Olahraga Favorit Baru: Yoga

Bulan September 2016 yang lalu saya memutuskan untuk daftar member gym. Niatnya sih ingin serius latihan ngegym biar bisa punya tubuh seksi macam Behati Prinsloo. Siapa tahu besok-besok saya ditawari untuk jadi salah satu Victoria's Secrets Angels. Siapa tahu juga Mas Adam Levine jadi curi-curi pandang ke saya untuk kemudian jatuh cinta. Siapa tahu...

Niatnya seperti itu. Sayangnya, saya tidak konsisten latihan. Kadang latihan, kadang tidak. Semau-mau saya saja lah. Keanggotaan gym berbulan-bulan pun terbuang percuma. Sayang kan saya sudah buang-buang duit mahal-mahal untuk sesuatu yang tidak saya maksimalkan kegunaannya.

Selidik punya selidik alasannya ternyata saya tidak begitu menikmati ngegym. Setiap kali mau latihan kok rasanya malas sekali. Kalau datang latihan pun terpaksa karena berpikir sayang duit. Karena saya tidak menikmati lagi saya putuskan berhenti untuk ngegym. Mau berhenti sayang sebenarnya karena otot sudah mulai terbentuk. Tetapi mau bagaimana lagi. Daripada saya angin-anginan dan jadinya malah tidak maksimal kan. Lebih baik cari olahraga lain saja yang bisa saya nikmati.


Alasan lain saya daftar member di sana karena di gym tersebut juga ada kelas yoga. Tidak cuma yoga, tapi juga ada banyak kelas yang tersedia, seperti pilates, aerobik, zumba, dance, hapkido, body combat, body pump, dan lain-lain. Lantas, apa saya coba semua kelas di sana? Oh, tentu saja tidak. Cukup 2 - 3 kelas saja yang saya ikuti. Mau ikuti semuanya sungguh sayang sekali saya terlalu malas untuk itu.


gambar dari sini


Berhubung sudah malas ngegym saya mengalihkan fokus saya ke yoga. Sejak bertahun-tahun yang lalu saya sangat ingin bisa yoga. Dulu saya tidak tahu di mana saya bisa latihan yoga di kota saya. Harap maklum ya soalnya saya kudet. Jadi begitu tahu ada kelas yoga di tempat gym ini langsung deh saya serius latihan.

Errr... Ralat.

Awal-awal saya juga malas ding. Ha, ha, ha. Sempat rutin yoga satu bulan untuk kemudian saya libur latihan sampai berbulan-bulan. Kalaupun latihan jadwalnya semau saya. Misalnya, minggu ini latihan satu kali dan minggu depan tidak latihan sama sekali. Saya kan anaknya hangat-hangat tahi ayam.

Saya baru rutin latihan lagi satu bulan terakhir ini. Rutin di sini maksudnya tiap minggu saya pasti latihan ya, minimal sekali dalam satu minggu. Karena setelah saya pikir-pikir ternyata saya menikmati yoga. Saya menikmati melakukan setiap posenya meskipun susah dan bikin saya nyengir-nyengir menahan sakit atau cengengesan malu karena pose saya salah. Saya menikmati ketika badan saya pelintir ke sana ke sini. Saya suka!


gambar dari sini


Saya tahu saya suka yoga begitu saya hapal jadwal kelasnya dan tidak ada keraguan sama sekali untuk datang latihan. Tidak ada malas-malasan. Begitu selesai latihan saya sudah tidak sabar menanti kelas yoga berikutnya.

Saya tahu saya suka yoga ketika saya mendorong kemampuan saya sampai maksimal di setiap posenya. Meski badan saya masih kaku, meski badan saya sakit-nyeri-pedas-sedap karena pose yang harus dilakukan, saya selalu berusaha melakukan yang terbaik yang saya bisa. Saya bikin target ke diri saya sendiri bahwa segera saya harus bisa melakukan pose dengan baik dan benar.

Saya tahu saya suka yoga ketika di saat melakukan setiap pose ada rasa menyenangkan. Seperti membawa ke masa kecil saya dulu yang hobi menggulingkan badan ke sana dan sini. Dulu saya sok-sokan latihan sendiri di kasur dengan muter-muterin badan. Saya tidak tahu dulu itu namanya apa. Yang saya tahu saya suka main sendiri semacam itu. Yang di kemudian hari akhirnya membuat saya sadar bahwasanya badan saya ini cukup lentur. Badan saya ada bakat flexible.

Saya bisa bilang begitu karena di awal-awal latihan yoga saya tidak terlalu mengalami kesulitan mengikuti gerakan dari instruktur. Pertama kali dapat twisting pose saya malah menikmatinya. Tidak sempurna memang, tapi lumayan lah untuk seorang pemula.

Akhirnya saya menemukan kembali olahraga yang saya suka dan bisa saya tekuni. Dulu futsal, sekarang yoga. Semoga semangat saya ini terus bisa saya jaga. Saya ingin serius latihan yoga agar saya bisa merasakan manfaatnya yang banyak sekali itu.

Ngomong-ngomong, saya sudah bilang belum kalau saya jatuh cinta dengan yoga?

8 comments

  1. Belum, kalau bilang jatuh cinta sama Rafael Nadal sudah sering.

    ReplyDelete
  2. Apa kita bisa belajar yoga secara mandiri?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa, tapi jadinya tidak maksimal karena kita tidak tahu gerakan yang kita lakukan sudah benar atau belum. Kalau di studio kan ada instruktur yang bisa mengoreksi dan mengawasi gerakan kita. Kalau sembarangan juga bisa cedera kan.

      Delete
  3. Pengen ikutan kelas yoga, tapi ya otu kadang sayang duit kalo misal g maksimal latihannya... sering nyobain sendiri di rumah, ya sama aja sih semangat di awal mulai males kemudian hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku pernah juga coba latihan sendiri di rumah. Beli bukunya dan DVD-nya. Tapi, memang untuk pemula bagusnya sih ikut kelas. Kalau sudah mahir, mungkin bisa ya latihan sendiri.

      Delete
  4. dulu kantor ada kelas Yoga setiap dua minggu sekali, mendatangkan guru yoga..

    kemudian berhenti karena, tempatnya tidak ada..

    sayang banget, padahal oke juga ini yoga untuk yang kerjanya hampir setiap hari duduk..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya sudah. Kalau begitu Kak Zam saja yang ke studio dan daftar buat latihan yoga di sana. :P

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.