Trip Semarang Hari Kedua

Melanjutkan kisah jalan-jalan saya ke Semarang sebelumnya, tulisan ini adalah cerita di hari kedua saya di Semarang tanggal 18 Agustus 2023. 

Pagi hari kamisaya dan Fitrisarapan di Toko Oen yang legendaris itu. Toko ini berdiri sejak tahun 1910 dan berlokasi di Jalan Pemuda No. 52, Semarang. Saya lupa saya pesan apa untuk sarapan pagi itu. Rasanya kurang cocok buat saya karena terlalu asin. Saya juga memesan es krim coklat. 

Kenyang sarapan, kami jalan kaki ke Lawang Sewu. Kalau lihat dari Google Maps sih seharusnya dekat ya. Cuma 1.6 km. Menurut Google Maps, waktu tempuh sekitar 23 menit. Yang tidak kami perhitungkan adalah panasnya Semarang. Dan saya, yang merasa sok kuat, ternyata sepanjang perjalanan membatin, "Mana ini Lawang Sewu-nya kok tidak sampai-sampai?" Karena letaknya yang dekat dengan hotel tempat kami menginap, kami putuskan untuk melipir ke hotel saja. Tidur siang dan akan ke Lawang Sewu di sore hari. Ha, ha, ha. 

Lawang Sewu adalah tujuan utama saya ke Semarang. Saya penasaran dengan gedung bersejarah milik PT KAI ini. Reputasi yang saya dengar adalah Lawang Sewu ini seram alias berhantu. Ternyata Lawang Sewu tidak seram kok. Kesan yang saya tangkap malah Lawang Sewu ini arsitekturnya keren banget. Bangunan zaman Belanda tuh memang beda ya... Material bangunannya pilihan dan desainnya dibuat matang. Tidak asal-asalan. Dan yang pasti, banyak banget tempat yang oke buat berfoto. Intinya, saya suka banget dengan Lawang Sewu!


gambar dari sini 


Sebuah tips kalau ke Lawang Sewu: pakai jasa pemandu wisata yang ada. Biar kita bisa paham dengan sejarah Lawang Sewu. Pemandu wisata di Lawang Sewu yang saya rekomendasikan: Mas Ambon! Beliau sangat menguasai sejarah Lawang Sewu. Mas Ambon bisa menjawab semua pertanyaan saya terkait Lawang Sewu. Selain itu, Mas Ambon jago banget ambil foto. Fitri sampai curiga jangan-jangan Mas Ambon ini juga nyambi jadi fotografer. Wkwkwk. 


salah satu contoh foto yang diambil Mas Ambon


Puas berkeliling di Lawang Sewu, kami melanjutkan wisata kami ke Kelenteng Sam Poo Kong. 




Saya dan Fitri tidak lama di sini karena kelentengnya sedang ada acara juga. Jadi, ya, setelah foto-foto, kami duduk-duduk sebentar seraya menikmati minuman. Pukul 6 sore saya dan Fitri berpisah. Fitri akan jalan dengan temannya, sementara saya akan balik ke hotel untuk bersiap-siap bertemu dengan NonaRia di Spiegel Bar & Bistro. Dalam rangka mengapresiasi NonaRia, saya akan membuat tulisan terpisah menceritakan pengalaman saya nonton NonaRia secara langsung. Sementara itu, izinkan saya melampirkan secuplik video NonaRia. 😁




Demikianlah cerita jalan-jalan hari kedua di Semarang. Tunggu kelanjutan ceritanya ya! 

4 comments

  1. kalo liat lawang sewu, jadi teringat webtoonnya soekirman. Dulu seru banget bacanya, pas lagi cerita ke lawang sewu. Jadi kepengen kesana sampe sekarang.

    ReplyDelete
  2. Bahan bangunan di lawang sewu banyak yang didatangkan dari eropa. Seperti kaca patri dan marmer. Belum lagi pembangunan lawang sewu yang menyesuaikan dengan kondisi semarang yang panas. Oleh sebab itu lawang sewu memiliki banyak pintu dan plafon yang tinggi. Selain itu, saluran air yang ada di bawah gedung berfungsi untuk sistem pendingin ruangan alami.

    Seru banget bisa nonton nonaria di spiegel. Lagu-lagunya cocok dengan suasana di gedung spiegel.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya! Beneran seru banget nonton NonaRia di Spiegel. Bener-bener gak rugi nontonnya.

      Delete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.