Skor Afrika

Kamis malam tanggal 4 Mei 2023 lalu ketika sedang membuka linimasa Twitter saya menemukan twit Pak Susilo yang membuat saya kaget. 




Kemudian, saya cek di laman KBBI daring dan betul lema tersebut sudah masuk KBBI.


kalian bisa cek sendiri di sini 


Sebagai penggemar bulu tangkis, saya tahu istilah ini. Saya sering menemukan istilah ini di Twitter, terutama saat kejuaraan bulu tangkis sedang berlangsung. Awalnya saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan "skor afrika", tetapi setelah dijelaskan oleh seorang teman baru kemudian saya paham. 

Istilah ini memang dari penggemar bulu tangkis Indonesia. Munculnya semacam obrolan di warung atau tongkrongan, tapi mereka mengobrolnya di Twitter. "Skor afrika" biasanya diberikan untuk hasil pertandingan yang skornya terpaut jauh, seperti 21-3 atau 21-1. Kenapa pakai istilah "skor afrika", bukan "skor amerika", misalnya? Karena biasanya pemain bulu tangkis yang berasal dari benua Afrika memperoleh skor kecil di pertandingan bulu tangkis. 

Saya tidak tahu sejak kapan istilah "skor afrika" muncul. Namun, menurut Uda Ivan Lanin, istilah itu sudah digunakan setidaknya sejak Asian Games 2018. 

Twit dari Pak Susilo tersebut membuat saya penasaran bagaimana syarat sebuah kata/lema bisa masuk dalam KBBI. Kok bisa sebuah lema rasis seperti "skor afrika" masuk ke KBBI? Apakah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tidak menyaring terlebih dahulu sebelum memasukkannya ke KBBI? 

Setelah membaca utas dari Mas Fauzan berikut, saya menjadi cukup paham proses sebuah lema bisa masuk ke KBBI. 



Uda Ivan juga membagikan infografis syarat sebuah kata bisa masuk KBBI. 




Namun, timbul pertanyaan. Disebutkan salah satu syarat kata bisa masuk KBBI adalah berkonotasi positif, tetapi lema "skor afrika" berkonotasi negatif kenapa bisa lolos? 

Buat saya lema "skor afrika" berkonotasi negatif. Lema "skor afrika" merendahkan pemain yang berasal dari Afrika. Kita tidak tahu bagaimana usaha mereka selama ini untuk bermain, berlatih, dan bertanding bulu tangkis. Kita seperti menegasikan usaha mereka. Hanya karena bulu tangkis bukan olahraga populer di sana dan tidak berkembang secara masif, bukan berarti mereka tidak berusaha. Ini seperti apa yang akun @INA_Bminton sampaikan dalam utasnya berikut:




Lagipula, hanya karena Afrika tidak superior di bulu tangkis, bukan berarti mereka tidak unggul di olahraga lain. Setidaknya sepak bola mereka lebih baik daripada sepak bola Indonesia. Kita tentu tidak mau juga kan seandainya timnas sepak bola kita kalah dengan skor telak melawan tim sepak bola dari negara Afrika lalu warganet di sana membuat istilah tongkrongan di Twitter "skor indonesia"? Coba bayangkan seandainya itu terjadi. Apa tidak bakal ngamuk-ngamuk tuh warganet kita? 

Kemudian, timbul lagi pertanyaan berikutnya. Penggemar bulu tangkis Indonesia sudah jarang menggunakan istilah tersebut. Sekarang mereka lebih memilih untuk menggunakan "kena geprek", "skor geprek", dan sejenisnya. Kalau sudah jarang digunakan, kenapa lema tersebut masih masuk ke KBBI? 

Sayangnya, sebuah kata/lema yang sudah masuk KBBI tidak bisa dihapus. Jadi, mengusulkan ke Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk menghapus lema "skor afrika" sepertinya bakal percuma. Berhubung sudah terlanjur masuk KBBI, hal yang bisa kita lakukan adalah tidak lagi memakai istilah "skor afrika" dalam konteks apapun dan di mana pun. Namun, saya berharap KBBI dapat menandai lema tersebut sebagai kata kasar karena sudah merendahkan dan rasis.

Kejadian ini setidaknya memberi kita pelajaran dalam berbahasa. Setelah mengetahui syarat-syarat sebuah kata bisa masuk KBBI, salah satunya adalah frekuensi tinggi, kita harus berhati-hati dalam menciptakan dan menggunakan sebuah istilah. Jangan membuat istilah sembarangan yang bisa menyinggung dan merendahkan SARA. Karena kalau istilah tersebut sampai viral dan ramai digunakan di masyarakat, kejadian ini bisa terulang lagi.

No comments

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.