[Review] Road to Perdition

Judul: Road to Perdition
Sutradara: Sam Mendes
Penulis: Max Allan Collins (novel grafis), Richard Piers Rayner (novel grafis), David Self (screenplay)
Pemain: Tom Hanks, Jude Law, Paul Newman
Tanggal rilis: 27 September 2002
Durasi: 117 menit
Rating: 5 dari 5⭐ - it was amazing

Setiap anak pasti -- well, atau seharusnya -- tahu pekerjaan orangtuanya, tapi tidak dengan Michael Sullivan, Jr. (Tyler Hoechlin) dan Peter Sullivan (Liam Aiken). Mereka tidak tahu apa sebenarnya pekerjaan dari ayah mereka, Michael Sullivan (Tom Hanks). Karena penasaran, pada suatu malam Michael, Jr. menyelinap di mobil mereka dan mengikuti ke mana ayahnya bekerja.

Saat itu, Michael menemani Connor Rooney (Daniel Craig) untuk menemui anak buah dari John Rooney (Paul Newman), yang merupakan ayah dari Connor. Connor, yang sifatnya gegabah, manja, dan semaunya karena dia merasa dia adalah anak dari seorang bos mafia, membunuh anak buah John yang ternyata adalah orang kepercayaan John.

Kejadian tersebut disaksikan oleh Michael, Jr. Michael sudah menjamin bahwa Michael, Jr. tidak akan berbicara kepada siapapun, tetapi Connor tidak yakin. Dan, sekali lagi, dengan gegabah dan semaunya saja dia membunuh Annie Sullivan (Jennifer Jason Leigh) -- istri Michael -- dan Peter, yang dikira Connor adalah Michael, Jr. Michael, Jr. sendiri baru pulang dengan sepedanya ketika peristiwa itu terjadi. Dia melihat Connor keluar dari rumahnya.

Michael yang mendapat tugas untuk mengantarkan surat ternyata juga menjadi target pembunuhan. Untungnya, Michael masih selamat. Dia pulang ke rumah dan mendapati istri dan anaknya mati bersimbah darah. Dia pun segera membereskan pakaiannya dan membawa Michael, Jr. pergi dari rumah itu.

Maka mulailah mereka dalam perjalanan. Road to Perdition yang bisa diartikan dua hal. Pertama, Perdition adalah nama kota tempat saudara Michael tinggal. Kedua, perdition jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti kehancuran. Sebuah perjalanan menuju kehancuran.

Pertanyaannya sekarang adalah kehancuran siapa? Sebelum menjawab pertanyaan itu, di awal film ini Michael, Jr. -- bocah laki-laki berusia 12 tahun -- menarasikan film. Dia bilang jika dia ditanya apakah ayahnya orang jahat atau orang baik, jawaban apakah yang dia berikan? Dan sepanjang film saya mencoba mencari jawabannya. Apakah Michael orang jahat atau orang baik?

Entah kenapa saya tidak bisa melihat Michael sebagai orang yang benar-benar jahat. Dia berada di daerah abu-abu. Michael adalah seorang hitman. Dia jahat, tentu saja. Dia anggota gangster. Pekerjaannya membunuh. Akan tetapi, dia sangat menyayangi keluarganya. Dia juga sangat loyal pada John Rooney, seseorang yang sudah dianggapnya sebagai ayahnya sendiri. John juga menyayangi Michael melebihi rasa sayangnya pada Connor, anaknya sendiri.

Michael berusaha membalas kematian istri dan anaknya itu wajar. Dan yang saya suka ketika dia memberikan kepercayaan pada Michael, Jr. untuk membantunya dalam misi balas dendam ini. "Kita harus bekerja sama atau kita berdua akan mati." Kira-kira begitu yang diucapkannya ke Michael, Jr.

Hal lain yang membuat saya menilai Michael di area abu-abu adalah ketika dia mencuri uang bosnya di bank. Ketika manajer bank akan menyerahkan dua gepok uang terakhir, Michael menolaknya. "No, no. Itu buat kamu. Kamu bisa bilang kalau saya mengambil semuanya." Dia juga meninggalkan satu tas uang untuk pasangan suami istri yang menolongnya dan mengobati lukanya saat Michael kena tembak.

Ada dua hal yang menjadi titik fokus saya di film ini. Pertama, Tom Hanks. Baru kali ini saya melihat Hanks bermain di dalam film gangster, dengan memegang pistol dan senjata api jenis lain, lalu tembak-tembakan. Awalnya di benak saya terasa aneh, asing, melihat Tom Hanks berperan sebagai hitman. Ini seperti bukan Tom Hanks banget. Namun, lama-kelamaan, he's surprisingly good. Saya suka saat di mana dia membunuh John demi mendapatkan tempat persembunyian Connor di sebuah kamar hotel. Dengan tampang dingin, dia masuk ke kamar tempat Connor dan dor, dor, dor. Connor pun mati. 

Pembawaan karakternya yang tenang dan kebapakan (as always) muncul di adegan di mana ketika Michael, Jr. menanyakan apakah Michael lebih memilih dan menyayangi Peter ketimbang dirinya karena Michael memperlakukan mereka secara berbeda. Hanks dengan ekspresinya yang bingung menjelaskan, tetapi dengan tone suara yang kalem bilang, "Well, mungkin karena dia anak baik. Sementara kamu seperti diriku. Dan aku tidak mau kamu menjadi sepertiku."

Kedua, faktor Jude Law. Saya selalu dengan cepat menyadari ketika aksen seseorang berubah dalam suatu film. Jude Law tanpa terkecuali. Aksen British-nya digantikan menjadi aksen Amerika. Itu sebenarnya tidak terlalu penting sih, hanya sekadar intermezzo saja. Ha, ha.

Ada hal yang lebih penting terkait Jude Law di film ini, yaitu aktingnya yang menjadi seorang pembunuh bayaran yang gila. He's a psychopath. Selain senang membunuh, dia juga senang mengambil foto mayat-mayat yang dibunuhnya. "It makes me feel alive," ujarnya. Meski perannya tidak begitu lama (saya tidak menghitung berapa menit dia muncul di film ini), tetapi aktingnya sangat membekas.

Kembali ke pertanyaan di awal: film ini berkisah tentang kehancuran siapa? Dengan sedih saya harus bilang kehancuran semuanya. If you know what I mean. Dan jawaban Michael, Jr. atas pertanyaan apakah ayahnya orang jahat atau orang baik, Michael, Jr. hanya menjawab, "He's my father."

1 comment

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.