Letter #14: Kenapa E-book Reader?

Day 45. Post a Day 2011.

Tuhan,

Aku seringkali mendengar nasihat yang bilang "Buy what you need, not what you want"--belilah barang-barang yang memang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan. "Butuh" dan "ingin" memang berbeda ya. "Butuh" kan karena kita memang benar-benar perlu barang tersebut, sedangkan "ingin" kan ya cuma nafsu saja. Misalnya, aku sedang jalan-jalan di mall terus lewat toko ponsel, aku membatin, "Duh, aku ingin Blackberry! Aku ingin Samsung 551!". Lantas, aku masuk ke toko itu dan beli ponsel-ponsel yang aku inginkan. Padahal ponselku yang ada sekarang masih bagus, belum rusak, tidak terlalu bermasalah, intinya masih bisa dipakai lah sampai dua tahun ke depan.

Toh, ponsel-ponsel yang aku inginkan itu paling nantinya penggunaan utamanya tetap pada telpon dan sms. Kalau Blackberry, okelah bisa BBM dan push e-mail, tapi aku rasa aku juga tidak akan terlalu memaksimalkan fitur ini. Kalau Samsung 551? Karena dia menggunakan OS Android? Lah terus kalau pakai Android memangnya kenapa? Lain halnya kalau ponselku sekarang memang sudah rusak atau hilang, wajar deh aku beli Samsung 551 atau Blackberry ini. Karena selain aku memang butuh ponsel, aku juga ingin sih. ihikhik

Hal ini membuatku jadi berpikir lagi, Pinkyfloyd/pinkeen/pinkponk/pinkbook (e-book reader-ku yang baru kubeli dua hari yang lalu. Aku masih gamang mau memberi namanya apa. *halah, penting banget sih*)-ku itu aku beli karena aku memang benar-benar butuh ataukah karena aku sekadar ingin? Toh, kalau mau baca e-book bisa di ponselku atau di laptop. Cukup memasang aplikasi Mobipocket Reader di ponsel, aku bisa baca e-book. Di laptop, cukup buka file e-book-nya saja dan aku sudah bisa membacanya.

Iya, toh? Benar, toh?

Apalagi beberapa temanku ada yang tidak mendukungku membeli e-book reader. Sebagian besar sih alasan mereka, "Ngapain lu beli e-book reader? Kalau kata gue mah tanggung. Beli gadget itu ya kalau bisa yang bisa dipakai untuk macam-macam, yang fungsionalnya banyak tidak terbatas pada satu kegunaan saja." Ujung-ujungnya entah mereka menyarankan aku untuk membeli Samsung Galaxy Tab, Ipad, atau komputer tablet yang lain. *jujur saja, aku sendiri tidak terlalu tahu Samsung Galaxy Tab itu masuk kategori apa, apa spesifikasinya, apa fiturnya, dan aku tidak berminat untuk mencari tahu juga sih*

Di satu sisi, alasan teman-temanku itu benar juga. Masalahnya, laptopku sekarang masih bagus kok. Masih bisa berfungsi dengan baik, paling baterainya saja yang soak. Lah, kalau aku beli Samsung Galaxy Tab itu untuk apa dong? Karena biar lebih mudah dibawa kemana-mananya? Lah, memang aku se-mobile apa sih? Toh, kerjaanku sekarang cuma diam bertapa di kos. Terus, kalau aku beli Samsung Galaxy Tab hanya untuk baca e-book apa nanti nggak sayang tuh fitur-fitur yang lainnya tidak aku pakai? Rugi di uang dong sudah beli mahal-mahal kalau cuma buat baca e-book mah.

Kalau dipikir-pikir lagi ya, untuk apa juga aku beli Pinkyfloyd (atau berbagai nama lain yang aku berikan untuknya) kalau toh aku bisa baca e-book di laptop atau di ponselku? Uang Rp 1,5 juta itu lebih baik aku tabung saja untuk biaya menikah. Iya, toh? Benar, toh? Maksimalkan saja penggunaan gadget yang aku punya sekarang.

Tapi, aku pernah tuh ya baca e-book Darren Shan 1 - 12 di laptop nonstop alias tanpa henti! Aku membacanya maraton dari pagi ketemu pagi. Hal yang sama aku lakukan saat aku membaca Percy Jackson 1 - 5. Alhasil, mataku terasa lelah dan kepalaku pusing. Siapa sih yang tidak capek matanya kalau harus lama-lama menatap layar laptop? Apalagi membaca e-book terus-terusan. Mau istirahat baca, tapi aku terlanjur penasaran dengan ceritanya. Jadi, aku teruskan saja membacanya sampai ceritanya tamat. sengihnampakgigi

Sejak itu aku jadi jarang baca e-book di laptop lama-lama. Lama-kelamaan jadi malas baca. Mau baca e-book di ponsel, layarnya kekecilan. Kurang nyaman juga jadinya. Mau beli bukunya, tidak bisa terus-terusan beli buku juga kan? Uang bisa habis dalam sekejap. Kalau sudah begitu, besoknya aku makan apa? Makan buku?

Jadi, aku pertimbangkanlah untuk membeli e-book reader. Bukankah e-book reader diciptakan dengan teknologi e-ink dan tanpa backlight untuk membuat nyaman mata pembacanya? Katanya sih baca e-book di e-book reader itu selayaknya baca buku biasa, cuma beda media saja. Yang satu media konvensional (buku), yang satu media kontemporer (e-book reader). *halah, ngaco* Yang setelah aku praktekkan ternyata memang benar demikian adanya. Baca e-book di Pinkyfloyd itu senyaman aku membaca printed books.

Nah, kalau sudah begini siapa butuh Samsung Galaxy Tab, Ipad, atau berbagai pad/tab lainnya yang sampai saat ini sejauh yang aku tahu masih pakai backlight? Mungkin orang lain yang butuh, yang mobilitasnya tinggi, atau memang perlu gadget tersebut dengan berbagai macam alasannya. Bukankah kebutuhan (dan keinginan) tiap orang beda-beda? Kebutuhanku tidak bisa disamakan dengan kebutuhan teman-temanku yang menyarankanku untuk beli Samsung Galaxy Tab itu.

Atau seperti yang Kitin kemarin bilang, "Kecuali... Kecuali ya, Kim, Samsung Galaxy Tab itu punya teknologi yang bisa men-switch ke opsi tanpa pakai backlight dan dia pakai teknologi e-ink serta bisa otomatis mengaktifkan e-ink-nya." Nah, kalau Samsung Galaxy Tab sudah bisa seperti ini bolehlah aku pertimbangkan untuk membelinya.

Jadi, untuk sekarang aku sudah puas dengan Pinkyfloyd dan aku tidak menyesal sama sekali membelinya. Aku puas dengan Pinkyfloyd. Dan Kau tahukah, Tuhan, di akhir ketika aku mengetikkan surat ini (ya, sebentar lagi surat ini selesai kok) aku semakin yakin kalau aku memang butuh e-book reader, tidak hanya sekadar ingin. Apalagi setelah melalui proses panjang sebelumnya yang aku browsing dulu cari tahu apa itu e-book reader, e-ink, backlight, lalu mencari e-book reader merk apa yang bagus dan murah sebelum akhirnya aku menjatuhkan pilihan pada Bookeen Cybook Opus.

Nah, sekian dulu surat dariku untuk hari ini ya. Semoga Kau tidak bosan membacanya. Terima kasih sudah membaca suratku ini, Tuhan. senyum

4 comments

  1. foto ebook Pink Floyd ada? aku googling ga nemu, adanya malah group band -_-

    ReplyDelete
  2. Bukan Pink Floyd, Rio, tapi Pinkyfloyd... Dan itu adalah nama yang aku kasih untuk ebook readerku. Ebook readerku sendiri merknya Bookeen, tipenya Cybook Opus. Coba baca di postinganku yang ini deh ya biar lebih jelas http://arghett.blogspot.com/2011/02/letter-12-my-new-e-book-reader.html :)

    ReplyDelete
  3. Kemarin saya belinya di toko papatakadotcom.

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.