Suatu Saat Nanti

Sejak kecil saya selalu bermimpi suatu saat saya akan pergi meninggalkan rumah. Pergi yang jauuuh sekali. Jauh dari rumah, jauh dari keluarga, jauh dari Indonesia. Berdiri di kaki sendiri, menjadi mandiri. Menjadi manusia independen tanpa harus terikat secara emosi dan fisik dengan keluarga. Menjadi manusia bebas. Lepas. Seperti burung yang bisa bebas terbang di angkasa. Mengejar cita-cita.

Sejak kecil saya selalu merasa seperti burung di dalam sangkar. Terpenjara. Saya tidak pernah merasa bebas seutuhnya. Saya tidak pernah bisa mengutarakan suara hati saya, apa yang saya percaya, dan saya yakini. Setiap hal yang akan saya lakukan harus selalu mendapat persetujuan dari orang lain. Saya tidak pernah diberi kebebasan untuk menjalankan apa yang saya mau.

Karena itulah saya selalu bermimpi, berdoa, dan berharap suatu saat nanti saya bisa keluar dari "sangkar" saya. 

One day I'll fly away, leave all this to yesterday.

Tetapi, ketika saya dihadapkan pada kenyataan, masih beranikah saya untuk pergi? Ketika tidak ada yang bisa diharapkan selain saya, apa saya masih bisa bersikap egois? Misalnya, saat ini juga saya mengepak barang-barang dan langsung pergi begitu saja.

Hati saya masih merindukan kebebasan. Saya akan selalu mendambakan kebebasan. Tetapi, akal sehat saya berkata lain. Ada seseorang di rumah ini yang membutuhkan saya. Seseorang yang saya hormati dan saya sayangi. Saya tidak bisa mendahulukan apa yang hati saya inginkan dan mengabaikan akal sehat. Not after everything that he has done for me

One day I'll fly away, leave all this to yesterday.

Ya, suatu saat nanti pasti saya akan pergi dari sini. Keluar dari "sangkar" dan menjelajah dunia. Mencari kebebasan seperti yang selalu saya idam-idamkan. 

10 comments

  1. Andyka Musfi AbdillahAugust 24, 2012 at 2:27 PM

    Apapun bisa, dan pasti. Semoga suatu saat nanti, engkau benar2 berani mengepakkan sayap2 itu...

    ReplyDelete
  2. wah kalau saya sudah kemana mana dari kecil sendirian... tapi saran saya nikmati saja dulu kebersamaan dengan orang tuanya.... karena suatu hari pasti cita citamu akan tercapai...  pada saat itu, rasa kehilangan akan semakin banyak.... hihihi...

    ReplyDelete
  3. Dulu sih aku juga gitu, apalagi aku anak tunggal. Tapi alhamdulillah akhirnya orang tua bisa dikasih pengertian dan akhirnya suaraku bisa didengar. Jadi sekarang keinginannya pergi jauh tapi tetep bawa orang tua. Karena hanya aku yg mengerti mereka seutuhnya :'

    ReplyDelete
  4. ya kalo ga bisa mandiri mah bni aja bisaa kaleee..

    ReplyDelete
  5. :: Andyka Musfi Abdillah ::Amiiin... Tak sabar saya menanti saat itu tiba. :)

    ReplyDelete
  6. :: Applausr ::
    Betul. Makanya sekarang saya mengesampingkan ego dan memutuskan untuk tinggal di rumah dulu. :)

    ReplyDelete
  7. :: Ratri Anugrah ::
    Bagus itu. Bisalah aku pertimbangkan. Meski sebenarnya aku sih pengennya jalannya sendiri. Hehehehe...

    ReplyDelete
  8. :: oomguru ::
    Gak sekalian BCA? :P

    ReplyDelete
  9. kalau sudah tiba waktunya mah..pasti kejadian aja, ga usah dinanti2.. tp kalau belum saatnya, nikmati saja dulu... good things come to those who wait :-)

    ReplyDelete
  10. :: Nayarini Estiningsih ::
    Memang sih, tapi gak tahu kapan. Takut pas sudah tua baru bisa bebasnya. Hehehehe...

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.