[Book] Mahogany Hills

Judul: Mahogany Hills
Penulis: Tia Widiana
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama (cetakan I, Mei 2013)
Tebal: 344 halaman
ISBN 13: 978-979-22-9584-9
Harga: Rp 58.000,-

Alasan pertama saya membeli buku ini adalah karena penulisnya Mbak Tia Widiana, teman narablog yang blognya sudah saya ikuti dari jaman kapan tahu. Saya suka dengan tulisan-tulisan Mbak Tia di blognya. Bagus. Tulisannya selalu mengalir bagai air yang mengalir sampai jauh akhirnya ke laut. Halah. Tapi, itu sungguh. Saya tidak bohong di bagian saya suka dengan blog Mbak Tia.

Karena saya tahu kualitas tulisan Mbak Tia maka hal tersebut membawa kita ke alasan berikutnya. Karena novel ini juara  satu lomba penulisan novel Amore yang diselenggarakan Gramedia. Juara 1, Saudara-saudara! Bisa terbayang kan ekspektasi saya jadinya bagaimana ke novel ini? Sudah mah tulisan Mbak Tia bagus ditambah juara satu lomba tulis-menulis, yang diselenggarakan Gramedia pula? Maka sungguh dikutuklah saya jadi kodok oleh Mbak Tia kalau saya tidak beli novelnya. Saya takut Mbak Tia bilang begini, "Penggemar macam apa kamu, Kimi, tidak mau beli novel saya? Hah? HAH?" Dengan tangan berkacak di pinggang, mata melotot seperti hampir mau copot, mulut pun mengot-mengot.

Maka minggu lalu saya ke Gramedia di kota saya. Segera saya ambil satu kopi Mahogany Hills dan satu lagi novel lainnya yang akan saya tulis resensinya di blog ini kalau sempat dan kalau ingat. Hari itu juga saya langsung baca dan habiskan dalam hitungan jam. Kesan saya? Sesuai dengan ekspektasi saya: Bagus. Alur ceritanya rapi dan runut. Gaya penulisannya Mbak Tia banget deh. Halah, sok akrab banget saya. Kaya' sudah hapal dan tahu luar-dalam tulisan Mbak Tia saja.

Penggemar: Kim, bagi spoiler-nya sedikit dong...

Berhubung saya sedang malas menulis spoiler, saya izinkan teman-teman sekalian mencari spoiler-nya di Goodreads atau di blog-blog sebelah. Mwahahahaha... :vD

Kembali ke Mahogany Hills. Terlepas soal saya suka novel ini, jujur ada satu-dua-tiga hal yang mengganggu saya. Pertama, kenapa harus "aku-kau", Mbak Tia? Kenapaaaa? Jadinya berasa baca novel-novel lawas deh. "Aku-kau". Kenapa tidak "aku-kamu", "saya-kamu", atau sekalian saja "gue-elu"? Dalam percakapan sehari-hari pun saya sudah jarang mendengar "aku-kau", apalagi di novel. Sekarang izinkan saya membayangkan barang sebentar saja. Saya sedang membayangkan saya dan Mas Rafael Nadal ber-"aku-kau".

...

Oke. Saya jadi geli sendiri malah. :r

Terus, hal yang mengganggu berikutnya adalah saat Paras kecelakaan parah. Tadinya saya pikir Paras bakal lumpuh, cacat, atau bahkan meninggal. Tapi, syukur Alhamdulillah deh kalau cuma hilang ingatan sebentar. Soalnya, kalau Paras dibikin meninggal pasti ceritanya cepat selesainya deh. Kasihan Jagad yang sudah ada rasa sayang banget sama Paras kalau sudah harus ditinggal mati sama Paras di pernikahan mereka yang baru seumur jagung. Tunggu, ini spoiler ya? *nyengir* 

Berhubung saya bukan termasuk kalangan borjuis, saya tidak tahu bagaimana orang-orang di atas sana kalau mencari jodoh untuk anaknya. Saya melihat Paras sewaktu bakal dijodohkan orangtuanya, sempat-sempatnya menulis nama Jagad Arya. Saya mau mengkhayal lagi. Seandainya saya Paras. Maka akan begini adegannya: Saya menulis nama Jagad Arya di kertas. Kemudian, saya menyerahkan kertas itu ke mama saya. "Nih, Mams. Saya mau dijodohkan, tapi kalau bisa sih sama nama yang saya tulis di kertas ini. Kalau tidak bisa, ya tidak apa-apa deh. Tapi, tolong banget ya, Mams, diusahakan. Dia itu cinta pertama saya. Please?" Dan saya pun berpose penuh harap dengan tampang puppy eyes. 

Lagi, syukur Alhamdulillah Jagad Arya ternyata belum menikah. Setelah terakhir bertemu belasan tahun yang silam, pertemuan berikutnya adalah di pelaminan. Awww... Romantis banget. Salut banget untuk mamanya Paras yang berhasil menemukan Jagad. Koneksinya luar biasa berarti ya? Dan ini kembali spoiler? Ihihihi...

Nah, meski ketiga hal di atas sedikit mengganggu (dan masih ada beberapa lagi sih sebenarnya), saya tetap suka novel ini. Bukti saya suka apa coba? Buktinya adalah sampai sekarang saya masih terbayang-bayang sikap dan perilaku Jagad yang penuh cinta kasih ke Paras. Iya, saya ngaku deh saya kepingin punya cowok kaya' Jagad. :|

Sekali lagi selamat untuk Mbak Tia sudah jadi juara 1 lomba Amore! Ditunggu tur promo novelnya di Bandar Lampung yaaa... Nanti saya bakal antre paling depan untuk minta cap bibir dari Mbak Tia di Mahogany Hills punya saya. Kenapa cap bibir? Karena tanda tangan terlalu mainstream. Halah.

Skala 1 - 5, saya beri nilai 3 untuk Mahogany Hills.

7 comments

  1. Hmm... padahal tadinya pengen beli... kak, pinjem-pinjeman buku, yuk!

    ReplyDelete
  2. @ Ayu Puspita Sari
    Mau pinjem-pinjeman buku apa, Yu? Aku mah minder sama kamu. Buku kamu kan lebih banyak daripada bukuku. :P

    ReplyDelete
  3. zzzz... kata siapa? bukuku kebanyakan ebook, kak. haha. tapi sekarang aku lagi mau jual beberapa bukuku.... jadi makin dikit deh...

    ReplyDelete
  4. Aku baru sls baca smlm, dalam 3 jam aku habiskan satu buku.. bayangkan gimana serunya ini novel, bacanya pake acara mewek sgala lagi hahaha.. seru banget ini novel ^^

    ReplyDelete
  5. kak saya mau nanya kalau mau beli novel ini di gramedia mana ya yang di jakarta selatan. .. makasih.

    ReplyDelete
  6. Mohon maaf, saya kurang tahu juga. Mungkin kamu bisa beli via online?

    ReplyDelete
  7. Yang pengin baca2 novel gratis, mampir ke sini yuk! ;)

    http://nayacorath.wordpress.com

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.