Film di Juni 2019

Sebelas film yang saya tonton di bulan kemarin, di waktu-waktu saya yang sungguh lapang. Ada film Hollywood (tentu saja), Bollywood (watchlist saya di IMDb semakin banyak saja dengan film Bollywood), dan ada film Korea.

Penasaran film apa saja yang saya tonton? Nah, mari kita langsung saja lihat daftarnya.

1. Pokémon Detective Pikachu (2019)

Sejujurnya, melihat trailer-nya tidak membuat saya otomatis tertarik dengan film ini. Sempat menolak Ryan Reynolds jadi pengisi suara Pikachu. Karena di memori saya suara Pikachu itu ya yang ikonik pika pika itu.

Berhubung saya orangnya open to new experience (halah) juga butuh nonton yang ringan-ringan saja dengan durasi tidak terlampau lama, saya putuskan untuk nonton Pikachu. Saya tidak mencari review atau sinopsisnya bagaimana. Pokoknya nonton sajalah.

Ternyata filmnya sangat menghibur, teman-teman semuanya! Ceritanya memang ringan, tapi tetap ada twist-nya. Membuat saya paham kenapa hanya Tim (Justice Smith) yang bisa mendengar Pikachu bicara. Suka banget di akhir film pas Ryan nongol.

Resmi saya memasukkan Pokémon Detective Pikachu di dalam daftar film favorit 2019 bersama Avengers: EndgameBy the way, gara-gara film ini saya mengunduh ringtone suara Pikachu dan menjadikannya ringtone telpon WhatsApp saya. 😁




Rating: 5 dari 5 - it was amazing

2. Dumbo (2019)

Tidak lama Dumbo dirilis saya langsung ke bioskop untuk nonton meski sebenarnya saya tidak punya memori apapun dengan Dumbo. Murni penasaran.

Setelah masuk bioskop, tidak sampai setengah jam (eh atau satu jam ya?) saya keluar dari studio karena filmnya sangat membosankan dan membuat saya ngantuk. Berhubung saya orangnya baik hati dan selalu memberikan kesempatan kedua (ketiga, keempat, dan seterusnya meski sudah disakiti berkali-kali, tapi tidak kapok-kapok), saya nonton lagi deh filmnya. Siapa tahu waktu pertama nonton itu mood saya sedang tidak bagus atau saya memang sedang lelah.

Kesan kedua sama saja dengan kesan pertama: membosankan. Ceritanya, akting para pemainnya, semuanya. Hanya Dumbo dan ibunya yang bisa membuat saya cukup terhibur. Untunglah saya tidak punya pengalaman apapun dengan Dumbo, jadi saya tidak perlu misuh-misuh kecewa karena film ini telah merusak kenangan saya akan Dumbo.




Rating: 1 dari 5 - didn't like it

3. Badhaai Ho (2018)

Nakul (Ayushmann Khurrana) malu banget begitu dikasih tahu ibunya hamil lagi. Bukannya dia khawatir bagaimana kondisi ibunya yang sudah tua atau bagaimana nanti adiknya lahir nanti, eh dia malah malu. Nakul bilang seharusnya orangtuanya di usia segitu (tidak disebutkan angka pastinya, tapi marilah dikira-kira saja) sibuk memikirkan pernikahan anaknya kelak, eh bukannya malah sibuk memikirkan bayi. Di benaknya lagi dia masih tidak bisa mencerna orangtuanya masih aktif berhubungan seks. Ini lucu sih. Hihi.

Well, Nakul pun jadi ngambek sama orangtuanya. Dia menolak untuk hadir ke pernikahan adik sepupunya. Dia mulai membantah orangtuanya. Rasa malu dan amarahnya itu mengganggu hubungannya dengan Renee (Sanya Malhotra), pacarnya.

Kekuatan film ini ada di dialognya yang lucu. Konfliknya juga tidak hanya Nakul yang malu dan harus siap diejek-ejek, tetapi juga konflik mertua-menantu, yaitu antara nenek dan ibunya Nakul juga menarik. Filmnya ini apa ya... Kayaknya hampir semua konflik yang ada relatable di sekitar kita. Eh tapi kalau di bagian wanita paruh baya masih bisa hamil lagi, saya belum menemukannya di sekitar saya sih. 🙊




Rating: 4 dari 5 - really liked it

4. Oldboy (2003)

Bagaimana rasanya disekap selama lima belas tahun tanpa tahu alasannya? Tahu-tahu kamu dilepaskan begitu saja dengan jas mahal, jam tangan mahal, dan uang. Lalu, kamu disuruh mencari sendiri jawabannya dan dikasih tenggat waktu. Setelah melewati tenggat waktu dan kamu tidak bisa menemukan jawabannya, akan ada hal buruk yang terjadi. Itulah yang terjadi pada Oh Dae-su (Choi Min-sik). Dalam usahanya mencari jawaban dia berkenalan dengan Mi-do (Kang Hye-jung). Mereka saling jatuh cinta meski usia mereka terpaut cukup jauh.

Akhirnya, Oh Dae-su menemukan jawaban dari pertanyaannya selama ini. Dia tahu siapa penyekapnya dan apa yang menjadi motivasinya tersebut. Dae-su harus membuka laci memorinya lagi karena pemicu peristiwa ini terjadi jauh di masa mudanya, yaitu sewaktu dia masih di sekolah menengah. Tanpa sengaja dia menyaksikan kakak-beradik kandung bermesraan di salah satu ruang sekolah. Lalu, rumor beredar dengan penghembus gosipnya adalah Dae-su. Padahal bukan dia biang gosipnya. Akibat rumor tersebut, kakak dari Lee Woo-jin (Yu Ji-tae) mati bunuh diri. Woo-jin yang sangat mencintai kakaknya menghabiskan waktunya menyimpan dendam dan merancang sebuah pembalasan dendam yang epik.




Rating: 5 dari 5  - it was amazing

5. Whatcha Wearin'? (2012)

Kisah komedi romantis yang gayanya basi. Yang satu punya pacar, tapi sudah tidak nyaman lagi, tapi kok masih mau menikah. Yang satu baru putus pacar. Hanya karena salah sambung phone sex, mereka lanjut telpon-telponan. Meet up, bercinta, menemukan kenyamanan dan saling jatuh cinta, tapi telat mengakui, ya begitu-begitu deh. Standar. Gampang ditebak. Tapi, tetap ada yang lucu kok dialognya. Kalau mau nonton yang ringan-ringan dan mau mimpi sebentar punya kisah romantis, tidak apa-apa deh nonton film ini.




Rating: 3 dari 5 - liked it

6. Gully Boy (2016)

Murad (Ranveer Singh) punya mimpi ingin menjadi seorang rapper terkenal. Perjalanannya ke sana dimulai ketika dia berkenalan dengan MC Sher (Siddhant Chaturvedi). Sher seperti mentor buat Murad. Dia mengajari Murad dunia rap, mengajaknya rekaman, syuting buat video klip, dan mempopulerkannya di media sosial.

Jika di luar Murad mulai mendapatkan ketenaran, di rumahnya dia tetap tidak dianggap oleh ayahnya. Ayahnya menikah lagi dan dia harus melihat ibunya menderita. Belum lagi berbagai ucapan dari ayahnya yang menyakiti baik Murad maupun ibunya. Biasalah, patriarki.

Patriarki juga dapat dilihat di rumah pacarnya Murad, yakni Safeena (Alia Bhatt). Safeena diawasi sangat ketat oleh orangtuanya. Tidak boleh pacaran, tidak boleh dandan, tidak boleh jalan-jalan dengan teman-temannya, dan ujung-ujungnya dipaksa menikah.

Cerita Gully Boy seperti cerita lain tentang mengejar mimpi. Apapun yang menjadi mimpimu, berusahalah dengan keras untuk menggapai mimpi. Apalagi jaman sekarang mau tenar juga mudah. Gunakan media sosial.

By the way, kalau boleh ngedumel sedikit, karakter yang saya paling sebal di sini adalah Safeena. Orangnya posesif, cemburuan, dan kasar. Dia tidak segan-segan untuk melabrak siapa saja yang dianggapnya akan merebut Murad dari tangannya. Bahkan, dia mau sampai memukul kepala seorang wanita pakai botol minuman. Heran juga sih Murad bisa betah mau pacaran dengan Safeena. Apakah cinta harus sebuta itu?




Rating: 4 dari 5 - really liked it

7. Water for Elephants (2011)

Membosankan. Ceritanya bertele-tele. Akting Robert Pattinson juga tidak wah banget. Penasaran nonton sejak lama sekali karena ada Reese Witherspoon. Tiba-tiba kepikiran. Apa jangan-jangan saya ini memang tidak suka film dengan setting sirkus ya? Dumbo juga kan tidak mengesankan buat saya.




Rating: 1 dari 5 - didn't like it

8. The Servant (2010)

Seorang pelayan dari seorang bangsawan jatuh cinta pada seorang wanita. Celakanya, tuannya juga jatuh cinta dengan wanita yang sama. Akhir cerita bikin baper. Karena si pelayan masih setia mencintai dan menjaga si wanita meski wanitanya sudah berubah. Membuat saya bertanya-tanya, "Eh, ini di mana ya saya bisa cari satu laki-laki model begini?"




Rating: 3 dari 5 - really liked it

9. Oldboy (2013)

Film remake dari film Korea berjudul sama, Oldboy (2003). Tentu saja dong saya penasaran buat nontonnya. Apakah film remake ini sama bagusnya dengan film aslinya? Plus, ada Josh Brolin. Makin penasaran dong.

Well, di IMDb ratingnya jelek sekali. Cuma dapat 5.8 dari 10. Yah, meski ratingnya di IMDb tidak meyakinkan, saya tetap nonton dan tidak masalah kasih skor 4 dari 5. Atau menggunakan skala 1 - 10, saya kasih skor 8.

Memang dari sisi emosi, Josh Brolin dan Elizabeth Olsen kurang banget. Om Josh kayaknya kurang cocok buat memerankan karakter yang harus menguras emosi, ya marah, sedih, berdarah-darah. Seperti itulah. Chemistry di antara keduanya juga terkesan dipaksakan. Contohnya saja nih ya. Ketika Marie Sebastian (Elizabeth Olsen) dan Joe Doucett (Josh Brolin) menginap di satu kamar hotel, ujug-ujug si Marie keluar dari kamar mandi pakai handuk doang. Dia mengganti perban Joe dengan masih pakai handuk saja. Terus, sama-sama nafsu, lalu bercinta. YA HELLO?? Ini kapan dibangunnya cerita mereka sama-sama naksir ya?

Tapi, saya masih menghargai plot yang dibikin sedikit berbeda. Misalnya, kenapa Adrian (Sharlto Copley) begitu dendam dengan Joe. Cerita insesnya dibikin beda dengan inses yang di Oldboy versi Korea. Dan di sini jauh lebih... Sakit.




Rating: 4 dari 5 - really liked it

10. The Age of Adaline (2015)

Tertarik nonton karena sinopsis singkatnya di IMDb. Tentang seorang wanita muda. Adaline Bowman (Blake Lively), yang lahir di awal abad ke-20. Suatu hari dia mengalami kecelakaan, yang ajaibnya membuatnya berhenti menua. Dia tetap cantik. Tidak sakit. Tidak ada keluhan apapun. Eh, dia ada keluhan sih, yaitu harus hidup dalam kesendirian.

Saya kira film ini bakal seperti film romantis lainnya yang klise. Ya, to be honest, ceritanya ya standar lah. Di tengah-tengah hidupnya yang menyendiri Adaline kedatangan pria muda dan tampan yang membuat hidupnya jungkir balik dan memutuskan untuk menceritakan rahasianya. Tapi, surprisingly, filmnya nggak terkesan murahan. Jauh dari kesan basi. Apa mungkin karena saya disuguhi pemandangan indah Blake Lively dan Michiel Huisman ya? Mereka cantik dan ganteng banget ya ampun.

Blake di sini aktingnya elegan. Barangkali karena tuntutan peran sebagai Adaline Bowman yang notabene wanita kelas menengah-atas, terdidik, dan anggun. Sementara Michiel perannya sebagai pria hopelessly romantic. Ahay.

Oh iya, saya suka banget hubungan Adaline dengan anaknya, Flemming, yang diperankan oleh Ellen Burstyn. Mereka dekat sekali. 💖




Rating: 4 dari 5 - really liked it

11. About Time (2013)

Di usianya yang ke-21, Tim (Domhnall Gleeson) mengetahui satu rahasia bahwa dia ternyata bisa menjelajahi waktu. Dia bisa ke masa lampau, tetapi tidak bisa ke masa depan. Tim menggunakan kekuatannya itu untuk mencari pacar. Duh, saya juga mau dong kalau begitu.

Well, anyway, sekilas About Time bercerita tentang kisah cinta, tetapi ini lebih ke drama keluarga. Tidak terlalu banyak konflik dan lebih menekankan kedekatan hubungan keluarga para karakternya, terutama hubungan antara Tim dan ayahnya. Mengharukan melihat Tim yang untuk terakhir kalinya berkunjung ke masa lampau untuk menengok sang ayah tercinta. I cried watching this scene.




Rating: 3 dari 5 - liked it

Oke. Itulah sebelas film yang saya tonton selama sebulan kemarin. Semoga bisa jadi rekomendasi buat teman-teman. Atau, barangkali kalian juga ingin kasih saya rekomendasi film? Monggo lho. Kolom komentar terbuka lebar untuk kalian.

4 comments

  1. Nonton dimana ini kim? Netflix?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada yang yang nonton di bioskop, ada juga yang nonton di tempat streaming bajakan. xixixixi. 🙈

      Delete
  2. Rasanya hampir semua film diatas udah aku tonton. Oldboy versi Korea itu top bgt deh. Kim, bikin akun di Leterboxd gak? Bisa follow nanti aku, biar bisa ngintip film2 yg ditonton.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belum bikin akun di Letterboxd, Mbak. Aku malah baru tahu ada socmed itu. Tahunya selama ini cuma IMDb kalau khusus film. Hihihi.

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.