[Book] Garis Batas

Day 103. Post a Day 2011.

Judul : Garis Batas: Perjalanan di Negeri-negeri Asia Tengah
Penulis : Agustinus Wibowo
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama (cetakan III, Juli 2011)
Tebal : xiv + 510 halaman
ISBN : 978-979-22-6884-3
Harga : Rp 95.000,-

Setelah Selimut Debu, Agustinus Wibowo kembali menulis buku tentang perjalanannya. Kali ini kisah perjalanannya ke negara-negara Asia Tengah pecahan Uni Soviet tertuang dalam buku terbarunya Garis Batas.

Garis Batas dimulai ketika Agustinus sedang berada di tepi sungai Amu Darya. Ia yang saat itu sedang di Afghanistan harus melewati jalan terjal menuruni tebing untuk sampai ke seberang Amu Darya. Negara di seberang sungai sudah menanti Agustinus. Negara-negara itu adalah Tajikistan, Kirgizstan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan.

Menurut penjelasan dari Agustinus, Amu Darya bukanlah sembarang sungai. Ia sungai yang melewati banyak negara. Lengkapnya izinkan saya mengutip dari halaman 3-4:

Amu Darya bukanlah sungai biasa. Dari mata airnya di Pamir, pegunungan atap dunia, sungai ini dihidupi oleh salju yang menutup puncak-puncak gunung raksasa. Alirannya begitu deras, hingga buihnya sampai melayang ke udara. Gelegar suaranya melantunkan nyanyian seram dari dasar jurang. Kemudian, ratusan kilometer dari sana, air itu mengalir ke tempat saya berdiri sekarang ini. Meski alirannya melambat, tetapi tetap saja mengerikan. Di sini, ia menjadi pembelah negeri. Tanah yang saya injak adalah Afghanistan, di seberang sungai sana adalah Tajikistan. Terus ke hilir nanti, ada secuil Uzbekistan, tempat sungai ini berkurang garangnya, semakin melambat, tetapi menjadi lebar tak terkira. Kalau perjalanan diteruskan menghilir, sungai ini menjadi pembatas antara padang gurun Afghanistan dan Turkmenistan yang sama keringnya. Di sana, gelegaknya sirna, bahkan terlalu lemah untuk mempertahankan arah alirannya sendiri, sehingga letaknya kemudian bergeser di tengah padang luas, dan menjadi sengketa dua negara yang menjadikannya tapal batas. Lalu Amu Darya pun akan membelok ke utara, ke arah pedalaman gurun Pasir Hitam Karakum di Turkmenistan. Sebagian alirannya merembes, lenyap, ditelan keringnya gurun Pasir Merah Kyzylkum di Uzbekistan, sementara sebagian lagi berhasil menggapai muaranya di Laut Aral, danau mati yang mengingsut di ujung Uzbekistan dan Kazakhstan.

Amu Darya oleh Agustinus disebut sebagai "garis batas". Pemisah antara Afghanistan dan negara yang sebentar lagi akan dimasukinya. Buku ini pun tidak hanya bercerita tentang pengalamannya di lima negara berakhiran stan itu. Ia juga berupa opini pribadi Agustinus tentang garis batas.

... Garis batas tidak terlihat, namun setiap langkah dan embusan napas kita dipengaruhi olehnya. Pola pikir kita, uang yang kita pegang, bendera yang berkibar, kebanggaan yang melingkupi hati, sejarah yang kita kenang, saudara-saudari yang kita sebut sebagai sebangsa, kartu identitas, pendidikan, status, ideologi, nasionalisme, patriotisme, perjanjian, traktat, perang, pembantaian etnis, kehancuran, semuanya adalah produk dari garis batas. (halaman 7)

Menurutnya lagi garis batas tidak semata-mata garis tebal dalam legenda peta yang membatasi satu wilayah dengan wilayah lain. Garis batas lebih dari itu.

Ada garis batas fisik, ada garis batas mental. Ada yang sementara, ada yang abadi. Garis batas geografis, sosial, biologis, status, gender, privasi, mental, spiritual, agama... semua memisahkan manusia dalam kotak masing-masing. Garis batas mengurung, memasung, melindungi, dan mengukuhkan sebuah zona aman--tempat individu merasakan kelegaan dan kenyamanan. (halaman 7)

Kemudian timbul pertanyaan. Bagaimana bisa negara yang satu bisa lebih kaya dari negara yang satu padahal mereka hanya dipisah oleh garis batas? Kazakhstan bisa kaya raya sementara Tajikistan termasuk salah satu negara gagal di dunia? Maka Agustinus pun bercerita sejarah untuk kita. Sejarah tentang Tajikistan, Kirgizstan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan. Bagaimana mereka bisa bersatu dalam panji Uni Soviet kemudian akhirnya mereka terpecah. Tidak detil memang karena ini memang bukan buku sejarah. Tapi, cukup memberikan kita informasi. Memberikan kita sebuah gambaran umum mengenai kelima negara stan ini.

Dan jika kita terus membaca, maka kita akan menemui kegamangan hati Agustinus. "Garis batas" yang dimilikinya berupa warna kulit dan keturunan membuatnya harus mengalami diskriminasi ketika ia masih kecil. Ini yang saya simpulkan ketika Agustinus bercerita tentang mereka yang tinggal di daerah perbatasan. Menurutnya orang-orang yang tinggal di perbatasan mengalami hal dilematis seperti dirinya. Agustinus mencontohkan dirinya sendiri yang lahir di Indonesia dan besar di Indonesia. Namun, hanya karena warna kulitnya berbeda ia diejek oleh teman-teman masa kecilnya. Ia orang Indonesia, tapi apa karena ia keturunan Cina ia lantas tidak boleh menyebut dirinya sebagai orang Indonesia? Ia merasa tidak dekat dengan budaya nenek moyangnya, tapi negara tempat ia dilahirkan dan dibesarkan seolah-olah tidak mau mengakuinya.

Jadi, bisalah dibilang Garis Batas juga semacam curahan hati dari Agustinus. Curcol. Curbung. Apapun itulah. Ia menyuarakan kata hatinya tentang ketidakadilan, diskriminasi, pecah belah, dan sebagainya akibat dari garis batas ini.

Akhir kata saya ingin menyimpulkan Garis Batas bukan hanya sekedar buku tentang backpacking. Kalau Anda mencari tips hotel-hotel mana yang bagus, restoran yang enak, atau tips mencari diskon tiket pesawat maka Anda tidak akan menemukannya di sini. Ini adalah sebuah buku kisah perjalanan, buku curhat, opini pribadi, dan buku (sedikit) sejarah.

Skala 1 - 5, saya beri nilai 5 untuk Garis Batas.

6 comments

  1. wah bagus kayaknya bukunya nih?

    ReplyDelete
  2. Sy jadi sangat penasaran dengan sosok Agustin setelah dia tampil di KickAndy. Sayangnya sy belum sempat baca bukunya, soalnya si teman ini dak mau minjamin. :( http://daenggassing.com/garis-batas-cerita-tentang-ragam-batas-dalam-kehidupan-manusia/

    Selimut debu katanya lebih dalam dan menyentuh, membuat kita bersyukur terlahir di Indonesia. http://daenggassing.com/selimut-debu-menyingkap-wajah-lain-afghanistan/

    ReplyDelete
  3. Kalo gak dikasih pinjam ya beli, Cal. :P

    ReplyDelete
  4. Bagus banget! Ayo beli bukunya! :D

    ReplyDelete
  5. Pinjam dong kim. *digetok*

    ReplyDelete
  6. Aku tahu agustinus dari Kick Andy, yang saya ingat adalah ketika ia di Mongolia dipukui karena ia dikira orang Cina, ketika ia ditangkap karena dikira Agen Rusia, ketika dia hampir diperkosa oleh para pria di Afganistan? dll

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.