What I Fear About The Future

Day 27.

Bumi semakin panas. Krisis air bersih. Kelaparan. Perang. Bakteri yang semakin resisten dengan antibiotik. Es kutub yang semakin cepat mencair. Korupsi semakin menjadi. Ancaman dari luar angkasa seperti meteor. Manusia yang semakin cuek. Saya bisa meneruskan hingga daftar semakin panjang. Kesimpulan dari semuanya adalah ini berbagai ancaman yang akan kita terima di masa yang akan datang.

Ini yang saya takutkan di masa depan. Sementara saya tidak bisa melakukan apa-apa. Saya malah terus berkutat dengan pikiran-pikiran semacam, "Dari Bumi yang sudah sekacau ini, apa masih ada yang baik-baik bisa tersisa untuk anak cucu saya kelak?" Dan, "The world is going to end anytime soon."


12 comments

  1. Untuk masa depan bumi yg lebih baik bisa dilakukan dgn hal sederhana kok, seperti buang sampah, sampah lho ya bukan nganu, di tempatnya. Trus reuse, recyle. Hemat air. Ga ikut2an bisnia yg ngerusak bumi. Sesekali menanam pohon. Kurangi merusak2 ekosistem. Banyak banyak. Yg penting niatnya baik dan yakin maka masa depan bakal baik2 saja kok

    Wih komen saya euy

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ohiya satu lagi: berbuat baik, dg cara apapun. Mungkin demikian 🙂

      Delete
    2. Iya, betul. Kita memang bisa melakukan hal-hal kecil untuk membantu Bumi. Hanya saja dalam postingan ini aku memang terlalu pesimis. Hihihi...

      Delete
  2. "And that's where you, homo sapiens, wise human, enter the story. You benefit from a fabulous four billion years old legacy bequeathed by the Earth. You are only 200.000 years old, but you have changed the face of the world. Despite your vulnerability, you have taken possession of every habitat and conquered swathes of territory, like no other species before you." (Film HOME)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wew, Mbak. Masih inget aja kutipan film itu. :D

      Delete
    2. Ih itu film daleeemmmm.... Gambar chara nya ngga tlalu oke, tapiiiii... Huft. Makjleb!

      Delete
  3. Ketakutan yang sama, dan yang saya pikirin adalah gimana anak-anak saya ini nantinya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga ketakutan kita tidak menjadi kenyataan ya, Inge. Amin...

      Delete
  4. Kurleb sama seperti yang aku tulis pendek-pendek itu ya... Keadaan yang Kimi tulis di atas itu seperti jaman perang dan dunia menjelang kiamat. Wallahualam bishawab.
    Berbuat baik kepada sesama dan alam tanpa berprasangka memang benar-benar dibutuhkan untuk masa-masa sekarang. #edisibijak #ehkumaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beneran deh, Lu, sekarang aku mikirnya gak jauh-jauh dari, "Are we facing our doomsday?" Yah, demikianlah. Membayangkannya saja sudah horor.

      Delete
  5. Aku juga kadang mikir begitu kak. Sekarang aja sudah banyak kemunduran, apalagi 20 sampai 50 tahun nanti?
    Waktu aku SMA aku pernah nonton video yang menggambarkan tahun 2020. Dimana rambut perempuan akan rontok nyaris botak, karena perubahan iklim yang extrim. Air bersih susah didapat, dan kekeringan dimana2. Dataran juga semakin sempit, tapi air laut semakin tinggi. Huhft kadang suka deg-degan sendiri ngebayangin kalo sampai prediksi itu jadi kenyataan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lebih dari deg-degan, Icha. Tapi, mengerikan! Membayangkan masa depan bakal chaos. Huft.

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.