Uneg-Uneg Avengers: Infinity War

Begitu tahu Avengers: Infinity War akan tayang sejak berbulan-bulan yang lalu, saya sudah tidak sabar. Semakin tidak sabar ketika tanggal rilis semakin dekat. Seumur-umur sepertinya saya belum pernah se-excited ini dalam menunggu film tayang.

Inginnya saya bisa nonton di hari pertama rilis, tetapi saya sedang jalan-jalan dinas ke luar kota di tanggal segitu. Empat hari di Lombok dan tidak sempat mampir ke bioskop. Ya sudah lah, apa boleh buat nontonnya pas sudah pulang saja. Hal terbaik yang bisa dilakukan selama menunggu adalah menghindari spoiler.

Saya tahu media sosial adalah sumber utama spoiler. Oleh karena itu, dengan niat kuat saya tidak membuka Twitter dan media sosial lain (kecuali Instagram karena kebutuhan untuk mengunggah foto kartu pos setiap harinya). Saya sengaja tidak membuka berita, resensi film, atau tulisan blog yang ada kata-kata Infinity War. Saya juga tidak tahu bagaimana cerita di komiknya karena saya bukan penggemar komik apapun.

Jadi, saya masuk ke dalam bioskop tanpa prior knowledge (halah) apapun tentang Infinity War. Tidak baca sinopsis film dan tidak berani main tebak-tebakan jalan cerita filmnya bakal seperti apa. Lempeng. Tidak ada beban karena tidak punya ekspektasi. Eh, ada ding. Ekspektasinya saya berharap ini film bakal keren banget.

Setelah dua setengah jam film pun selesai. Saya baru keluar dari bioskop ketika THANOS WILL RETURN sudah muncul di layar. Saya keluar dengan perasaan campur aduk, ya takjub, kaget, sedih, tapi bangga, senang, dan puas juga. Entah berapa kali saya geleng-geleng kepala sambil mengumpat, "Bangsat, keren abis nih film!" Sambil makan mie tek-tek rebus -- setelah keluar bioskop -- pun otak saya masih belum bisa berhenti memikirkan Infinity War. 

Tadi pagi saya ngetwit begini:



So, now here we are. Namun, sebelum saya melanjutkan uneg-uneg ini terlebih dahulu saya mengingatkan kalian bahwa tulisan ini mengandung spoiler. Kalau kalian belum nonton dan membenci spoiler, sebaiknya tulisan ini jangan kalian lanjutkan bacanya. Kalau kalian tidak berkeberatan dengan spoiler, monggo baca sampai habis. Atau, jika kalian sudah nonton dan kalian juga ingin ikut mengeluarkan uneg-uneg, kolom komentar terbuka lebar untuk kalian.

Bagi yang belum nonton filmnya, mungkin bisa nonton dulu trailer-nya.




Baiklah. Mari kita langsung saja.

Beberapa poin yang menjadi uneg-uneg saya:

1. Salah satu yang menjadi kekuatan utama di Infinity War, bukan teknologi canggih semacam di Black Panther (maksud saya, kita sudah terbiasa diberikan robot keren, senjata mematikan, dan yang lainnya di film-film Marvel sebelumnya kan? Jadi itu bukan sesuatu hal yang luar biasa lagi), melainkan emosi para karakternya. Di sini emosi para karakternya lebih ditonjolkan. Hubungan antar karakter lebih dieksplorasi, seperti Gamora dan Thanos, Vision dan Scarlet Witch, dan Tony Stark dan Peter Parker. Sayang banget hubungan antara Bruce Banner dan Natasha Romanoff tidak kebagian buat lebih dieksplorasi. Kan saya jadi penasaran mereka itu sebenarnya bagaimana.

Intinya adalah Infinity War film yang lebih manusiawi. Lebih emosional.

2. Masih ada kaitannya dengan nomor satu, hal yang paling saya sukai di sini adalah melihat Gamora-Thanos dan Tony-Peter. Mari kita bahas satu per satu.

  • Gamora dan Thanos

Sebenci-bencinya Gamora ke Thanos, toh ternyata dia masih menyimpan perasaan sayang dan peduli dengan bapak angkatnya itu. Adegan di mana dia "membunuh" Thanos, Gamora langsung terduduk dan menangis. Bukan menangis bahagia karena sudah lepas dari Thanos, tetapi tangisan sedih... Despair. Tangisan tersebut sudah cukup menjadi bukti Gamora sebenarnya masih sayang dengan bapaknya. Dia tidak bisa membuang Thanos sepenuhnya karena biar bagaimanapun juga Thanos yang membesarkan Gamora. Deep down inside, I think, there's a part of Gamora wanted to say thanks to Thanos for raising her.

Kemudian melihat Thanos yang sejak awal memang menganakemaskan Gamora ketimbang Nebula. Gamora jelas-jelas membelot dari Thanos, tetapi tidak diberi hukuman oleh Thanos. Malahan dikasih makanan karena, "I thought you were hungry." Sementara Nebula begitu tertangkap oleh Thanos langsung disiksa habis-habisan.

Ada banyak kesempatan Thanos bisa membunuh Gamora, tapi tidak dilakukannya. Meskipun pada akhirnya dia memang membunuh Gamora, tapi dia terpaksa melakukannya demi soul stone. Ada air mata yang keluar dari Thanos begitu tahu dia harus mengorbankan orang yang paling dikasihinya. Ada rasa sakit di sana. Ada penderitaan. Bahwa Thanos ternyata masih memiliki soft spot di dalam hatinya untuk Gamora membuat hati ini juga jadi nyes ikutan hancur, tetapi juga menyenangkan di saat yang bersamaan. I don't know why, but I think that's just wonderful. Another sweet thing is Thanos always called Gamora with "Daughter" or "Little One". 

Adegan di mana setelah Thanos berhasil mengumpulkan semua stone dan sempat kena kapak Thor, dia sempat berhalusinasi (?) bertemu dengan Gamora kecil.

Thanos: Daughter.
Gamora: Did you do it?
Thanos: Yes.
Gamora: What did it cost?
Thanos: ... Everything.

Adegan ini bikin mewek. 😭

Dan ini sebuah bukti lain Gamora memang anak kesayangan Thanos. Bukti lainnya ketika tentara Thanos menembak mati separuh populasi planet tempat Gamora tinggal, Gamora sedang asyik memegang senjata pertamanya dari Thanos. Ketika Gamora akan melihat eksekusi tersebut, Thanos menyentuh kepala Gamora agar fokus kembali ke senjatanya. Dia tidak mau Gamora melihat eksekusi yang sedang berlangsung. Tujuannya untuk melindungi Gamora agar tidak melihat pemandangan yang mengerikan tersebut.

  • Tony Stark dan Peter Parker

Hubungan mereka ini lebih dari sekadar mentor dan murid. Peter mengagumi dan menghormati Tony. Loyalitas Peter ke Tony juga patut diacungi jempol. Dia membela Tony ke mana-mana. Sementara sikap Tony ke Peter yang selalu melihatnya seperti anak kecil yang selalu harus dilindungi itu manis banget. Ada beberapa dialog mereka yang saya suka, sayangnya saya lupa. Nanti deh ya kalau saya nonton lagi bakal saya catat dialognya dan saya update tulisan ini.

Oh iya, adegan di mana Peter ketakutan (karena dia bakal jadi butiran debu) dan reaching out Tony:

"Mr. Stark? I don't feel really well. I don't know what's going on... I don't wanna go. I don't wanna go, please. Sorry."

Terus, melihat Tony langsung kaget bercampur panik untuk kemudian jadi hancur setelah Peter pergi juga itu rasanya... Duh, sungguh tidak kuat. Si Masnya komen bilang pas adegan ini Peter satu-satunya yang tahu apa yang bakal terjadi. Sementara yang lain kan ada yang kaget atau tanpa sadar tahu-tahu hilang begitu saja. "Peter tahu dia bakalan mati karena spider sense-nya. Makanya mukanya takut banget."

3. Berkaitan dengan nomor dua, saya jadi kepingin membahas Thanos. Saya jadi nggak bisa benci-benci banget sama Thanos. Kenapa? Karena menurut saya, ya dia tidak sejahat yang kita kira. Niatnya baik memang ingin menyelamatkan kehidupan di universe, tapi ya caranya salah juga sih. Terlepas dari itu, sifat-sifatnya yang lain (selain penuh kasih sayang dengan Gamora) juga bikin saya malah respect sama dia. Misalnya, sifat dia yang a man on his words. Strange bilang ke Thanos, "Spare his (Tony's) life and I'm gonna give you the stone." And he kept his words. Atau, pas ditanya sama Strange setelah tujuan dia tercapai, then what? Thanos bilang, "Istirahat. Menikmati hidup." And he kept his words. Atau, sifat dia yang mau mengakui lawan dan menghormatinya. Ketika Thanos menusuk blade ke Tony, Thanos bilang begini:

"Stark, you have my respect. When I'm done, half of humanity will still exist. Perfectly balanced, as all things should be. I hope they remember you."

Thanos ini tipe penjahat yang kalem dan tenang. Anteng. Berwibawa juga. Dan tipenya kebapakan banget. Lha wong dia memanggil Scarlet Witch saja dengan "my child".

4. Berkaitan dengan nomor tiga, jadi sebuah tanda tanya besar yang menggelayut di pikiran sejak saya menonton Infinity War. Pertanyaan yang bikin saya pengen banget segera bisa mendapatkan jawabannya: Kenapa Doctor Strange memberikan time stone secara sukarela ke Thanos? Apa yang dia lihat di 14.000.605 alternate futures (referensinya adegan Strange yang bersemedi pakai time stone untuk melihat kemungkinan masa depan yang terjadi)? Ketika Tony kebingungan dan sudah tidak bisa marah lagi ke Strange, dia cuma bisa tanya kenapa Strange begitu, Strange cuma jawab, "We are in the end game." Lalu, sebelum Strange ikutan pergi, dia bilang, "Stark, there is no other way."

Strange knew his life was gonna end, but instead of asking Thanos to spare his life, he asked for Tony's. Why did he ask Thanos to spare Tony's life? Saya curiganya sih jangan-jangan di film sekuelnya nanti Tony memerankan peranan penting untuk mengalahkan Thanos. Mungkin tidak bisa dengan mengalahkan secara langsung dalam pertarungan fisik, tetapi ya entahlah dengan cara apa. Uang? Teknologi? Otak briliannya? Maybe by finding Captain MarvelI don't know.

Lagian yah Marvel Cinematic Universe ini dimulai dari Iron Man. Jadi, mungkin Iron Man diberikan "penghargaan" dalam bentuk tugas penting untuk menyelesaikan Infinity War.

Saya curiganya nanti di film sekuelnya heroes yang sudah mati itu bakal hidup lagi. Iron Man dan heroes yang tersisa bersama Captain Marvel (yang bakal datang sebagai penyelamat) bakal mengalahkan Thanos. Apa ini juga yang jadi pertimbangan Strange kasih time stone ke Thanos? Apa ini yang dimaksud Strange dengan there is no other way? Harus melalui cara ini dulu, baru nanti mereka bisa menang? Cuma ya jadi penasaran juga bagaimana nanti cara mereka membangkitkan heroes yang sudah tewas. Pakai infinity stones sih pasti, cuma ya penasaran saja nanti prosesnya bagaimana. Hehe.

Pertanyaan lainnya: kenapa Strange tidak menggunakan time stone ketika melawan Thanos? Ini juga misteri banget buat saya.

5. Tony Stark, Peter Parker, Star-Lord, dan Rocket memberikan kesegaran yang dibutuhkan di film yang lumayan gelap ini. Celetukan-celetukan dan jokes mereka sangat membantu mengurangi ketegangan dalam film. Jadi ingat adegan di mana Rocket sedang menembaki para musuh, lalu Bucky mengangkat Rocket dan mereka berputar seperti gasing sambil menembaki musuh. Sesudahnya masih sempat-sempatnya otak dagang dan otak kriminalnya Rocket bekerja.

Rocket: How much for the gun?
Bucky: It's not for sale.
Rocket: Okay. How much for the arm?
Bucky: *melengos pergi*
Rocket: Ugh. I'm gonna get that up.

😂😂😂

6. Ketika melihat trailers yang bertebaran di Youtube, di benak saya Black Order ini bakalan susah banget untuk dikalahkan. Kok ya sepertinya jago betul dan mengerikan sekali. Ternyata eh ternyata, mereka relatif mudah untuk dikalahkan.

7. Finally the bad guy wins! No, saya nggak berkeberatan dengan ending-nya. Menurut saya ini adalah ending yang paling masuk akal. Justru menjadi antiklimaks kalau Avengers menang dan Thanos kalah. Jadinya nanti, "Ahelah. Katanya Thanos kuat, terus itu batu semua sudah dikumpulin, masa' masih kalah juga sama Avengers? Kuat dari mananya coba?" Toh, Avengers sudah memberikan perlawanan terbaiknya kan? Dua kali hampir mengalahkan Thanos malah. Satu kali pas rombongan Tony hampir bisa melepas gauntlet-nya Thanos. Satunya lagi pas Thor lempar kapak kena dadanya Thanos. Thanos juga sesudah berantem bagbigbug sana-sini jadi terlihat lelah sekali. Jadi ya perlawanan Avengers tidak sia-sia.

8. Marvel Cinematic Universe ini brilian banget. Filmnya keren-keren. Ceritanya matang banget. Ceritanya berkesinambungan. Salut banget sama mereka semua! Dah. Mau bilang itu saja.




Segini dulu uneg-uneg dari saya. Kalau nanti tiba-tiba ada lagi uneg-unegnya, tulisan ini bakal diupdate. Terakhir, saya cuma mau bilang film ini wow banget. JUST WOW! Sepertinya perlu waktu cukup lama buat saya untuk bisa move on. Tidak perlu bertanya saya kasih rating berapa untuk Infinity WarIsn't that obvious?

7 comments

  1. Kalo langsung nonton film ini tanpa tau cerita2 avengers yg dulu2 oke nggak ya? Aku nggak ngikuti film2 avengers. Sudah lama banget nggak pergi nonton bioskop, haha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saranku sih nonton, Mas. Karena kan filmnya berkesinambungan gitu dari jaman Iron Man. Takutnya sih kalau mau langsung nonton bakalan bingung sama ceritanya.

      Delete
  2. Saya menggemari MCU karena pada phase 2, mulai banyak diangkat sisi emosional. Pematangan karakter tokohnya benar-benar oke. Untuk infinity war ini, saya jadi makin "wow" aja sama MCU. Sudah 10 tahun ga pernah absen nonton dan grafik klimaknya naik terus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya, betul banget itu. Masing-masing karakter dibikin semakin matang dan prosesnya oke. Dan saya juga setuju dengan Mas Iwan bahwa film-film MCU grafik klimaksnya memang naik terus.

      Delete
  3. Baca postingan ini, jadi ingat kembali yg saya tonton kemarin ��

    ReplyDelete
  4. gimana ngga berkesinambungan, la ceritanya saja disusun sejak 10 tahun lalu sebelum sampe puncaknya di Infinity War ini..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya makanya ceritanya rapi banget ya. Mereka bisa sesabar itu menyusun cerita dari Iron Man di tahun 2008 sampai ke Infinity War sekarang ini.

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.