti itu. Ya siapa juga yang suka di-ghosting kan? Ketika ditanya kenapa Finch seperti itu, Finch menjawab dia memang butuh waktu untuk menyendiri supaya dia bisa menjadi dirinya sendiri.
Ternyata Finch menyimpan luka yang mendalam. Trauma yang ditinggalkan oleh ayahnya, yang menyiksa Finch dan kakaknya, terus dibawanya hingga dia remaja. Dia tidak mampu memproses traumanya dengan baik. Dia menjadi remaja yang sulit dihadapi, penuh emosi, menjadi semaunya. Tidak heran dia dijuluki "Freak" oleh teman-temannya.
Suatu ketika di sekolah Finch tiba-tiba meledak. Dia menghajar temannya yang mengatainya aneh. Violet datang ke rumahnya dan melihat semua sticky notes yang berantakan di kamar Finch. Finch sedang kacau saat itu dan dia mengusir Violet dari rumahnya. Violet sedih karena dia tidak bisa menolong Finch, sementara Finch, yang sedang berantakan emosinya, semakin merasa terpuruk dan sedih begitu Violet pergi. Tidak kuat menghadapi semuanya, dia pergi ke danau tempat Finch dan Violet berenang, lalu bunuh diri di sana.
Sejak awal, ketika di adegan Finch menulis di sticky notes yang ditempelkan di dinding kamarnya, saya sudah tahu kalau Finch ini bermasalah. Semua sticky notes yang ditempel itu adalah alasan-alasan yang dibutuhkan -- kalau kata Finch -- untuk stay awake. Atau, menggunakan kata-kata saya, itu adalah alasan Finch untuk bertahan hidup.
Finch bermasalah dengan mood-nya yang naik turun. Terkadang dia menjadi sosok yang menyenangkan. Hey, dia menyelamatkan Violet dari jembatan dan mengajaknya berkeliling Indiana kan? Namun, kadang pula dia menjadi sosok yang misterius, yang menyebalkan. Ketika mood-nya sedang turun, dia tidak mencari bantuan dari orang lain, dia menyelesaikannya sendiri dengan menghilang.
Finch ini tipikal orang yang mau menyelamatkan orang lain, tetapi dirinya tidak mau diselamatkan. Dia mendorong semua orang yang ingin menolongnya. Dia bisa menyelamatkan Violet dari rasa berdukanya, tetapi dia tidak mengijinkan Violet untuk menolongnya. Saya tahu tidak semua orang bisa dengan mudah meminta tolong atau mau menerima bantuan. Kalau tidak kuat dan tidak sabar, kita juga bisa menyerah menghadapi mereka dalam keterpurukan.
Saya kira tadinya All the Bright Places akan berakhir bahagia. Sayangnya, film ini berakhir menyedihkan. Memberikan kita sebuah pesan untuk kita lebih peka terhadap orang-orang di sekeliling kita. Hanya karena mereka diam, atau tidak mau bercerita, bukan berarti mereka tidak butuh seseorang. Mereka tidak tahu caranya.
Film ini tidak membuat saya menangis, tetapi dia mampu membuat saya melihat ke dalam diri saya sendiri saat ini, sebagai sosok yang sedang bermasalah dengan hidupnya. Ketika Finch bilang ke Violet kalau dia fucked up, saya bilang ke Finch, "Yes, Finch, I'm fucked up, too."
No comments
Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.