Membaca Ulang dan Belajar

Pernah di suatu masa saya tertarik dengan filsafat. Saya kira masa itu terjadi sewaktu saya sedang kuliah. Di kampus lah saya pertama kali berkenalan dengan filsafat lewat beragam mata ajaran. Awalnya saya muak setiap kali harus belajar filsafat. Mata ajaran apa itu? Untuk apa belajar filsafat? Memangnya penting? Berhubung selama kuliah (terutama di tahun-tahun awal) saya harus terpapar filsafat, lambat laun saya jadi jatuh hati. Ini yang kata orang Jawa witing tresno jalaran soko kulino. Cinta tumbuh karena kebiasaan. By the way, saya sudah benar belum itu menulis bahasa Jawa? :P

Karena sudah mulai ada rasa, saya rajin beli buku-buku filsafat. Bukunya macam-macam, mulai dari pengantar filsafat, novel-novel Jostein Gaarder, sampai ke buku yang harusnya saya baca kalau pemahaman filsafat saya sudah tingkat advance. Baca buku yang masih pengantar saja saya masih suka pusing, lha ini sok-sokan mau baca buku yang tingkat lanjut, ya ujung-ujungnya mencret. Apalagi ini belajar sendiri. Cuma modal baca. Tidak pakai belajar sama teman yang memang paham buat ditanya-tanya. Tuh kan, kurang sok-sokan apalagi coba saya ini?

Niat saya yang tulus dan serius buat belajar sendiri membuat saya sampai bela-belain buat merogoh kocek lumayan dalam buat beli buku tebal Bertrand Russell History of Western Philosophy. Alasan saya beli buku tebal dan mahal ini adalah sebelum belajar yang rumit-rumit, pelajari dulu sejarahnya. Kurang serius apa coba saya ini buat belajar filsafat?


buku yang tebalnya 790 halaman


History of Western Philosophy sudah saya beli entah dari berapa tahun yang lalu. Lupa. Kapan saya selesai menamatkannya pun saya juga lupa. Isinya apa sudah pasti saya lupa. Saya bacanya skimming. Mau baca serius saya tidak paham. Bahasa Inggrisnya rada njelimet. Jadi ya saya baca cepat saja dengan berjanji dalam hati suatu saat nanti saya akan baca ulang buku ini dan kalau nanti saya baca ulang, saya janji bakal serius bacanya. Saya tidak bakal baca cepat lagi demi mengejar reading challenge di Goodreads. Saya harus baca buku ini dengan hati yang murni, tulus, serta ikhlas demi menuntut ilmu. *tsaaah*

And that time comes. Tadi sore saya sedang menyampul buku-buku saya dan buku ini termasuk buku yang saya sampul. Saya jadi teringat kembali masa-masa dulu saya sedang semangat-semangatnya baca-baca buku filsafat, meski saya tetap tidak paham dan berujung pada puyeng sendiri. Saya jadi menyerah. Saya memutuskan saya tidak mau lagi menaruh minat pada filsafat, suatu topik yang bukan bidang saya dan tidak bisa saya kuasai kalau mau belajar otodidak. Maka bacaan saya pun mulai bergeser, tidak lagi di ranah filsafat. Dan tadi di saat saya sedang menyampul buku ini, saya membatin kenapa tidak saya baca ulang saja?

Karena saya akan membaca ulang buku ini, untuk kali ini saya harus serius. Saya harus paham betul dengan apa yang ditulis Bertrand Russell. Bagaimana caranya agar saya paham? Dengan kembali menuliskan apa yang saya baca. Karena itu, setiap bab yang sudah saya baca akan saya tuliskan kembali di blog ini sesuai dengan pemahaman saya. Dengan begitu, mudah-mudahan saya bisa lebih paham dan tidak mudah lupa dengan isi buku ini. Mudah-mudahan saja. :D

Setiap minggu akan saya usahakan untuk menulis setiap bab dari History of Western Philosophy di sini. Akan saya kemas dengan menarik supaya tidak terkesan kaku dan agar lebih menyenangkan buat saya dan buat teman-teman yang membaca. Perlu dicatat ya niat saya bukan untuk menggurui karena diantara teman-teman ada yang lebih paham tentang filsafat daripada saya. Niat saya serius untuk belajar, untuk diri saya sendiri agar saya dapat menyerap isi buku ini dengan baik. Ada bermacam-macam cara untuk belajar dan salah satu cara saya untuk belajar ya seperti ini. Semoga teman-teman tidak berkeberatan. Malah saya sangat berharap teman-teman juga mau berpartisipasi membantu saya belajar dengan ikut berdiskusi di kolom komentar nantinya. Hitung-hitung teman-teman beramal dengan memberi ilmu gratis ke saya. Hehehe...

Akhirul kalam, sampai jumpa di bab pertama History of Western Philosophy! :D

4 comments

  1. Kalau begitu aku juga mau baca deh/ semoga semangatnya gak luntur

    ReplyDelete
  2. siip siip. aku baca blog post mu saja. bisa mabok kalau aku baca buku setebal itu

    ReplyDelete
  3. Haha... Sip, Mas Jar. Semoga semangatku gak luntur ya. :)

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.