My Parents

Day 5: Your Parents

Tema hari ini sungguh sentimentil sekali. Tentang kedua orangtua. Tidak mudah bagi saya menulis tentang mereka. Saya bahkan tidak tahu harus mulai dari mana, selain semakin saya dewasa semakin saya menyadari betapa mereka sangat menyayangi saya.

Sejak kecil hidup saya enak. Saya anak manja, hidup tidak pernah susah. Ayah saya memenuhi semua kebutuhan saya. Adakalanya memberi berlebihan. Saya mensyukurinya. Dulu saya bersyukur terlahir di keluarga yang berkecukupan. Sekarang saya bersyukur terlahir di keluarga yang sangat menyayangi saya. 

Sekarang saya akan bercerita tentang ayah saya.

Ayah saya adalah idola dan panutan saya. Pria kelahiran 18 Juni 1945 itu mengajarkan banyak hal kepada saya, terutama sedekah. Beliau memberikan contoh langsung kalau jadi manusia itu jangan pelit. Beliau rajin sekali sedekahnya. Beliau percaya bersedekah tidak akan membuat seseorang menjadi miskin. Kebalikannya, sedekah bisa membuat seseorang semakin lancar rejekinya.

Ayah saya dulu bekerja sebagai dosen. Kemudian sejak 1987 hingga 2004, beliau menjadi anggota DPRD Tingkat I Propinsi Lampung. Pensiun dari DPRD dan kampus, beliau menjabat posisi lumayan tinggi di salah satu bank daerah di Lampung. Dengan jabatannya yang mentereng, kadang saya merasa rendah diri. Entah bisa menyamai beliau atau tidak. Tapi, tidak pernah ada tuntutan dari beliau. Buat ayah saya yang terpenting saya jadi anak baik, sayang, patuh, dan hormat pada orangtua.

Ayah saya orangnya ramah dan supel. Beliau berteman dengan siapa saja, mulai dari tukang cukur rambut hingga gubernur. Dan beliau tidak pernah sombong. Beliau juga akrab dengan para tetangga.

Sebagai anak tertua, ayah saya sangat bertanggung jawab pada adik-adiknya. Jika adik-adiknya ada masalah, ayah saya dengan cepat akan membantu. Jika ada acara keluarga di keluarga besar, ayah saya dengan sigap memberikan bantuan yang diperlukan. Dengan karakternya yang seperti itu, tidak heran kalau ayah saya dicintai keluarga besar dan teman-temannya, juga tetangga. 

Lalu, tentang ibu saya. 

Ibu saya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Orangnya keras dan galak. Dulu saya takut sama beliau. Sebenarnya saya tidak terlalu dekat dengan ibu saya. Hubungan kami baru dekat saat saya dewasa, tepatnya baru beberapa tahun terakhir. Hubungan saya dengan ayah saya juga baru dekat setelah saya lulus kuliah. Saya memang saking introvert-nya dulu, sama keluarga sendiri tidak dekat. 

Ibu saya sekarang manja sekali sama saya. Kalau ketemu maunya berpelukan. Tidur pun maunya barengan minta ditemani sama saya. Beberapa bulan lalu waktu saya pulang kampung, ibu saya makannya jadi banyak. Padahal biasanya beliau malas makan. "Kayaknya karena kamu pulang deh Mama makannya jadi banyak," kata kakak saya. Ha, ha. Saya senang kalau kehadiran saya bisa menambah nafsu makan ibu saya. 

Itulah cerita tentang kedua orangtua saya. Orangtua saya tetap manusia biasa dan tentunya ada kekurangannya. Meski demikian, saya tetap menyayangi mereka berdua. I love them both. Thank you so much for raising me, Papa Mama.

4 comments

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.