Perlego: Sebuah Surga Dunia Lainnya Bagi Pecinta Buku

Semakin banyak saja penyedia jasa perpustakaan digital di luar sana, yang tentunya ini merupakan kabar baik dan bahagia, setidaknya buat saya. Saya semakin punya banyak pilihan untuk membaca buku-buku keren tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. Cukup berlangganan dengan mengeluarkan uang beberapa puluh ribu rupiah saja saya bisa menikmati buku-buku yang tersedia di platform tersebut. Belakangan yang sedang saya pakai, selain Gramedia Digital, adalah Perlego.

Apa Itu Perlego? 

Perlego bisa dibilang sebagai perpustakaan digital berbayar, yang mengkhususkan diri pada buku-buku teks kuliah dan nonfiksi, dengan (konon) koleksinya lebih dari 1juta judul dalam bahasa Inggris, Italia, Spanyol, Jerman, dan Prancis. Koleksi buku Perlego mencakup lebih dari 900 topik dan subtopik atau disiplin ilmu, mulai dari Arsitektur, Ilmu Sosial, Sejarah, Psikologi, hingga Teologi dan Agama. 

Berawal dari keresahan Matthew Davis dan Gauthier Van Malderen, yang baru lulus kuliah pada masa itu, paham betul betapa mahalnya harga buku-buku teks ini. Mahasiswa kesulitan untuk mengakses buku kuliah, selain dari perpustakaan. Cara lainnya yang biasa dipakai adalah dengan membajak atau membeli buku bekas. Cara membajak tentu merugikan penulis dan penerbit. Davis dan Van Malderen pun memiliki solusi dengan membangun sistem berlangganan seperti Spotify, tetapi untuk buku teks dan nonfiksi. Maka lahirlah Perlego di tahun 2016. 

Dikutip dari Evening Standard, lengkapnya Van Malderen bilang begini:

“In this digital age, we believe that anyone should be able to learn anything at any time. Knowledge should be more accessible, not locked behind sky-high price tags and tuition fees,” he said.

Van Malderen percaya seharusnya di era digital seperti sekarang ini siapa saja bisa belajar dan mengakses ilmu pengetahuan dengan mudah dan murah. Kita seharusnya bisa belajar apa saja, di mana saja, dan kapan saja tanpa terhalang oleh biaya pendidikan, juga harga buku teks, yang gila-gilaan mahalnya.


Buku Apa Saja yang Ada di Perlego?


Dalam menyediakan jasanya, Perlego bekerja sama dengan lebih dari 5ribu penerbit buku-buku akademik, di antaranya Cambridge University Press, Routledge, Stanford University Press, Harvard University Press, dan Elsevier. Dengan adanya nama-nama tersebut seharusnya sudah jadi jaminan mutu kualitas buku-buku yang ada di Perlego. 

Selain buku-buku teks kuliah, Perlego juga memiliki buku-buku nonfiksi populer, seperti buku dengan tema pengembangan diri. Kemarin-kemarin saya baca The Subtle Art of Not Giving F dari Mark Manson dan A Simpler Life dari The School of Life di Perlego lho! Buku Homo Deus dari Yuval Noah Harari pun ada di sini. Menggoda banget kan?

Berapa Biaya Berlangganan Perlego?

Dari laman situsnya, Perlego menyediakan pilihan berlangganan secara bulanan dan tahunan. Biaya berlangganan per bulannya sebesar USD5, sementara jika ingin berlangganan langsung selama satu tahun sebesar USD3.33 per bulan (langsung ditagih untuk satu tahun, jadi sekitar USD39.96, ya USD40 lah). Ini murah banget ketimbang beli buku teks kuliah yang harganya mencapai puluhan dolar bahkan ratusan dolar. Ambil contoh buku An Introduction to Social Psychology dari Miles Hewstone, Wolfgang Stroebe, Klaus Jonas. Saya cek harganya di situs Amazon dan muncul harga USD44.17 untuk versi Kindle. Ini versi Kindle lho, buku elektronik, bukan versi cetaknya. Mahal sekali! Sementara kalau di Perlego, cukup bayar USD5 per bulan sudah bisa baca banyak buku teks sepuas kamu dan sebanyak yang kamu bisa dalam satu bulan. Menang banyak!





Kalau kamu sudah berlangganan dan ingin menghentikannya sewaktu-waktu, bisa banget kok. Kamu tetap bisa mengakses buku-buku yang ada di Perlego sampai tanggal berlanggananmu habis. Kalau kamu masih ragu dan belum mau berkomitmen untuk berlangganan, kamu bisa mencoba untuk uji coba (trial) dulu selama tujuh hari. Kamu tinggal daftar dan langsung otomatis bisa mencoba Perlego gratis untuk tujuh hari. 

The Verdict

Saya suka banget dengan Perlego! Harga berlangganannya murah dan koleksi bukunya lumayan lengkap untuk orang umum seperti saya. Untuk itu saya harus berterima kasih banyak-banyak ke Om Ayah, yang pernah membahas tentang Perlego di akun Twitter-nya dan kebetulan saya baca. 

Kesimpulannya, Perlego bukan cuma buat mahasiswa, tetapi juga buat siapa saja yang suka baca buku teks dan nonfiksi, seperti saya. Perlego juga tempat yang cocok buat kita-kita yang senang belajar dan haus akan ilmu pengetahuan. Perlego seperti surga dunia buat saya dan mungkin juga buat kamu setelah kamu mencoba untuk berlangganan. 

Jadi, kalau kamu penasaran dengan Perlego, langsung saja gih bikin akun di sana dan coba dulu baca-baca gratis. Siapa tahu cocok dan bisa lanjut berlangganan. 

2 comments

  1. Selama ini aku belum pernah berlangganan untuk baca buku. Termasuk gramedia.com. jadi yaa masih menyukai untuk beli buku fisik.
    Portal seperti ini sangat bagus. Orang ga perlu beli buku, tapi tetap bisa baca dan mendapatkan informsi dari buku tersebut..

    tulisan yang bagus kak!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau aku sekarang sudah meminimalisir beli buku, Mas Rivai. Aku baru mau beli buku dari penulis favoritku buat dikoleksi. Sekarang bacanya lebih banyak pinjam saja lewat platform Gramedia Digital dan Perlego. Sesekali beli buku elektronik. Lumayan buat menghemat pengeluaran. :D

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.