Mari Kita Coba Lagi di Piala Sudirman Berikutnya

Hari ini suasana hati saya sedang buruk. Penyebabnya kekalahan telak tim bulu tangkis Indonesia melawan China di Piala Sudirman semalam. Saking buruknya suasana hati ini, saya sebenarnya sudah tidak mau membahas ini di blog. Rasanya ingin istirahat dulu, tetapi ya tanggung sih. Sekalian saja saya meluapkan kekesalan di sini.

 
gambar dari akun twitter PBSI


Intinya, saya cuma mau bilang semoga PBSI segera berbenah untuk memperbaiki, memperkuat, meningkatkan, mental para pemain kita biar tetap bisa konsisten oke permainannya, tetap bisa tenang dan fokus meski sudah tertinggal, tetap bisa menguasai emosi meski sudah unggul jauh, tidak panik meski skor yang sudah unggul jauh bisa terkejar, dan bisa mengunci kemenangan di saat poin sudah unggul. 

Karena dari pertandingan dua hari berturut-turut--melawan Thailand di penentuan juara grup dan melawan China di babak perempat final--pemain kita polanya sama: ngegas di awal, sudah unggul jauh, lalu terkejar dan jadi panik, kemudian kalah. Rasanya seperti diberi harapan palsu. Capek banget tahu. Yang membuat sedih dan kecewa itu karena sudah ada kesempatan untuk menang, tetapi disia-siakan. 

Cuma ya sudahlah. Penggemar bulu tangkis merasakan kecewa itu wajar. Pemain juga pasti lebih kecewa lagi. Saya cuma bisa berharap semoga PBSI segera berbenah dan mengevaluasi diri dengan penampilan tim di Piala Sudirman ini. Jangan berlarut-larut. Karena mau sebagus apapun teknik yang dimiliki akan percuma seandainya tidak memiliki mental dan daya juang tinggi. Kalau masih begini-begini saja, agak sulit ya sepertinya kalau mau menang di kejuaraan beregu apapun dan juga di kejuaraan individu. 

Jadi, mari sekali lagi kita ucapkan: Mari kita coba lagi di Piala Sudirman berikutnya. 

2 comments

  1. Bultang jadi olahraga kedua harapan bangsa Indonesia setelah sepakbola, keduanya ini gak bisa lepas, dari kata overprud.

    Itulah yang merusak mental para atlet, padahal fans dan supporter bertindak sewajarnya saja. Mungkin dengan begitu mental atletnya bisa lebih terjaga. Tapi ya memang kalau mau juara ya harus kuat mentalnya, karena itu melebihi skil, mental > skill? Setujukah dengan itu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang kalau mau jadi juara dan lama berada di puncak, mentalnya harus kuat. Tontowi Ahmad mengakui kalau skill dia tuh sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi dia punya mental yang kuat dan gak mau kalah. Dipasangkan dengan Butet yang sama-sama mentalitas yang sama jadinya klop. Dan kita sudah lihat hasilnya bagaimana. :D

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.