Jalan-Jalan ke Makassar

Saya sedang malas menulis di blog. Sepertinya ini karena saya sudah kembali ke Twitter jadi saya kebanyakan menghabiskan waktu scrolling di sana. Sungguh nirfaedah memang. Blog pun jadi terbengkalai selama satu bulan lebih. Selain malas, ide yang ingin ditulis pun tidak ada. Untunglah saya baru pulang dari Makassar. Jadi saya ada ide untuk menuliskan kisah perjalanan saya ke sana di blog ini untuk kenang-kenangan. 

Sebelum kalian marah ke saya kenapa saya sungguh tidak empati sedang pandemi Covid-19 begini kok saya malah jalan-jalan ke luar kota, saya ke sana dalam rangka pekerjaan. Tidak usah dibahas bagian pekerjaannya ya. Lebih baik saya cerita saja pengalaman saya di sana setelah pekerjaan kelar.

Jadi, saya ke Makassar tanggal 2 September 2021 dan kembali ke Jakarta tanggal 7 September 2021. Hari-hari saya di sana penuh dengan wisata kuliner. Banyak ditraktir. Hari pertama datang saya ditraktir klapertaart dan iced chocolate oleh teman saya. Malamnya saya ditraktir makan pallubasa. Besok malamnya saya ditraktir makan konro bakar. Terakhir, malam sebelum saya pulang, saya ditraktir mie kering. Alhamdulillah, rejeki anak sholehah. Saya juga menikmati palumara di hotel. Gratis. Yang tidak sempat saya coba selama di sana makan coto. Ya sudahlah, tidak apa-apa. 

Dari semua makanan khas Makassar yang sudah saya cicipi, saya paling suka palumara. Rasanya kayak tom yam yang memang favorit saya. 

Urusan kantor semuanya selesai di hari Minggu (05/09). Jadi saya dan teman-teman (kami dari Jakarta berempat) memanfaatkan waktu kosong di hari Senin (06/09) dengan menyeberang ke Pulau Samalona dan Pulau Lae Lae. Saya menginap di hotel dekat Pantai Losari jadi mudah kalau mau menyeberang ke pulau kan.

Kami berangkat pagi dan siang sudah pulang. Kami di sana hanya snorkeling. Ini sungguh pengalaman pertama buat saya. Saya tidak bisa berenang sama sekali, jadi bisa kebayang dong takutnya saya kayak gimana? Saya tidak berani jauh-jauh dari kapal. Hahaha.

Oh iya, ini ada beberapa foto yang layak dipamerkan. 



sudah sah jadi anak senja Pantai Losari

Masjid Kubah 99 dari kejauhan


sok tenang padahal aslinya takut!

sehabis makan mie kering


Dan ini bonus foto langit di Pantai Losari. 




Ya sudah. Begitu saja ceritanya. Saya masih malas menulis soalnya. Wkwkwk. 

p.s.: Foto-foto di sini dari kamera ponsel canggih teman saya, Mea. Terima kasih foto-fotonya ya, Mea! 😁

4 comments

  1. mie kering mie titi yang mie anto ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, saya makan mie kering yang di mie anto. btw, kalau kata teman saya, mie titi itu merek, bukan nama makanan. tapi, entah kenapa malah jadi terkenal mie titi alih-alih mie kering. :D

      Delete
  2. Makasar itu kota kesayanganku kalo buat kulineran :D. Makanannya enak2 bangettt, seafoodnya seger2 pula. Udah lama banget ga kesana :).

    Tapi kalo palubasa aku ga mau mba, karena itu pake telur mentah kan Yaa, yg dimasukin ke kuah? Aku ga bisa makan telur mentah hahahahaha. Jadi lebih suka Coto kalo kesana :).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa... Makanan di Makassar enak-enak memang. Dan, sama, aku juga gak suka palubasa dengan alasan yang sama: ada telur mentahnya.

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.