Random #18

Tulisan kali ini akan random lagi. Ini sesuatu karena dalam tiga hari ada dua tulisan random. Rekor. Suatu pencapaian luar biasa untuk blog ini. *halah, lebay*

Jadi, ke-random-an kali ini adalah...

Random pertama

Di bulan Februari kemarin saya kembali rajin mencatat pengeluaran setelah berbulan-bulan saya tidak mencatatnya. Biasalah... Rasa malas menggerogoti. Akibat dari rasa malas itu saya tidak tahu selama berbulan-bulan itu saya sudah habis uang berapa untuk jajan-jajan tidak penting. Dan akibat lebih besarnya lagi saya jadi tidak bisa mengontrol pengeluaran.

Atas dasar demi bisa mengontrol pengeluaran lah saya kembali rajin mencatat pengeluaran. Saya melakukannya di tab saya dengan mengunduh aplikasi Money Lover. Setelah sebulan penuh saya rajin mencatat, saya dibuat tercengang dengan total pengeluaran selama satu bulan kemarin. Gila. Sungguh, luar biasa. Benar-benar terlalu. Tidak ada pembenaran apapun bagi saya karena telah menghabiskan uang sebanyak itu untuk hal-hal yang tidak perlu. Apalagi ditambah saya masih jadi pengangguran terdidik begini. *tampar diri sendiri*

Jadi, di bulan Maret ini dan seterusnya saya harus balik lagi ke diri saya yang dulu, yang pelit dan penuh perhitungan sebelum belanja. 

Random kedua

Hari terakhir di bulan Februari saya beli buku baru di Gramedia. Ada dua alasan kenapa saya mau membeli buku antologi cerpen itu. Alasan pertama, teman saya menulis satu cerpen di sana. Alasan kedua, bukunya diskon 20%. :D




Bukunya bagus. Cerpennya seru semua. Ini pembelian terbaik untuk buku yang pernah saya lakukan. *halah, lebay lagi* Untuk resensinya sudah saya tulis di blog buku saya di sini. Silakan mampir ke blog buku saya ya! Sekalian promosi blog buku sendiri. Hihihihi...

Random ketiga

Seberapapun besarnya dukungan saya terhadap ebook tidak akan pernah bisa mengalahkan rasa cinta saya dengan buku cetak. Tapi, sekarang saya sedang mengerem nafsu untuk beli buku. Keterbatasan tempat dan demi menghemat pengeluaran menjadi alasan. Di kamar saya sudah tidak ada lagi tempat untuk menaruh buku-buku. Kamar saya yang kecil itu harus disesaki dengan ranjang besar, dua lemari baju, meja panjang untuk televisi, dan terakhir meja rias. Hei, jangan salahkan saya karena tidak tahu kapasitas kamar sendiri. Ayah saya, dengan rasa cintanya yang luar biasa besar kepada saya, yang membelikan saya ranjang dan dua lemari itu. Katanya biar kamar saya keren dengan ranjang dan dua lemari yang satu set itu. Baiklah, tapi kamar saya jadinya sempit begitu, Papaaaa... Buku-buku saya saja terpaksa saya taruh di bagian bawah lemari baju dan di meja televisi. Saya taruh juga di laci-laci meja rias. :(

Nanti kalau saya sudah punya rumah sendiri atau di saat saya punya kebebasan boleh mengatur kamar sendiri, baru saya akan kembali rajin membeli buku. Cita-cita punya perpustakaan pribadi harus tetap terjaga dong. 8) 

Random keempat

Cuti kemarin saya membawa oleh-oleh untuk diri saya sendiri dari Jogja. Sebuah kaos putih yang saya beli di Mirota Batik. Tidak ada gambarnya, hanya kata-kata. Justru karena kata-kata itulah yang membuat saya tertarik untuk membelinya. 


nasihat dari kaos


Saya senang pakai kaos ini soalnya saya merasa menjadi orang bijak dan ngasih ceramah ke orang-orang yang melihat saya. :O

7 comments

  1. Soal pengeluaran yang dicatat, itu pasti mencengangkan ya jumlahnya. Tapi herannya, Allah itu beneran adil, ada saja lho sumber dana untuk menutupi pengeluaran tersebut.

    Meski melabeli diri dengan pengangguran terdidik, tapi duitnya nggak minus, kan? ;-)

    ReplyDelete
  2. xrismantos.wordpress.comMarch 6, 2014 at 10:39 AM

    Ebook memang ga bisa ngalahin buku cetak, biarpun baca pake tab dan sejenisnya.
    Kausnya dipake trus difoto donk :D

    ReplyDelete
  3. Sepahit apapun kenyataan, kita harus menerimanya, Ditter. *tsaaah, sok bijak banget*

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah, duitnya belum minus. Eh, jangan sampai minus atuhlah. Ngeriiii...

    ReplyDelete
  5. Hahahaha... Aku malu kalau difoto terus fotonya dipajang. :">

    ReplyDelete
  6. xrismantos.wordpress.comMarch 10, 2014 at 3:13 PM

    kenapa harus malu? ayolaah *merengek*

    ReplyDelete
  7. Well, ternyata dari sini mulanya. Kalo gitu saya sih saranin buat baca Plato. Gak tau kenapa, pokoknya coba aja. =))

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.