(Kembali) Kecanduan Gim

Membaca tulisan Uda Ivan Lanin di Medium tentang kecanduan gim, saya jadi ingin menceritakan hal serupa. Sejak kecil saya suka main gim. Dulu saya main di konsol Sega, pindah ke PlayStation, lalu sekarang main antara di ponsel atau di laptop saya, Tony Stark. Namun, jangan bayangkan saya seperti orang yang jago banget bermain gim atau punya wawasan luas terkait gim. Pokoknya jangan. Karena saya cuma main gim yang itu-itu saja. Saya juga termasuk pemain gim kambuhan. Maksudnya, kadang bisa bermain terus-terusan, kadang bisa berhenti main untuk jangka waktu lama untuk kemudian kecanduan gim lagi. 

Saya suka jenis permainan RPG dan strategi. Kalau sebut merek, saya suka Harvest Moon, Final Fantasy, dan Civilization. Saya juga suka gim, seperti Mortal Kombat dan Two Point Hospital

Kalau sedang kecanduan, saya bisa begadangan main gim. Dulu saya pernah main Harvest Moon dari azan Maghrib sampai azan Subuh. Saya hampir telat masuk sekolah dan mengerjakan PR pun di kelas. Ah, those days... 

Sama seperti Uda Ivan, saya juga pernah terperangkap dengan candu gim di ponsel. Saya pernah menghabiskan uang sekitar Rp600ribu dalam sekali main hanya untuk gim. Saya melakukan pembelian dalam aplikasi (in-app purchase/IAP) di gim tersebut untuk membantu saya dalam menyelesaikan tugas yang diminta. Saya lupa nama gimnya karena langsung saya hapus dari ponsel begitu saya sadar saya telah mengeluarkan uang sebanyak itu. 

Lantas, setelah itu apakah saya jera? Tentu saja tidak. Terakhir, saya bermain Dyslite. Entah berapa ratus ribu telah saya keluarkan untuk membuat karakter jagoan saya semakin mumpuni. Untung saya segera tersadar kalau saya mulai ketagihan dan ini bisa berbahaya buat kantong saya. Soalnya, Dyslite sering kasih promo IAP yang harganya jadi cuma kisaran puluhan ribu rupiah. Kalau bisa cuma sekali beli sih, barangkali tidak masalah ya. Namun, kalau terlalu sering beli, ya lama-lama jadi banyak juga. Masalahnya, saya termasuk gerombolan orang yang berpikir, "Ah, harganya cuma segini. Mumpung promo. Beli ah. Punya duit ini."


gambar dari sini 


Sadar gim ponsel bisa membuat keuangan saya bocor, saya beralih ke Steam, sebuah tempat yang menyediakan berbagai jenis gim, baik yang gratis dan berbayar. Tidak seperti IAP sebelumnya di gim ponsel, sejauh ini saya beli gim di Steam untuk gim yang satu kali bayar saja. Saya membatasi harga maksimal gim yang akan saya beli, sebesar Rp350ribu. Jika harga gimnya di atas itu, lupakan. 

Saya kurang tahu apakah gim yang ada di Steam juga ada yang menerima IAP seperti gim ponsel--beli item ini itu agar karakter jagoan semakin mandraguna atau beli item untuk dekorasi rumah. Kalaupun iya, saya tidak tertarik untuk membeli. Mungkin ini juga yang membuat saya betah di Steam karena saya tidak terpapar berbagai promo IAP di gimnya ketika sedang dimainkan. Berbeda dengan gim ponsel yang terang-terangan menampilkan promo IAP yang buat orang lemah seperti saya bisa membuat saya menyerah dalam sekejap. 

Meski saya sudah pindah haluan dengan main gim di laptop, permasalahan kecanduan gim tetap menjadi ancaman. Sekarang saya kembali ketagihan main Civilization VI. Padahal gim ini sudah sejak lama tidak saya mainkan. Sudah berbulan-bulan yang lalu. Namun, sewaktu pulang kampung kemarin, saya banyak menghabiskan waktu bermain gim tersebut. Pernah seharian penuh--bahkan sampai malam--saya tidak ke mana-mana, hanya di depan laptop, berpikir keras bagaimana caranya Gitarja bisa menguasai dunia. Alhamdulillah, saya berhasil. Alhamdulillah, Nusantara berjaya.😌


Kapan lagi coba Indonesia bisa menguasai dunia lewat jalur sains? 😌


Ketagihan itu masih berlanjut hingga sekarang. Ini sudah tidak sehat lagi. Saya harus segera mencari cara untuk bisa lepas dari kecanduan ini. Karena masih banyak film dan serial yang belum saya tonton, juga masih banyak buku yang belum saya baca.

3 comments

  1. Aku jadi ingat masa-masa dulu kecanduan main Ayodance 😂 sampai bela-bela ke warnet buat main Ayodance, pulang sekolah kalau lagi nunggu dijemput, mampir dulu ke warnet dekat sekolah buat main (terus warnetnya sering kena razia sama guru sekolah soalnya banyak yang suka bolos sekolah dan lari ke warnet 🤣). Dulu juga ketagihan main Amoeba Pico di Facebook *game FB banget*. Itu mainnya sampai jam 2 subuh padahal mainnya apa sih.. cuma dress-up dan ngobrol sama orang doang 😂. Aku pada dasarnya suka game yang bisa dress-up + online social interaction gitu wkwk. Cuma aku dari dulu termasuk gamers yang nggak mau keluarin uang cash buat beli item 😂. Satu2nya momen aku pernah beli cash cuma pas Ayodance aja, itu juga kalau nggak salah nggak sampai 100rb wkwk

    Sekarang aku masih main game juga, tapi mainnya bareng teman-teman lewat apps di Steam juga atau di aplikasi Xbox (sejenis Steam). Kalau Xbox ini tipe langganan, kalau nggak salah bayar 50rb per bulan buat bisa main semua game yang ada di Xbox Pass.

    Kesannya kayak gamers abiess ya aku nih, tapi percaya lah, aku cupu kalau main, Kak WKWK cuma senang mainnya aja 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti kamu gim kayak The Sims juga dong? Kan itu bisa dress-up juga. Dekor rumah juga.

      Delete
  2. Dulu sih ketagihan, cuma berhubung aktifitas lagi banyak di dunia nyata, jadi ga sempet lagi main2 gim. Solusinya sebenernya emang perbanyak aktifitas di dunia nyata sih, bikin chalenge buat diri sendiri

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.