Random #11

Hari ini saya belajar satu hal lagi dari pengalaman selama saya bekerja. Saya berbuat salah dan saya harus bertanggung jawab. Saya selalu menekankan hal ini kepada diri sendiri. Saya berbuat salah, saya mengakui itu, dan kepada teman saya yang saya rugikan saya minta maaf, juga saya harus bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan saya.

Apa ceritanya selesai sampai di sini? Tentu saja tidak. Cerita masih berlanjut sampai sekarang. Selama perjalanan pulang dari kantor ke rumah hingga saya mengetik ini, saya tidak henti-hentinya merenung. Ternyata mengakui kesalahan, meminta maaf atas kesalahan, dan bertanggung jawab atas kesalahan tidak seberat yang selama ini saya bayangkan. Sebelum saya menemui teman saya tadi, rasanya di dada berat sekali. Seperti diberi beban berpikul-pikul. Tetapi, saya menguatkan niat dan berulang-ulang mengingatkan diri sendiri bahwa ini salah saya dan saya harus bertanggung jawab, minimal saya harus minta maaf.

Setelah saya menemui teman saya, kami berbicara duduk perkara. Saya jelaskan permasalahan dari sudut pandang saya. Saya juga telah memberikan solusi dari kerugian yang timbul. Syukur, teman saya mau menerima penjelasan saya. Saya menarik napas lega. Beban berpikul-pikul tadi rasanya seperti diangkat. Bebas. Lega.

Sayangnya, kelegaan yang baru saya nikmati sesaat itu tidak berlangsung lama. Tidak lama saya bertemu dengan teman saya, saya dapat kabar yang menurut saya, "Haduh, nggak banget deh." Sampai sekarang pun sebenarnya saya masih kesal sampai ke ubun-ubun. "Ini gila!" Batin saya tidak berhenti berkata seperti itu.

Kembali saya merenung. Inilah hidup. Setiap saat, kapanpun dan dimanapun, kita akan selalu menemukan hal-hal yang menurut kita "gila", tidak masuk akal, tidak adil, dan hal-hal lain yang bisa membuat kita misuh-misuh sendiri. Hati nurani saya marah dengan keadaan yang sekarang, tapi saya bisa berbuat apa? Apa yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki keadaan, supaya hidup bisa lebih adil, supaya hidup lebih masuk akal? Apa? Sampai saat ini, saya hanya baru bisa sampai pada tahap menggerutu, memprotes, marah-marah. Saya belum sampai pada tahap saya bisa melakukan perubahan. Saya hanyalah seorang pengeluh.

Dasar tukang ngeluh kau, Kim!

5 comments

  1. Kata orang semuanya butuh waktu ya

    ReplyDelete
  2. "Ternyata mengakui kesalahan, meminta maaf atas kesalahan, dan bertanggung jawab atas kesalahan tidak seberat yang selama ini saya bayangkan. "

    sebentar. jadi selama ini, begitu beratkah sepotong kata 'maaf' itu keluar dari mulutmu? serius? =O

    no, that's not good. if you think you made mistake, make it right. say sorry. lebih cepat lebih baik, karena semakin lama semakin berat. paling enak? ngomong langsung begitu merasa! :D

    coba deh. lama-lama juga biasa. tapi yang penting ya perbaikannya sih...

    ReplyDelete
  3. harus tetap positiv saja.. hidup di kantor dan dimasyarakat memang seperti itu... harus bisa memilah milah informasi.

    ReplyDelete
  4. setiap selesai belajar sesuatu pasti kesulitannya ditambah ya.. sebisanya let it go aja deh... pasti ada solusinya walau belum kelihatan saat ini. :) cemungudh.

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.