Ketika Atlet Berhasil Bangkit dari Keterpurukan

Saat saya sedang membaca tulisan-tulisan lawas blog ini, saya membaca kembali tulisan ini. Saya sudah lupa saya pernah menulis tulisan tersebut. Ternyata di blog ini saya pernah menulis tentang bulu tangkis.

Sejak kecil saya memang suka olahraga tepok bulu. Meski tidak terlalu pandai memainkannya, tetapi perihal nonton pertandingannya -- bersama Papa -- sudah pasti nomor satu. Dulu, setiap ada kejuaraan yang ditayangkan di televisi, saya dan Papa hampir tidak pernah absen nonton. Bertahun-tahun kemudian saya berhenti begitu saja mengikuti bulu tangkis. 

Baru sekitar 2 - 3 tahun belakangan ini saya kembali mengikuti bulu tangkis dengan lumayan serius. Jika tidak salah ingat, saya mulai mengikuti bulu tangkis lagi menjelang Olimpiade Tokyo 2020. Tentu saja banyak nama baru yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Gregoria Mariska Tunjung adalah salah satu nama dari sekian banyak atlet bulu tangkis yang baru saya dengar. 

Saya pun mengikuti akun-akun yang sering membahas bulu tangkis di Twitter. Pelan-pelan saya mulai hafal nama-nama atlet bulu tangkis Indonesia, ditambah dengan pemain luar. Setiap ada kejuaraan saya berusaha untuk nonton. Lumayan buat jadi tontonan hiburan kalau pemain kita menang. Sangat bikin stres kalau pemain kita kalah. Hahaha. 

Pengetahuan bulu tangkis saya memang tidak ada apa-apanya dibandingkan akun-akun yang saya ikuti di Twitter. Pun begitu dengan tingkat militansi. Tetapi, saya cukup mengikuti jatuh bangun pemain kita selama 2 - 3 tahun ini.

Mengikuti kondisi terpuruk pemain kita sungguh tidak mudah buat saya sebagai pecinta bulu tangkis Indonesia. Ada kalanya saya sempat stres dan marah-marah sendiri melihat permainan mereka yang jelek, jauh di bawah standar permainan terbaik mereka. Saya pernah tidak berani berharap lagi untuk prestasi bulu tangkis Indonesia sampai-sampai saya mau kembali berhenti mengikuti bulu tangkis. Soal perbulutangkisan ini lama-lama menjadi personal dan saya sebal! Meski sebal, tetap saja ditonton. Seperti masokis saja senang menyakiti diri sendiri. 😑

Namun, belakangan saya cukup bergembira. Dari kondisi terpuruk pelan-pelan pemain kita mulai bangkit, seperti Gregoria dan Anthony Sinisuka Ginting. Saya menyebut dua nama itu karena keduanya benar-benar saya perhatikan.

Jorji, nama panggilan Gregoria di media sosial, pernah menulis curhat di akun Twitter-nya tentang kesedihannya akan prestasinya yang tidak kunjung naik. Setelah itu permainannya mulai membaik. Permainannya jadi lebih enak dilihat karena Jorji menampilkan permainan tidak mau menyerah. Pukulan-pukulannya juga cantik. Meskipun kalah, ia memberikan perlawan sengit. Ia mulai konsisten masuk perempat final dan semifinal. Awal tahun ini ia membuat target di tahun 2023 untuk jadi juara dan masuk ranking 10 besar dunia. Tidak sampai setahun setelah curhat di Twitter, Jorji berhasil menjuarai Spain Masters 2023 dan sekarang sudah jadi WR10. Saatnya Jorji bikin target baru: masuk top 5. 


gambar dari sini 


Ginting juga demikian. Cukup lama dia terpuruk. Dia mulai meragukan dirinya sendiri. Pernah dia bilang, "Kok gini ya, Mas, padahal saya sudah main maksimal?" Jadi, ketika dia membanting raket setelah jadi juara di Singapore Open 2022, saya bisa memaklumi. Itu merupakan luapan ekspresinya akhirnya bisa jadi juara lagi setelah 2,5 tahun. Saya juga melihat Ginting membanting raket sebagai ekspresinya dia bisa bermain baik setelah sebelumnya mainnya cukup mengecewakan. Yang paling baru, Ginting kembali bermain luar biasa di Badminton Asia Championship 2023. Ginting menjadi kampiun setelah di laga final dia mengalahkan Loh Kean Yew dengan skor meyakinkan 21-12 dan 21-8. 


gambar dari akun Twitter resmi PBSI 


Bisa menyaksikan perjuangan Jorji dan Ginting, atau atlet mana saja, untuk bisa bangkit dari keterpurukan merupakan sebuah kehormatan. Ada kepuasan tersendiri. Saya ikut bahagia melihat mereka tersenyum lebar ketika berada di podium tertinggi. Semua usaha dan kerja keras mereka selama ini tidak sia-sia. Terbayar lunas. 

Saya berharap semoga semua atlet kita tetap konsisten untuk selalu tampil baik, dijauhkan dari cedera, selalu  sehat, dan bisa membawa emas di Olimpiade Paris 2024 nanti. Amin!

2 comments

  1. Setiap individu terlahir dengan gendre masing2 ya, Mas. Terima kasih telah berbagi informasi.

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.