Sudah Puas?

Foto oleh Rachel Claire dari Pexels


Adam bangun dalam keadaan penuh sesak. Jantungnya berdegup kencang. Dia menempelkan tangan di dadanya untuk merasakan betapa kencang debaran jantungnya dan seolah untuk menenangkan dirinya. Pandangan matanya menatap langit-langit kamar yang gelap. Adam mencoba mencerna kembali mimpinya. 

Mimpinya terasa begitu nyata. Dia berdiri di atas mayat perempuan. Tangannya bersimbah darah dengan kapak ada di dalam genggaman tangannya. Sebelumnya perempuan malang itu menjerit-jerit ketakutan. Ia berteriak minta tolong. Namun, pada siapa ia bisa minta tolong dari dalam sebuah gubuk tua di hutan pedalaman? 

Di dalam mimpi itu, Adam gelap mata. Rasa amarah yang begitu besar merasukinya sehingga sanggup membuatnya terus dan terus mengayunkan kapak ke tubuh perempuan itu. Adam seolah tidak dapat mendengar tangisan dan jeritan perempuan itu. Yang dia dengar hanyalah suara tangisannya sendiri. Dengan air mata bercucuran deras dan ingus yang ikut keluar, dia berteriak parau, "Tega kamu menyakiti aku! Setelah apa yang aku lakukan semuanya untuk kamu? Tega kamu! Tegaaaa..."

Lalu, tiba-tiba sunyi. Perempuan itu diam dan tidak lagi bergerak. Kesunyian itu membuat Adam tersadar. Dia berhenti mengayunkan kapaknya. Air matanya masih mengalir dan dia menatap mayat perempuan itu dengan rasa puas untuk kemudian dia merasa panik. Sekarang berganti rasa takut yang menyelimutinya. Pada saat inilah Adam terbangun. 

Adam tidak bisa langsung tidur kembali setelah bermimpi seburuk itu. Mimpi itu selalu menghantuinya selama setahun terakhir. Adam beranjak dari kasur dan membuka pintu kamar. Dia menuju dapur yang terletak di lantai satu rumahnya. Segelas air barangkali bisa membantu menenangkan. 

Jam dinding di dapur menunjukkan pukul 2.55 pagi. Adam membuka kulkas dan mengambil air dalam botol kemasan ketika perempuan dalam mimpinya berdiri di sampingnya berbisik, "Sudah puas kamu membunuhku bersama bayi di dalam kandunganku?" 

4 comments

  1. Ayooo bikin lagi fiksi kayak gini. Seru seru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi... Makasih, Leaaa... Semoga masih ada PD-nya buat nulis fiksi.

      Delete
  2. Waa ternyata, horor banget ini Kim. Ada lanjutannya gak?

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.