Perbedaan Psikopat dan Sosiopat

Sejak saya menulis ringkasan buku The Psychopath Test oleh Jon Ronson bertahun-tahun yang lalu, entah bagaimana ceritanya saya menganggap psychopath (psikopat) dan sociopath (sosiopat) adalah hal yang sama. Mungkin saya pernah membaca di suatu tempat yang bilang, "Psychopath and sociopath are similar things. You can use the terms interchangeably." Dan itu tertanam di otak saya.

Sampai akhirnya teman saya bilang psikopat dan sosiopat adalah dua hal yang berbeda. Eh, masa' sih? Ego saya sebagai mantan mahasiswa Psikologi terusik. Segera saya mencari tahu. Saya baca beberapa artikel dan nonton salah satu video di YouTube. Ternyata teman saya tersebut benar. Well, semoga dosen saya tidak malu telah mendidik saya. Ha, ha.

Dari hasil baca di sana-sini, saya jadi tahu bahwasanya para psikolog dan psikiater tidak mendiagnosis seseorang dengan psikopat atau sosiopat, melainkan dengan antisocial personality disorder atau gangguan kepribadian antisosial sesuai dengan yang termaktub di Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) karena keduanya berada di bawah antisocial personality disorder.

Keduanya memang memiliki traits yang serupa, seperti memiliki kesulitan membedakan hal yang baik dan buruk, senang berbohong dan menipu orang lain, dan cenderung untuk menunjukkan perilaku agresif. Mereka juga tidak bisa memahami perasaan orang lain. Namun, mereka memiliki beberapa perbedaan.


Psikopat

Umumnya, para peneliti meyakini bahwa psikopat itu cenderung disebabkan oleh genetis. There is something abnormal about psychopaths' brains. Dikutip dari sini:

The study showed that psychopaths have reduced connections between the ventromedial prefrontal cortex (vmPFC), the part of the brain responsible for sentiments such as empathy and guilt, and the amygdala, which mediates fear and anxiety.

Psikopat memiliki struktur otak yang berbeda dari mereka yang bukan psikopat. Bahasa mudahnya, otak mereka bermasalah. Bagian otak mereka yang bermasalah tersebut ada dua, yaitu ventromedial prefrontal cortex dan amygdala.

Pertama, ventromedial prefrontal cortex. Ini adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk meregulasi emosi, mengambil keputusan, dan kontrol diri. Dia juga terlibat dalam proses evaluasi kognitif yang terkait dengan moral.


gambar dari sini


Kedua, amygdala, yaitu bagian otak yang tugasnya mengatur rasa takut dan cemas. Dengan amygdala yang bermasalah, psikopat tidak punya rasa takut dan cemas sehingga mereka cenderung bersikap semaunya.


gambar dari sini


Meski psikopat sudah ditakdirkan untuk demikian, bukan berarti faktor lingkungan tidak berpengaruh, misalnya trauma masa kecil yang luar biasa hebat. Namun, ya most likely, psychopaths are born that way.

Psikopat memiliki kesulitan membangun hubungan emosi yang tulus dengan orang lain. Buat mereka, kita-kita ini adalah mangsa. Orang lain adalah objek buat mereka bersenang-senang. Mereka bisa menjalin emosi, tapi dangkal, dan tujuannya pun untuk memanipulasi. Mereka tidak ada masalah untuk menyakiti orang lain, secara terus-menerus, tidak peduli mau sesakit apapun. Mereka tidak bisa menyesal.

Meski begitu, mereka bisa punya pacar atau menikah. Hanya saja, saking baiknya mereka memainkan peran untuk memanipulasi, orang-orang di sekeliling mereka tidak tahu sifat asli mereka. Buat orang-orang di sekelilingnya, para psikopat ini bisa sangat menawan dan menarik hati. 

Psikopat juga bisa memiliki pekerjaan tetap. Jika mereka melakukan tindakan kriminal, mereka akan melakukannya dengan penuh teliti dan direncanakan dengan sangat matang agar mereka tidak bisa ditangkap. Kebanyakan pembunuh berantai adalah psikopat, misalnya Ted Bundy, Jeffrey Dahmer, Edmund Kemper, Dennis Rader (BTK killer), dan masih banyak lagi. Kalau di film atau serial televisi, contohnya Dexter dan Joe Goldberg.


Dexter, psikopat favorit saya
gambar dari sini

Sosiopat

Jika psikopat diyakini disebabkan oleh struktur dan fungsi otaknya yang berbeda, maka sosiopat diyakini penyebab utamanya adalah karena faktor lingkungan, misalnya mereka dibesarkan di keluarga yang sangat tidak harmonis, yang menyebabkan mereka disiksa secara fisik dan psikis, atau trauma lainnya yang terjadi sewaktu mereka masih kecil.

Berbeda dengan psikopat yang bisa memiliki pekerjaan tetap, sosiopat memiliki kesulitan untuk memiliki pekerjaan. Mereka cenderung bersikap impulsif. Jika psikopat sama sekali tidak bisa memiliki empati, sosiopat masih ada empati meski sangat, sangat kecil. Mereka bisa memiliki empati di kondisi tertentu dan hanya pada orang tertentu.

Seandainya mereka melakukan kejahatan, mereka bakal mudah banget ditangkap karena perilaku mereka yang impulsif, suka meledak, dan tindakan kejahatan mereka tidak direncanakan dengan baik. 

Mana yang lebih berbahaya?

Psikopat dan sosiopat berbahaya di lingkungan masyarakat. Namun, kalau ditanya di antara psikopat dan sosiopat mana yang lebih berbahaya, dari artikel-artikel yang saya baca semuanya pada sepakat bahwa jawabannya adalah psikopat. Pasalnya psikopat tidak memiliki empati sama sekali. Mereka sama sekali tidak bisa merasakan perasaan bersalah. Makanya, mengharapkan Ted Bundy untuk menyesali perbuatannya itu sama seperti mengharapkan ada kehidupan di Mars. Hampir mustahil.

Tidak semua psikopat itu sudah pasti pembunuh berantai kok. Atau melakukan tindakan kriminal lain. Kalau mengutip dari PsychCentral

Violence is not a necessary ingredient (nor is it for a diagnosis of antisocial personality disorder) — but it is often present.

Biasanya sejak kecil para psikopat dan sosiopat ini sudah menunjukkan gejalanya. Beberapa ciri-cirinya antara lain: menyiksa hewan dan menyerang orang lain, merusak properti, suka berbohong, mencuri, dan melakukan tindakan kriminal lainnya.

Oh iya, jika kalian bertemu -- atau kebetulan orang terdekat kalian adalah -- seorang psikopat atau sosiopat dan berharap mereka untuk bisa sembuh (atau sadar supaya bisa kembali ke jalan yang benar, halah), please don't waste your time and energy. Langkah terbaik yang bisa kalian lakukan adalah segera pergi dari mereka. Karena mereka tidak akan pernah bisa berubah ataupun sembuh. Mau kalian bawa ke psikolog dan psikiater manapun atau dikasih treatment apapun, semuanya bakalan sia-sia. Jadi, lebih baik kalian menyelamatkan diri kalian daripada membuang waktu dan tenaga untuk menyelamatkan mereka.

Ada satu video menarik di YouTube yang membahas perbedaan psikopat dan sosiopat. 




Nah, semoga setelah membaca tulisan ini dan menonton videonya kita jadi bisa membedakan antara psikopat dan sosiopat ya.

Penggemar: "Kita"? Elu aja kali, Kim.

Dasar penggemar bawel.

Referensi:

1. Grohol, J. M. (2018). Differences between a psychopath vs sociopath. Retrieved March 29, 2020, from https://psychcentral.com/blog/differences-between-a-psychopath-vs-sociopath/

2. Bonn, S. A. (2018). The differences between psychopaths and sociopaths. Retrieved March 29, 2020, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/wicked-deeds/201801/the-differences-between-psychopaths-and-sociopaths

3. Robinson, K. M. (2014). Sociopath vs. psychopath: What’s the difference?. Retrieved March 29, 2020, from https://www.webmd.com/mental-health/features/sociopath-psychopath-difference

4. Psychopaths' brains show differences in structure and function. (2017). Retrieved March 29, 2020, from School of Medicine and Public Health University of Wisconsin-Madison website: https://www.med.wisc.edu/news-and-events/2011/november/psychopaths-brains-differences-structure-function/ 

5 comments

  1. Kalo psikopat itu 'born that way' dan gak bisa sembuh, berarti mereka...somehow...korban juga donk ya o.O

    ReplyDelete
  2. wah penjelasan yang menarik, terimakasih atas informasinya kak :D

    ReplyDelete
  3. Wih, menarik, nih. Berarti, Sherlock Holmes sama Jim Moriarty malah bisa jadi sama-sama sosiopat ya, Mbak Kimi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau dari yang aku baca-baca sih, ada yang bilang Sherlock Holmes psikopat, sosiopat, dan ada juga yang bilang dia asperger. aku kurang paham juga sih. tapi, kalo moriarty, aku kok cenderung meyakini kalo dia itu sosiopat ya?

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.